"Kalau kita berada di ruang terbuka hijau yang luas tentu akan lebih menyegarkan daripada berada di tengah perempatan yang penuh kemacetan. Jadi baik saja kalau memang akan ke kebun raya dan lainnya," kata Tjandra melalui pesan elektronik kepada ANTARA, Sabtu.
Tjandra, yang menjabat sebagai Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), mengingatkan orang-orang tetap harus memeriksa kadar polusi di rumah terbuka hijau yang akan dikunjungi. Secara umum, dia menjelaskan,keberadaan ruang terbuka hijau akan dapat menurunkan kadar polusi udara, tetapi, tergantung dari berapa besarnya ruang terbuka dan berapa tinggi polusi yang sudah terjadi.
Baca juga: Pemprov DKI tambah 800 titik ruang terbuka hijau atasi polusi udara
Selain penanganan di hulu yang utama, maka perlu ada pelayanan di hilir tentang kesehatan masyarakat. Tjandra lalu mengusulkan tujuh langkah untuk bisa dilaksanakan di puskesmas terutama di kawasan Jakarta.
Pertama, mengaktifkan perlengkapan untuk sanitasi yang ada di puskesmas untuk menilai kualitas udara setempat.
"Jadi, akan ada data polusi per Kecamatan dan bahkan per kelurahan, walaupun mungkin ada kualitas udaranya tidaklah lengkap sempurna," tutur Tjandra.
Selanjutnya, mengaktifkan kegiatan practical approach on lung health (PAL) atau pendekatan praktis terkait kesehatan paru yang digagas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena akan amat berperan dalam deteksi, evaluasi dan tindakan kesehatan paru di lapangan.
Baca juga: Polusi udara, orang tua diminta kurangi aktivitas outdoor anak
Keempat, meningkatkan promosi kesehatan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) baik tentang berbagai kemungkinan dampak kesehatan maupun akses informasi polutan setempat. Kelima, untuk pasien-pasien penyakit kronik yang biasanya ditangani puskesmas, maka diberi perhatian khusus.
"Kalau mungkin dikontak untuk tanya keadaannya, telemedisin, atau diminta datang ke puskesmas atau dilakukan kunjungan rumah," Tjandra memberikan saran.
Keenam, apabila ada peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan lainnya maka puskesmas diharapkan memberi pengobatan yang baik. Bila perlu dilakukan rujukan ke Rumah Sakit Umum Daerah atau rumah sakit lainnya.
Baca juga: Epidemiolog: Penyemprotan air bertekanan tinggi perburuk polusi
Baca juga: Masker bedah masih bisa dipakai saat kualitas udara tak sehat
Baca juga: Guru besar UI: Tutup ventilasi rumah minimalisir dampak polusi udara