Stok beras 1,6 juta ton, Bulog : jangan ada isu beras kurang
28 Agustus 2023 14:54 WIB
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi (kiri) bersama Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (kanan) saat memberi keterangan pers kepada media usai meninjau harga beras di Pasar Klender, Jakarta Timur, Senin. ANTARA/Kuntum Riswan.
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso meminta masyarakat tidak perlu khawatir stok beras di pasar kurang dan tidak mampu memenuhi kebutuhan karena jumlah Cadangan Beras Pemerintah (CBP) mencapai 1,6 juta ton.
“Saya berharap jangan sampai ada isu negatif kalau beras itu kurang. Kita ini beras 1,6 juta ton dan ini beras semuanya premium dan ini nanti untuk kegiatan operasi pasar,” kata Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso usai meninjau harga beras di Pasar Klender, Jakarta Timur, Senin.
Dirut Bulog yang akrab disapa Buwas itu menyampaikan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang telah dimulai sejak awal tahun akan lebih digencarkan pada Semester 2 seiring menurunnya produksi beras.
Namun, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya beras bantuan pemerintah tidak lagi didistribusikan melalui kemasan 50 kg dan dalam bentuk curah agar lebih tepat sasaran bisa langsung menjangkau konsumen rumah tangga.
Oleh karenanya ia meminta masyarakat untuk tidak panik mengenai ketersediaan beras dengan harga terjangkau di pasaran. Beras SPHP dikemas dalam kemasan 5 kg dan didistribusikan melalui ritel modern dan tradisional. Harga jual di pasar tradisional adalah Rp47 ribu per kemasan dan Rp47.250 per kemasan untuk ritel modern.
“Masyarakat tidak usah panik, tidak usah takut kalau tidak ada beras karena kita ada semua. Dan karena penyalurannya ini sekarang yang tadi saya sampaikan bahwa Bulog sekarang menyalurkannya langsung ke pasar-pasar dan ritel-ritel dengan harga yang tadi. Nah kita akan dibantu oleh dinas pasar dan lain sebagainya, sehingga kita tepat sasaran drop-nya, tidak salah sasaran kepada orang-orang yang hanya menimbun dan kemudian menaikkan harga,” jelas Buwas.
Adapun mulai 28 Agustus, Bulog memulai Gerakan SIGAP SPHP atau Siap Jaga Harga Pasar dengan SPHP (operasi pasar) di seluruh Indonesia. Beras SPHP dipastikan akan membanjiri pasar-pasar di seluruh daerah melalui pedagang pengecer dan juga tersedia di ritel-ritel modern.
Sejak awal tahun hingga hari ini, Bulog sudah menggelontorkan sebanyak 723 ribu ton beras SPHP di seluruh Indonesia. Pihaknya juga sudah mengeluarkan instruksi ke seluruh jajaran bahwa Gerakan SIGAP SPHP ini harus berjalan lancar sepanjang tahun.
"Kami pantau secara terus menerus situasi sekarang ini dan dengan kekuatan stok cadangan beras pemerintah yang dikuasai Bulog saat ini sebanyak 1,6 juta ton maka kami yakinkan kepada seluruh masyarakat untuk tidak perlu khawatir karena Bulog memiliki stok yang sangat aman untuk kebutuhan stabilisasi harga beras sepanjang tahun," tegasnya.
Baca juga: NFA pastikan Bulog sudah amankan stok 1,6 juta ton beras
Baca juga: Antisipasi El Nino, pemerintah siapkan stok beras 2,2 juta ton
Baca juga: Bulog sasar tiga negara tujuan impor usai India stop ekspor beras
“Saya berharap jangan sampai ada isu negatif kalau beras itu kurang. Kita ini beras 1,6 juta ton dan ini beras semuanya premium dan ini nanti untuk kegiatan operasi pasar,” kata Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso usai meninjau harga beras di Pasar Klender, Jakarta Timur, Senin.
Dirut Bulog yang akrab disapa Buwas itu menyampaikan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang telah dimulai sejak awal tahun akan lebih digencarkan pada Semester 2 seiring menurunnya produksi beras.
Namun, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya beras bantuan pemerintah tidak lagi didistribusikan melalui kemasan 50 kg dan dalam bentuk curah agar lebih tepat sasaran bisa langsung menjangkau konsumen rumah tangga.
Oleh karenanya ia meminta masyarakat untuk tidak panik mengenai ketersediaan beras dengan harga terjangkau di pasaran. Beras SPHP dikemas dalam kemasan 5 kg dan didistribusikan melalui ritel modern dan tradisional. Harga jual di pasar tradisional adalah Rp47 ribu per kemasan dan Rp47.250 per kemasan untuk ritel modern.
“Masyarakat tidak usah panik, tidak usah takut kalau tidak ada beras karena kita ada semua. Dan karena penyalurannya ini sekarang yang tadi saya sampaikan bahwa Bulog sekarang menyalurkannya langsung ke pasar-pasar dan ritel-ritel dengan harga yang tadi. Nah kita akan dibantu oleh dinas pasar dan lain sebagainya, sehingga kita tepat sasaran drop-nya, tidak salah sasaran kepada orang-orang yang hanya menimbun dan kemudian menaikkan harga,” jelas Buwas.
Adapun mulai 28 Agustus, Bulog memulai Gerakan SIGAP SPHP atau Siap Jaga Harga Pasar dengan SPHP (operasi pasar) di seluruh Indonesia. Beras SPHP dipastikan akan membanjiri pasar-pasar di seluruh daerah melalui pedagang pengecer dan juga tersedia di ritel-ritel modern.
Sejak awal tahun hingga hari ini, Bulog sudah menggelontorkan sebanyak 723 ribu ton beras SPHP di seluruh Indonesia. Pihaknya juga sudah mengeluarkan instruksi ke seluruh jajaran bahwa Gerakan SIGAP SPHP ini harus berjalan lancar sepanjang tahun.
"Kami pantau secara terus menerus situasi sekarang ini dan dengan kekuatan stok cadangan beras pemerintah yang dikuasai Bulog saat ini sebanyak 1,6 juta ton maka kami yakinkan kepada seluruh masyarakat untuk tidak perlu khawatir karena Bulog memiliki stok yang sangat aman untuk kebutuhan stabilisasi harga beras sepanjang tahun," tegasnya.
Baca juga: NFA pastikan Bulog sudah amankan stok 1,6 juta ton beras
Baca juga: Antisipasi El Nino, pemerintah siapkan stok beras 2,2 juta ton
Baca juga: Bulog sasar tiga negara tujuan impor usai India stop ekspor beras
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023
Tags: