NTB optimistis produksi padi tembus 1,35 juta ton di 2023
29 Agustus 2023 13:20 WIB
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB, Pathul Gani. (ANTARA/Nur Imansyah).
Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat optimistis mampu memenuhi target produksi padi sebanyak 1,35 juta ton gabah kering giling (GKG) di tahun 2023 meski di tengah ancaman El Nino.
"Kami optimistis target produksi beras 1,35 juta ton GKG di tahun ini bisa tercapai. Target ini meningkat dari tahun 2022 sebanyak 1,2 juta ton. Kalau jadi beras 1,35 juta ton sama artinya 923 ribu ton, sehingga kita ada surplus 300 ribu ton," kata Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB, Pathul Gani di Mataram, Selasa.
Ia mengatakan untuk memenuhi target 1,35 juta ton GKG, Pemerintah Provinsi (Pemprov) melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB bersama pemerintah kabupaten dan kota yang ada di NTB sudah melakukan sejumlah upaya atau terobosan.
Salah satu di antaranya mengoptimalkan penanaman padi di lahan-lahan yang sudah ada, khususnya di lahan persawahan yang jaringan airnya lancar, baik jaringan primer, sekunder dan tersier dengan luas areal pertanian di NTB mencapai 270 ribu hektar.
"Inilah yang kita optimalkan. Kalau strategi ini kita pakai maka kita bisa mengamankan air dari hulu dengan cara mengairi air ke sawah-sawah yang disiapkan untuk mempercepat proses tanam, sehingga dari yang bisa tanam satu kali padi bisa menjadi dua kali, dua kali menjadi tiga kali dari yang tiga kali bisa menjadi empat kali tanam," terang mantan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB ini.
Oleh karena itu, adanya optimalisasi lahan tersebut, pihaknya optimis target produksi padi di NTB di tahun 2023 bisa tembus 1,35 ton. Terlebih lagi NTB sudah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian RI sebagai salah satu daerah penyangga cadangan pangan nasional bersama tiga provinsi lain di Indonesia, Lampung, Banten, dan Kalimantan Selatan.
"Jadi patut kita syukuri di tengah ancaman El Nino produksi beras kita tetap meningkat sekitar 900-an ribu ton dengan kebutuhan lokal kita 600 ribu ton, sehingga ada surplus 300 ribu ton. Surplus beras inilah yang kemudian terdistribusi ke Bali, NTT dan sebagian Kalimantan," katanya.
Baca juga: Presiden harap bendungan buat produktivitas padi NTB naik drastis
Baca juga: PLN NTB dukung usaha penggilingan padi melalui pertanian elektrik
"Kami optimistis target produksi beras 1,35 juta ton GKG di tahun ini bisa tercapai. Target ini meningkat dari tahun 2022 sebanyak 1,2 juta ton. Kalau jadi beras 1,35 juta ton sama artinya 923 ribu ton, sehingga kita ada surplus 300 ribu ton," kata Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB, Pathul Gani di Mataram, Selasa.
Ia mengatakan untuk memenuhi target 1,35 juta ton GKG, Pemerintah Provinsi (Pemprov) melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB bersama pemerintah kabupaten dan kota yang ada di NTB sudah melakukan sejumlah upaya atau terobosan.
Salah satu di antaranya mengoptimalkan penanaman padi di lahan-lahan yang sudah ada, khususnya di lahan persawahan yang jaringan airnya lancar, baik jaringan primer, sekunder dan tersier dengan luas areal pertanian di NTB mencapai 270 ribu hektar.
"Inilah yang kita optimalkan. Kalau strategi ini kita pakai maka kita bisa mengamankan air dari hulu dengan cara mengairi air ke sawah-sawah yang disiapkan untuk mempercepat proses tanam, sehingga dari yang bisa tanam satu kali padi bisa menjadi dua kali, dua kali menjadi tiga kali dari yang tiga kali bisa menjadi empat kali tanam," terang mantan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB ini.
Oleh karena itu, adanya optimalisasi lahan tersebut, pihaknya optimis target produksi padi di NTB di tahun 2023 bisa tembus 1,35 ton. Terlebih lagi NTB sudah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian RI sebagai salah satu daerah penyangga cadangan pangan nasional bersama tiga provinsi lain di Indonesia, Lampung, Banten, dan Kalimantan Selatan.
"Jadi patut kita syukuri di tengah ancaman El Nino produksi beras kita tetap meningkat sekitar 900-an ribu ton dengan kebutuhan lokal kita 600 ribu ton, sehingga ada surplus 300 ribu ton. Surplus beras inilah yang kemudian terdistribusi ke Bali, NTT dan sebagian Kalimantan," katanya.
Baca juga: Presiden harap bendungan buat produktivitas padi NTB naik drastis
Baca juga: PLN NTB dukung usaha penggilingan padi melalui pertanian elektrik
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023
Tags: