Ketua MPR dorong percepatan transportasi umum yang murah dan aman
28 Agustus 2023 14:26 WIB
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kanan) naik kereta LRT dari Stasiun Cawang menuju Stasiun Dukuh Atas usai meresmikan LRT Jabodebek di Jakarta, Senin (28/8/2023). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom/am.
Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong adanya percepatan transportasi umum yang murah, aman dan saling terkoneksi antar daerah agar dapat mengurangi kemacetan serta polusi udara.
Hal itu disampaikan Bambang saat mendampingi Presiden Joko Widodo meresmikan Lintas Raya Terpadu Jakarta - Bogor - Depok - Bekasi (LRT Jabodebek di Stasiun LRT Cawang, Jakarta, Senin.
"Sebuah pencapaian terbesar dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo. Setelah sebelumnya menghadirkan MRT, kini di usia 78 tahun kemerdekaan, akhirnya bisa memiliki moda transportasi massal LRT yang murah, aman, nyaman, saling terkoneksi antar daerah, sekaligus terintegrasi dengan transportasi umum lainnya. Mempermudah masyarakat untuk bermigrasi dari menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi massal yang pada akhirnya bisa mengurangi kemacetan sekaligus mengurangi polusi udara," ujar pria yang akrab disapa Bamsoet dalam keterangan resminya yang diterima ANTARA, Senin.
Bamsoet mengatakan bahwa LRT Jabodebek terbagi dalam dua line. Cibubur Line dengan jarak tempuh 24,3 Km yang memiliki 12 stasiun pemberhentian serta Bekasi Line dengan jarak tempuh 27,3 Km yang memiliki 14 stasiun pemberhentian. Kapasitas angkut sebanyak 1.308 penumpang setiap rangkaian kereta.
"Waktu tempuh LRT sangat cepat karena mampu menempuh kecepatan hinga 80 Km/jam. Dari Stasiun Harjamukti menuju Jakarta sejauh 24 kilometer, hanya membutuhkan waktu sekitar 43 menit. Bila naik kendaraan pribadi, bisa 1,5 bahkan sampai 2 jam," jelas Bamsoet.
Lebih lanjut, mantan Ketua DPR tersebut menjelaskan bahwa LRT ini telah terintegrasi antar wilayah Jabodebek dan dekat dengan berbagai stasiun moda transportasi lainnya sehingga sangat memudahkan mobilitas masyarakat.
"Misalnya Stasiun Dukuh Atas, lokasinya berada di dekat Stasiun KRL Sudirman, Stasiun MRT Dukuh Atas BNI, Stasiun KA Bandara BNI City, halte Transjakarta, serta berbagai moda transportasi lainnya. Serta Stasiun Halim yang terintegrasi dengan stasiun kereta cepat Jakarta–Bandung serta dekat dengan Bandara Internasional Halim Perdanakusuma," terang Bamsoet.
Bamsoet menjelaskan pembangunan LRT Jabodebek dikerjakan oleh anak bangsa melibatkan empat BUMN yakni PT Adhi Karya, PT Len Industri, PT INKA, dan PT Kereta Api Indonesia. Total biaya pembangunan mencapai Rp32,6 triliun.
"Pengoperasian LRT Jabodebek dijalankan tanpa bantuan masinis, melainkan tersambung ke dalam sistem CBTC, atau sistem pengoperasian kereta berbasis komunikasi dari pusat kendali operasi. Membuktikan bahwa Indonesia mampu menghadirkan transportasi publik perkeretaapian yang maju, modern dan berteknologi tinggi," pungkas Bamsoet.
Turut hadir dalam peresmian tersebut antara lain, Ketua MK RI Anwar Usman, Ketua KY RI Amzulian Rifai, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Mensesneg Pratikno, Menkeu Sri Mulyani, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, serta Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum.
Hal itu disampaikan Bambang saat mendampingi Presiden Joko Widodo meresmikan Lintas Raya Terpadu Jakarta - Bogor - Depok - Bekasi (LRT Jabodebek di Stasiun LRT Cawang, Jakarta, Senin.
"Sebuah pencapaian terbesar dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo. Setelah sebelumnya menghadirkan MRT, kini di usia 78 tahun kemerdekaan, akhirnya bisa memiliki moda transportasi massal LRT yang murah, aman, nyaman, saling terkoneksi antar daerah, sekaligus terintegrasi dengan transportasi umum lainnya. Mempermudah masyarakat untuk bermigrasi dari menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi massal yang pada akhirnya bisa mengurangi kemacetan sekaligus mengurangi polusi udara," ujar pria yang akrab disapa Bamsoet dalam keterangan resminya yang diterima ANTARA, Senin.
Bamsoet mengatakan bahwa LRT Jabodebek terbagi dalam dua line. Cibubur Line dengan jarak tempuh 24,3 Km yang memiliki 12 stasiun pemberhentian serta Bekasi Line dengan jarak tempuh 27,3 Km yang memiliki 14 stasiun pemberhentian. Kapasitas angkut sebanyak 1.308 penumpang setiap rangkaian kereta.
"Waktu tempuh LRT sangat cepat karena mampu menempuh kecepatan hinga 80 Km/jam. Dari Stasiun Harjamukti menuju Jakarta sejauh 24 kilometer, hanya membutuhkan waktu sekitar 43 menit. Bila naik kendaraan pribadi, bisa 1,5 bahkan sampai 2 jam," jelas Bamsoet.
Lebih lanjut, mantan Ketua DPR tersebut menjelaskan bahwa LRT ini telah terintegrasi antar wilayah Jabodebek dan dekat dengan berbagai stasiun moda transportasi lainnya sehingga sangat memudahkan mobilitas masyarakat.
"Misalnya Stasiun Dukuh Atas, lokasinya berada di dekat Stasiun KRL Sudirman, Stasiun MRT Dukuh Atas BNI, Stasiun KA Bandara BNI City, halte Transjakarta, serta berbagai moda transportasi lainnya. Serta Stasiun Halim yang terintegrasi dengan stasiun kereta cepat Jakarta–Bandung serta dekat dengan Bandara Internasional Halim Perdanakusuma," terang Bamsoet.
Bamsoet menjelaskan pembangunan LRT Jabodebek dikerjakan oleh anak bangsa melibatkan empat BUMN yakni PT Adhi Karya, PT Len Industri, PT INKA, dan PT Kereta Api Indonesia. Total biaya pembangunan mencapai Rp32,6 triliun.
"Pengoperasian LRT Jabodebek dijalankan tanpa bantuan masinis, melainkan tersambung ke dalam sistem CBTC, atau sistem pengoperasian kereta berbasis komunikasi dari pusat kendali operasi. Membuktikan bahwa Indonesia mampu menghadirkan transportasi publik perkeretaapian yang maju, modern dan berteknologi tinggi," pungkas Bamsoet.
Turut hadir dalam peresmian tersebut antara lain, Ketua MK RI Anwar Usman, Ketua KY RI Amzulian Rifai, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Mensesneg Pratikno, Menkeu Sri Mulyani, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, serta Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum.
Pewarta: Hendri Sukma Indrawan
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2023
Tags: