Jakarta (ANTARA News) - Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan perusahaan milik negara siap menguasai ekonomi dengan menjadi konglomerasi BUMN mengalahkan konglomerasi swasta yang ruang geraknya sudah menyempit.

"Kalau BUMN digerakkan dengan tingkat antusiasme tinggi, kerja keras dan efisien seperti yang sudah dijalankan saat ini, maka konglomerasi BUMN bisa mengalahkan konglomerasi swasta yang sangat kuat pada zaman Soeharto sekalipun," kata Dahlan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat.

Menurut Dahlan, dahulu memang ada konglomerat-konglomerat yang merajai perekonomian nasional.

Namun setelah reformasi, ujarnya, terasa bahwa peranan ekonomi konglomerat tersebut menurun dan muncul ekonomi kerakyatan dengan pertumbuhan yang luar biasa, seperti bisnis informal, bisnis mikro, bisnis UKM, maka perekonomian berubah dari pola konglomerat menjadi perekonomian kecil.

Ia menjelaskan BUMN memiliki kekuatan yang luar biasa yang didukung kekuatan finansial, kepercayaan, akses, hingga kekuatan sumber daya manusia.

"Pada level tertentu BUMN kita memiliki SDM yang sangat bagus. Para CEO BUMN banyak yang berkibar dan ingin lari kencang. Saya sangat merasakannya," ujar Dahlan.

Ada gejala baru bahwa dalam konglomerasi BUMN, para pemimpin perusahaan yang memiliki kapasitas dan kemampuan manajerial sangat tinggi ingin diberi kesempatan untuk mengabdikan tenaga dan pikirannya bagi BUMN.

"Saya memberi apresiasi kepada CEO yang pintar dan haus perkembangan, karena mungkin dulunya mereka terhambat dalam berbagai hal. Kini saatnya CEO BUMN itu membuktikan bahwa dirinya mampu mengelola perusahaan dengan baik," tegas Dahlan.

Ia mencontohkan PT Wijaya Karya Tbk (Wika) memiliki CEO yang bagus, manajemen bagus, namun disayangkan tidak memiliki pipeline yang bagus.

"Menurut saya BUMN bukan bagus kalau semuanya dipegang oleh konglomerasi BUMN, tapi lebih bagaimana kekuatan ekonomi itu berada di tangat rakyat," ujarnya.

Menurut catatan, saat ini terdapat 142 BUMN, namun hanya sekitar 20 perusahaan saja yang memiliki kinerja keuangan sangat bagus.

Meski begitu, ke 20 perusahaan tersebut memiliki kapasitas sangat besar pada sektor masing-masing.

Untuk itulah dalam rangka memperkuat BUMN dan lebih fokus dalam segmentasi bisnis, Kementerian melakukan program "right sizing" (penyesuaian jumlah) perusahaan dari 142 BUMN menjadi sebanyal 86 perusahaan pada 2014, dan sebanyak 25 BUMN pada 2025.