"Kegiatan penyemprotnya juga harus luas karena kalau sedikit itu hanya menggeser-geser saja malah bisa menyebarkan pindah ke tempat lain," imbuhnya.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) membagi polusi udara ke dalam dua kelompok, yaitu gas dan partikel. Polusi udara yang dipicu gas bersumber dari nitrogen monoksida, sulfur monoksida, dan karbon monoksida.
Baca juga: Penyemprotan jalan secara rutin mampu kurangi polusi udara Jakarta
Baca juga: Wapres minta uji emisi kendaraan masif untuk kurangi polusi
Pada 17 Agustus 2023 lalu, berbagai pemantauan indeks kualitas udara di Jakarta menunjukkan angka berwarna kuning bahkan hijau karena saat itu ada angin kencang yang meniup polusi udara menjauhi Ibu Kota Indonesia tersebut.
Lebih lanjut dia menyampaikan ada tiga penyebab utama polusi udara, yaitu transportasi, pembangkit listrik tenaga uap yang memakai bakar batu bara, dan industri-industri yang menggunakan batu bara atau bahan bakar karbon lainnya.
Baca juga: Menkes: Kebijakan WFH untuk menekan emisi karbon kendaraan
Baca juga: Menteri Kesehatan minta Puskesmas rutin periksa kualitas udara
Baca juga: Kemenko PMK: Perlu kampanye bahaya polusi demi jaga kesehatan keluarga