"Artinya apa? 2002 saya dari satu rumah ke rumah lainnya menggunakan pakaian yang seperti ini," kata Heru saat berada di aula Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng, Jakarta Barat.
Dia saat itu masih kepala subbagian di Pemerintah Kota Jakarta Utara. "Bukan berarti saya tidak menghargai ultah Tzu Chi ke-20, tapi saya teringat 20 tahun lalu," katanya.
Dia mengemukakan, waktu itu masih bertugas di Pemerintah Kota Jakarta Utara (Jakut) dengan jabatan eselon IV. "Masih kasubag. Pakaiannya seperti ini," katanya.
Baca juga: Yayasan Buddha Tzu Chi berikan bantuan beras warga terdampak COVID-19
Heru menyebutkan, pakaiannya itu juga mengenang masa lalunya saat menyosialisasikan upaya penanggulangan banjir di wilayah Angke, Jakarta Utara.Dia saat itu masih kepala subbagian di Pemerintah Kota Jakarta Utara. "Bukan berarti saya tidak menghargai ultah Tzu Chi ke-20, tapi saya teringat 20 tahun lalu," katanya.
Dia mengemukakan, waktu itu masih bertugas di Pemerintah Kota Jakarta Utara (Jakut) dengan jabatan eselon IV. "Masih kasubag. Pakaiannya seperti ini," katanya.
Baca juga: Yayasan Buddha Tzu Chi berikan bantuan beras warga terdampak COVID-19
Dulu Heru bersama pengurus Yayasan Buddha Tzu Chi dan Lurah Pejagalan mendatangi rumah-rumah warga yang ada di bantaran kali. Heru membujuk warga agar mau menanggulangi banjir bersama Pemda DKI dengan cara pindah dari kawasan tersebut.
"Waktu itu bareng Pak Lurah Pejagalan, Pak Budiono. Yang jelas saya di Jembatan Pejagalan, saya datang ke setiap rumah bahwa mau tidak kalau kita semua (masyarakat di Kali Angke) turut serta membantu pemda untuk bisa menanggulangi banjir," kata Heru.
Heru menjelaskan, kendala pada saat akan memindahkan warga Kali Angke ketika itu. Heru kemudian berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan pemerintah daerah terkait adanya keinginan warga untuk memiliki rumah susun (rusun).
"Pada saat itu saya katakan bahwa ini harus dilakukan pembangunan rusun," katanya.
Baca juga: Sudin PPKUKM Jakbar gelar Bazar Jakpreneur di dua kecamatan
Tetapi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI waktu itu tidak mempunyai anggaran. Keputusan saat itu, yakni diberikan uang kontrak selama tujuh bulan untuk warga korban banjir.
"Pada saat itu saya katakan bahwa ini harus dilakukan pembangunan rusun," katanya.
Baca juga: Sudin PPKUKM Jakbar gelar Bazar Jakpreneur di dua kecamatan
Tetapi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI waktu itu tidak mempunyai anggaran. Keputusan saat itu, yakni diberikan uang kontrak selama tujuh bulan untuk warga korban banjir.
Kemudian Yayasan Buddha Tzu Chi menyanggupi membangun rumah susun di Jakarta Barat. "Dengan rendah hati seluruh jajaran Tzu Chi membangun rusun," katanya.
Menurut Heru, proyek ini merupakan proyek terbesar se-Indonesia. Hal itu karena sampai saat ini tidak ada yang bisa melampaui proyek kemanusiaan ini. "Jadi terima kasih," kata Heru.
Menurut Heru, proyek ini merupakan proyek terbesar se-Indonesia. Hal itu karena sampai saat ini tidak ada yang bisa melampaui proyek kemanusiaan ini. "Jadi terima kasih," kata Heru.
Saat itu yang datang 15 ribu kepala keluarga (KK). Menurut dia, keluarga eks Kali Angke adalah pahlawan yang berhasil membebaskan kawasan itu dari banjir.
"Berkat beliau-beliau sekarang Kali Angke bisa dilebarkan," kata Heru yang pada kesempatan itu didampingi Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto.
"Berkat beliau-beliau sekarang Kali Angke bisa dilebarkan," kata Heru yang pada kesempatan itu didampingi Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto.