Balai Desa Dieng Wetan mulai ditinggalkan
20 April 2013 08:49 WIB
Seorang polisi berjalan di lokasi bencana tanah longsor di kawasan dataran tinggi Dieng Desa Setieng, Kejajar, Wonosobo, Jateng, Minggu (18/12). Longsor yang terjadi akibat hujan deras yang mengguyur kawasan itu mengakibatkan belasan rumah hanyut seorang warga tewas, dua orang luka berat, sepuluh orang hilang dan ratusan warga mengungsi. (FOTO ANTARA/Anis Efizudin)
Wonosobo, Jawa Tengah (ANTARA News) - Sebagian pengungsi dari beberapa desa di Kabupaten Banjarnegara ke Balai Desa Dieng Wetan, Kabupaten Wonosobo, akibat gempa yang terjadi Jumat (19/4) malam, pada Sabtu pagi mulai meninggalkan pengungsian.
Mereka yang pulang ke rumah terutama kaum laki-laki, sedangkan kaum perempuan dan anak-anak masih tinggal di pengungsian, yakni di Balai Desa Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar. Selain di balai desa, di lokasi tersebut juga didirikan tenda besar untuk pengungsi.
Berdasarkan pantauan, para pengungsi telah mendapat jatah makan pagi yang disiapkan oleh para sukarelawan. Sebagian pengungsi masih mencari anggota keluarganya karena tidak berkumpul dalam satu tempat pengungsian.
Camat Kejajar, Sutriatmo, mengatakan, akibat gempa semalam hingga saat ini, tidak ada laporan kerusakan bangunan di wilayah Kejajar.
"Alhamdulillah tidak ada kerusakan, kami hanya menerima pengungsi dari wilayah Banjarnegara dan Batang," katanya.
Ia mengatakan, pengungsi di Balai Desa Dieng Wetan dilaporkan 187 jiwa. Mereka berasal dari Desa Pekasiran, Kepakisan, dan Simpangan Kabupaten Banjarnegara serta dari Desa Siglagah Kabupaten Batang.
"Jumlah pengungsi tersebut yang terdata di Balai Desa Dieng Wetan, sedangkan yang mengungsi di rumah warga belum ada laporan," katanya.
Berdasarkan informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), kata dia, akibat gempa semalam tidak terdeteksi gas beracun sekitar Kawah Timbang, Desa Sumberejo, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
"Jalan di kawasan Dieng yang menghubungkan Wonosobo dengan Banjarnegara yang sempat ditutup karena khawatir ada sebaran gas beracun, mulai pukul 03.00 WIB jalur tersebut sudah dibuka kembali," katanya.
(H018/D007)
Mereka yang pulang ke rumah terutama kaum laki-laki, sedangkan kaum perempuan dan anak-anak masih tinggal di pengungsian, yakni di Balai Desa Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar. Selain di balai desa, di lokasi tersebut juga didirikan tenda besar untuk pengungsi.
Berdasarkan pantauan, para pengungsi telah mendapat jatah makan pagi yang disiapkan oleh para sukarelawan. Sebagian pengungsi masih mencari anggota keluarganya karena tidak berkumpul dalam satu tempat pengungsian.
Camat Kejajar, Sutriatmo, mengatakan, akibat gempa semalam hingga saat ini, tidak ada laporan kerusakan bangunan di wilayah Kejajar.
"Alhamdulillah tidak ada kerusakan, kami hanya menerima pengungsi dari wilayah Banjarnegara dan Batang," katanya.
Ia mengatakan, pengungsi di Balai Desa Dieng Wetan dilaporkan 187 jiwa. Mereka berasal dari Desa Pekasiran, Kepakisan, dan Simpangan Kabupaten Banjarnegara serta dari Desa Siglagah Kabupaten Batang.
"Jumlah pengungsi tersebut yang terdata di Balai Desa Dieng Wetan, sedangkan yang mengungsi di rumah warga belum ada laporan," katanya.
Berdasarkan informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), kata dia, akibat gempa semalam tidak terdeteksi gas beracun sekitar Kawah Timbang, Desa Sumberejo, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
"Jalan di kawasan Dieng yang menghubungkan Wonosobo dengan Banjarnegara yang sempat ditutup karena khawatir ada sebaran gas beracun, mulai pukul 03.00 WIB jalur tersebut sudah dibuka kembali," katanya.
(H018/D007)
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013
Tags: