BI sebut STC 2023 tingkatkan perekonomian Papua
30 Agustus 2023 14:49 WIB
Arsip foto - Penjaga stan merapikan tas noken yang dijual saat pameran UMKM binaan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UKM dan Tenaga Kerja (Disperindag) Kota Jayapura di Kantor Wali Kota Jayapura, Papua, Kamis (6/4/2023). ANTARA FOTO/Sakti Karuru/tom/aa.
Jayapura (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Papua menyebutkan pelaksanaan Sail Teluk Cenderawasih (STC) 2023 pada 1-7 November akan meningkatkan perekonomian Papua khususnya kawasan Teluk Cenderawasih.
Kepala Kantor Perwakilan BI Papua Juli Budi Winantya di Jayapura, Rabu, mengatakan STC 2023 merupakan festival budaya yang menarik minat wisatawan dan akan berdampak pada sektor perdagangan serta pariwisata terutama penyediaan akomodasi dan makan- minum.
Untuk menggerakkan pariwisata perlu terus didorong karena dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja yang cukup besar.
Selain itu, pengembangan sektor pariwisata penting untuk memperkuat struktur perekonomian, sehingga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang lebih beragam dan tidak hanya bergantung pada satu sektor.
Pelaksanaan festival budaya dan pariwisata di Papua menjadi atraksi wisata yang melibatkan nilai sosial, ekonomi dan lingkungan, apalagi masing-masing daerah memiliki keunggulan destinasi wisata dengan atraksi yang melimpah, terutama wisata alam dan community-based tourism.
Baca juga: Dispar Biak Numfor sebut 38 kapal yacth wisman mendaftar ikut STC 2023
Baca juga: Pemkab Biak undang Menparekraf Sandiaga Uno hadiri pembukaan STC 2023
Walaupun demikian, kata Juli, integrasi antartitik destinasi masih belum terkoneksi sehingga lama wisatawan tinggal belum optimal.
"Perlu kerja sama dengan pelaku pariwisata demi menumbuhkan paket perjalanan wisata yang terintegrasi," harap Juli Budi Winantya.
Diakui, untuk meningkatkan kunjungan wisatawan juga perlu adanya perbaikan konektivitas transportasi dan infrastruktur (jaringan telekomunikasi) di daerah wisata serta penguatan sistem informasi dan data pengunjung.
Di samping itu akomodasi yang masih terbatas sehingga perlu peningkatan kepedulian pengelola destinasi dan pengunjung untuk merawat dan menjaga fasilitas umum yang telah dibangun.
Pentingnya penetapan regulasi dan retribusi seperti tarif parkir, tiket wisata, maupun transportasi untuk mendorong pemeliharaan sarana dan prasarana di lokasi wisata sekaligus kontribusi PAD.
Selain itu promosi yang harus dioptimalkan baik oleh pemerintah maupun pengelola wisata agar menarik minat wisatawan, kata Juli.
Baca juga: Pelaku usaha Biak optimis kunjungan wisatawan meningkat saat STC
Baca juga: BI promosikan produk unggulan asal Tanah Papua
Kepala Kantor Perwakilan BI Papua Juli Budi Winantya di Jayapura, Rabu, mengatakan STC 2023 merupakan festival budaya yang menarik minat wisatawan dan akan berdampak pada sektor perdagangan serta pariwisata terutama penyediaan akomodasi dan makan- minum.
Untuk menggerakkan pariwisata perlu terus didorong karena dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja yang cukup besar.
Selain itu, pengembangan sektor pariwisata penting untuk memperkuat struktur perekonomian, sehingga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang lebih beragam dan tidak hanya bergantung pada satu sektor.
Pelaksanaan festival budaya dan pariwisata di Papua menjadi atraksi wisata yang melibatkan nilai sosial, ekonomi dan lingkungan, apalagi masing-masing daerah memiliki keunggulan destinasi wisata dengan atraksi yang melimpah, terutama wisata alam dan community-based tourism.
Baca juga: Dispar Biak Numfor sebut 38 kapal yacth wisman mendaftar ikut STC 2023
Baca juga: Pemkab Biak undang Menparekraf Sandiaga Uno hadiri pembukaan STC 2023
Walaupun demikian, kata Juli, integrasi antartitik destinasi masih belum terkoneksi sehingga lama wisatawan tinggal belum optimal.
"Perlu kerja sama dengan pelaku pariwisata demi menumbuhkan paket perjalanan wisata yang terintegrasi," harap Juli Budi Winantya.
Diakui, untuk meningkatkan kunjungan wisatawan juga perlu adanya perbaikan konektivitas transportasi dan infrastruktur (jaringan telekomunikasi) di daerah wisata serta penguatan sistem informasi dan data pengunjung.
Di samping itu akomodasi yang masih terbatas sehingga perlu peningkatan kepedulian pengelola destinasi dan pengunjung untuk merawat dan menjaga fasilitas umum yang telah dibangun.
Pentingnya penetapan regulasi dan retribusi seperti tarif parkir, tiket wisata, maupun transportasi untuk mendorong pemeliharaan sarana dan prasarana di lokasi wisata sekaligus kontribusi PAD.
Selain itu promosi yang harus dioptimalkan baik oleh pemerintah maupun pengelola wisata agar menarik minat wisatawan, kata Juli.
Baca juga: Pelaku usaha Biak optimis kunjungan wisatawan meningkat saat STC
Baca juga: BI promosikan produk unggulan asal Tanah Papua
Pewarta: Evarukdijati
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023
Tags: