Jakarta (ANTARA) - Pelatih timnas basket Lebanon Jad El Hajj ingin timnya bermain lebih baik pada pertandingan terakhir di Grup H Piala Dunia FIBA 2023 melawan Prancis di Indonesia Arena Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (29/8) pukul 16.45 WIB.

El Hajj menyadari timnya menemui jalan terjal setelah Lebanon takluk dengan skor telak dari timnas basket Kanada pada gim kedua dengan skor 73-128, Minggu.

“Sekarang kami punya satu pertandingan besar lagi melawan Prancis. Piala Dunia lalu mereka finis ketiga. Kini pun mereka berusaha bersaing memperebutkan gelar juara. Dan mereka menjadi tuan rumah Olimpiade. Jadi tujuan kami adalah menyelesaikan pertandingan berikutnya dengan cara terbaik,” ucap El Hajj pada jumpa pers di Indonesia Arena.

Laga terakhir melawan anak-anak asuh Vincent Collet nanti, tegas El Hajj, bukan soal menang atau kalah, tapi bagaimana timnya bisa tampil lebih baik dari dua gim yang berakhir dengan kekalahan telak dengan selisih lebih dari 30 poin (Lebanon 70-109 Latvia, Lebanon 73-128 Kanada).

“Menang atau kalah dalam pertandingan ini bukanlah target kami. Kami harus menjadi lebih baik Kita harus meminimalkan kesalahan kita. Kami harus tampil, harus berjuang lebih keras. Ini yang paling penting,” tegas pelatih kelahiran 8 Mei 1989 itu.

Baca juga: Kanada menang telak atas Lebanon 128-73

Jelang laga terakhir Selasa nanti, Lebanon mempunyai kenangan manis melawan Prancis. Tepatnya pada Agustus 2006, mereka pernah mengalahkan Les Bleus dengan skor tipis 74-73.

Namun, hal itu kata El Hajj tidak terlalu ia jadikan acuan karena saat ini kedua tim telah bermain dengan generasi berbeda dan tim lawan kini telah diperkuat tiga pemain NBA yaitu Nicolas Batum (Los Angeles Clippers), Evan Fournier (New York Knicks), dan Rudy Gobert (Minnesota Timberwolves).

“Itu adalah pertandingan sejarah bagi Lebanon. Kami menang melawan Prancis pada tahun 2006 dan kami menang melawan Kanada pada tahun 2010,” kata El Hajj.

“Kami mengamati pemain yang berbeda, generasi yang berbeda, bola basket yang berbeda, kebanyakan dari mereka sekarang adalah pemain NBA,” tambahnya.

Sementara itu, shooting guard Lebanon Karim Zeinoun juga mengatakan hal yang sama dengan apa yang dikatakan pelatihnya yaitu ingin memperbaiki permainan dengan tampil lebih apik pada gim terakhir.

“Kami tahu bahwa kami berada dalam grup maut, demikian mereka menyebutnya. Kami memiliki tiga pesaing besar untuk kejuaraan. Kami tahu ini akan sulit bagi kami. Kami hanya menjalani pertandingan demi pertandingan dan berusaha membatasi kesalahan kami sebanyak yang kami bisa,” ucap Karim.

Baca juga: RJ Barret takjub dengan kemeriahan penonton di Indonesia Arena