Kontribusi tekstil Indonesia diharapkan tembus 5 persen
19 April 2013 01:44 WIB
Menteri Perindustrian Mohamad S. Hidayat menerima cideramata yang diserahkan Ketua API Ade Sudrajat (ke tiga dari kiri) dan disaksikan ketua dewan Penasehat API Benny Soetrisno, dan Wakil Ketua API Mintarjo Hakim seusai memberikan sambutan dan membuka Munas XIII Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, 18 April 2013 (kemenperin.go.id)
Jakarta (ANTARA News) - Industri tekstil Indonesia diharapkan mampu untuk meningkatkan kotribusi kebutuhan tekstil dunia sebesar lima persen dalam waktu sepuluh tahun ke depan.
"Kontribusi Indonesia untuk kebutuhan tekstil dunia baru 1,8 persen, saya berharap dalam waktu sepuluh tahun lagi meningkat menjadi 4 atau 5 persen," kata Menteri Peridustrian MS Hidayat, seusai membuka Munas Asosiasi Pertekstilan Indonesia, di Jakarta, Kamis.
Hidayat mengatakan, Indonesia memang bukan industri tekstil terbesar namun telah masuk dalam jajaran sepuluh besar industri tekstil di dunia, bahkan untuk ASEAN saja peringkat Indonesia berada di bawah Vietnam yang menjadi negara dengan industri tekstil terbesar.
"Saya yakin industri tekstil di Indonesia akan meningkat, banyak investor dari China yang melirik untuk melakukan investasi di sini karena mereka memiliki masalah tenaga kerja di sana," ujar Hidayat.
Hidayat menjelaskan, meskipun Indonesia memiliki masalah tenaga kerja, namun tidak sebesar permasalahan di China, hanya saja kemampuan tenaga kerja di Indonesia masih tergolong rendah.
"Kami sudah merancang adanya pelatihan-pelatihan bagi tenaga kerja Indonesia agar bisa menambah kemampuan diri seperti di Jawa Tengah, dan saat ini sedang dipersiapkan di Jawa Barat," kata Hidayat.
Senada dengan Hidayat, Ketua API Ade Sudrajat juga mengatakan bahwa memang perlu adanya peningkatan kemampuan tenaga kerja Indonesia.
"Yang tidak kalah penting adalah mempersiapkan tenaga kerja kita agar memiliki kemampuan yang lebih baik daripada saat ini," kata Ade.
Ade mengatakan, dengan adanya peningkatan kemampuan tenaga kerja Indonesia tersebut, maka sumber daya manusia yang ada tidak perlu mencari pekerjaan di luar negeri, akan tetapi akan lebih baik jika mereka bekerja di dalam negeri.
Indonesia merupakan salah satu pemasok tekstil dan produk tekstil (TPT) dan mampu memenuhi 1,8 persen kebutuhan dunia dengan nilai ekspor mencapai 12,46 miliar dolar AS atau setara dengan 10,7 persen dari total ekspor non-migas.
"Kontribusi Indonesia untuk kebutuhan tekstil dunia baru 1,8 persen, saya berharap dalam waktu sepuluh tahun lagi meningkat menjadi 4 atau 5 persen," kata Menteri Peridustrian MS Hidayat, seusai membuka Munas Asosiasi Pertekstilan Indonesia, di Jakarta, Kamis.
Hidayat mengatakan, Indonesia memang bukan industri tekstil terbesar namun telah masuk dalam jajaran sepuluh besar industri tekstil di dunia, bahkan untuk ASEAN saja peringkat Indonesia berada di bawah Vietnam yang menjadi negara dengan industri tekstil terbesar.
"Saya yakin industri tekstil di Indonesia akan meningkat, banyak investor dari China yang melirik untuk melakukan investasi di sini karena mereka memiliki masalah tenaga kerja di sana," ujar Hidayat.
Hidayat menjelaskan, meskipun Indonesia memiliki masalah tenaga kerja, namun tidak sebesar permasalahan di China, hanya saja kemampuan tenaga kerja di Indonesia masih tergolong rendah.
"Kami sudah merancang adanya pelatihan-pelatihan bagi tenaga kerja Indonesia agar bisa menambah kemampuan diri seperti di Jawa Tengah, dan saat ini sedang dipersiapkan di Jawa Barat," kata Hidayat.
Senada dengan Hidayat, Ketua API Ade Sudrajat juga mengatakan bahwa memang perlu adanya peningkatan kemampuan tenaga kerja Indonesia.
"Yang tidak kalah penting adalah mempersiapkan tenaga kerja kita agar memiliki kemampuan yang lebih baik daripada saat ini," kata Ade.
Ade mengatakan, dengan adanya peningkatan kemampuan tenaga kerja Indonesia tersebut, maka sumber daya manusia yang ada tidak perlu mencari pekerjaan di luar negeri, akan tetapi akan lebih baik jika mereka bekerja di dalam negeri.
Indonesia merupakan salah satu pemasok tekstil dan produk tekstil (TPT) dan mampu memenuhi 1,8 persen kebutuhan dunia dengan nilai ekspor mencapai 12,46 miliar dolar AS atau setara dengan 10,7 persen dari total ekspor non-migas.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013
Tags: