Santo Paulus, London (ANTARA News) - Pemakaman Lady Margaret Tatcher dihadiri ribuan petinggi dari berbagai negara, namun Indonesia hanya diwakili Duta Besar Indonesia untuk Inggris Raya dan Irlandia, Hamzah Thayeb.


Lady Tatcher, terlahir bernama Margarer Hilda Roberts, meninggal dunia pada usia 87 tahun, 8 April lalu, karena stroke yang menyerang dia dan dimakamkan dalam pemakaman kenegaraan (pemakaman seremonial, setingkat di bawah penghormatan jika raja atau ratu dan keluarga inti kerajaa dimakamkan), di London, kemarin.




Pemakaman seremonial itu berdasarkan keputusan Ratu Elizabeth II, yang turut hadir dalam pemakaman di Katedral Santo Paulus, London. Duke of Edinburgh juga memberi penghormatan terakhir sebagaimana ribuan hadirin lain yang mewakili pemerintahan, badan, dan institusi lain di sana.




Lady Tatcher memerintah Inggris selama 11 tahun (1979-1990), melalui masa-masa yang digambarkan penuh dengan pergolakan dunia. Lady Tatcher dikenang orang sebagai sosok yang kontroversial, di mata pendukung dia adalah pahlawan dan inspirator serta lambang ketegaran Inggris; sementara bagi penentang, dia dianggap merusak nilai-nilai dan fondasi tradisi Inggris, di antaranya keberpihakannya atas liberalisasi ekonomi dan pasar.




"Upacara pemakaman seperti halnya upacara pemakaman lain berlangsung hikmat; kebaktian penuh dengan doa doa dan pujian, di tengah udara pagi kota London yang mendung. semua mengikuti upacara sesuai dengan program dan protokol," ujar Thayeb, Rabu.




Prosesi pemakaman Lady Tatcher merupakan pemakaman pertama setelah mantan Perdana Menteri Inggris, Winston Churchil, dimakamkan, yang dihadiri Ratu Elizabeth II. Pemakaman Lady Tatcher ini yang termegah kedua setelah pemakaman Sir Churchil itu.

Peti mati jenazah Lady Tatcher diperlakukan dengan penuh ketakziman. Satu regu tentara berseragam kehormatan mengusung peti itu dari atas kereta berkuda yang menjadi kendaraan kedua pemberangkatan peti itu dari halaman Katedral Santo Paulus. (*)