Bulu tangkis
Apri/Fadia siap hadapi unggulan pertama di final Kejuaraan Dunia
27 Agustus 2023 09:39 WIB
Pasangan ganda putri Indonesia Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti saat berlaga di semifinal Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2023 di Denmark, Sabtu (26/8/2023). (ANTARA/HO/PBSI)
Jakarta (ANTARA) - Ganda putri Indonesia Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti siap menghadapi unggulan pertama asal China Chen Qing Chen/Jia Yi Fan di babak final Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2023 di Denmark, Minggu.
“Sangat bahagia bisa ke final. Tetapi kami tidak boleh over (confidence). Kami akan hajar lawan dan menikmati pertandingan saja,” kata Apriyani dikutip dari keterangan tertulis PBSI di Jakarta.
Sependapat, Fadia mengatakan mereka akan mencoba untuk menikmati jalannya pertandingan yang diprediksi berjalan alot melawan ganda putri terbaik dunia.
“Untuk pertandingan final, dipersiapkan kondisi, jaga pikiran, fokus. Juga harus tetap percaya diri untuk menghadapi pertandingan final,” ujar Fadia.
Adapun Apri/Fadia berhasil melenggang ke babak final usai membekuk unggulan ketiga asal Korea Selatan Kim Soyeong/Kong Heeyong melalui dua gim langsung 21-9, 22-20 di babak semifinal yang bergulir pada Sabtu (26/8).
Apri/Fadia sepakat bahwa kunci kemenangan mereka adalah menikmati jalannya pertandingan dan memperjuangkan poin demi poin dengan fokus dan terus berkomunikasi.
Apri mengaku tidak membayangkan bisa lolos ke final Kejuaraan Dunia. Ia sejauh ini pernah mendapatkan dua medali perunggu dari turnamen tersebut, yaitu pada 2018 dan 2019 bersama Greysia Polii.
Baca juga: Apri/Fadia satu-satunya wakil Indonesia di semifinal Kejuaraan Dunia
Selain itu, ini juga kali pertama bagi ganda putri Indonesia masuk sebagai finalis Kejuaraan Dunia sejak 1995 melalui Finarsih/Lili Tampi.
“Tak terbayangkan, kami bisa ke final Kejuaraan Dunia. Semoga jadi mimpi yang bisa terwujud. Inilah untuk pertama kali berpasangan bisa tembus final. Sejujurnya, kami tak bisa bicara banyak. Kami hanya mau mempersiapkan sebaik mungkin. Kami tak mau berpikir terlalu jauh, cuma berusaha menjalani satu pertandingan ke pertandingan saja,” kata Apriyani.
“Saya turun bertanding dengan membawa aura positif seperti di Olimpiade Tokyo silam dengan mentalitas yang kuat. Tak terlalu over dan bisa mengontrol. Kami bisa menguasai dan kami akan saling mengingatkan. Ini yang jadi kunci kemenangan kami di semifinal,” imbuhnya.
Sementara bagi Fadia, ini adalah debutnya di Kejuaraan Dunia. Ia senang bisa mempertahankan komunikasi dan performa baik dengan Apriyani di babak demi babak, hingga mencapai final.
“Tak menduga kami bisa bermain luar biasa. Kami bisa menikmati poin demi poin. Meskipun begitu, saya sempat gemetar juga,” ujar Fadia.
Baca juga: Tetap berjuang di luar lapangan ala pebulu tangkis nasional
Baca juga: Bagas/Fikri tampil "all out" di perempat final Kejuaraan Dunia
“Sangat bahagia bisa ke final. Tetapi kami tidak boleh over (confidence). Kami akan hajar lawan dan menikmati pertandingan saja,” kata Apriyani dikutip dari keterangan tertulis PBSI di Jakarta.
Sependapat, Fadia mengatakan mereka akan mencoba untuk menikmati jalannya pertandingan yang diprediksi berjalan alot melawan ganda putri terbaik dunia.
“Untuk pertandingan final, dipersiapkan kondisi, jaga pikiran, fokus. Juga harus tetap percaya diri untuk menghadapi pertandingan final,” ujar Fadia.
Adapun Apri/Fadia berhasil melenggang ke babak final usai membekuk unggulan ketiga asal Korea Selatan Kim Soyeong/Kong Heeyong melalui dua gim langsung 21-9, 22-20 di babak semifinal yang bergulir pada Sabtu (26/8).
Apri/Fadia sepakat bahwa kunci kemenangan mereka adalah menikmati jalannya pertandingan dan memperjuangkan poin demi poin dengan fokus dan terus berkomunikasi.
Apri mengaku tidak membayangkan bisa lolos ke final Kejuaraan Dunia. Ia sejauh ini pernah mendapatkan dua medali perunggu dari turnamen tersebut, yaitu pada 2018 dan 2019 bersama Greysia Polii.
Baca juga: Apri/Fadia satu-satunya wakil Indonesia di semifinal Kejuaraan Dunia
Selain itu, ini juga kali pertama bagi ganda putri Indonesia masuk sebagai finalis Kejuaraan Dunia sejak 1995 melalui Finarsih/Lili Tampi.
“Tak terbayangkan, kami bisa ke final Kejuaraan Dunia. Semoga jadi mimpi yang bisa terwujud. Inilah untuk pertama kali berpasangan bisa tembus final. Sejujurnya, kami tak bisa bicara banyak. Kami hanya mau mempersiapkan sebaik mungkin. Kami tak mau berpikir terlalu jauh, cuma berusaha menjalani satu pertandingan ke pertandingan saja,” kata Apriyani.
“Saya turun bertanding dengan membawa aura positif seperti di Olimpiade Tokyo silam dengan mentalitas yang kuat. Tak terlalu over dan bisa mengontrol. Kami bisa menguasai dan kami akan saling mengingatkan. Ini yang jadi kunci kemenangan kami di semifinal,” imbuhnya.
Sementara bagi Fadia, ini adalah debutnya di Kejuaraan Dunia. Ia senang bisa mempertahankan komunikasi dan performa baik dengan Apriyani di babak demi babak, hingga mencapai final.
“Tak menduga kami bisa bermain luar biasa. Kami bisa menikmati poin demi poin. Meskipun begitu, saya sempat gemetar juga,” ujar Fadia.
Baca juga: Tetap berjuang di luar lapangan ala pebulu tangkis nasional
Baca juga: Bagas/Fikri tampil "all out" di perempat final Kejuaraan Dunia
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2023
Tags: