Delegasi perguruan tinggi negara ASEAN tertarik riset kopi Unej
25 Agustus 2023 19:59 WIB
Huon Thavrak yang merupakan perwakilan dari Royal University of Agriculture Kamboja menerima penjelasan mengenai riset kopi Unej dalam pameran AHEC 2023 di Universitas Padjadjaran Bandung, Jumat (25/8/2023). ANTARA/HO-Humas Unej
Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Sejumlah delegasi perguruan tinggi negara-negara ASEAN tertarik terhadap riset kopi yang dilakukan Universitas Jember (Unej) dalam kegiatan pameran ASEAN Higher Education Conference (AHEC) yang digelar di Universitas Padjadjaran Bandung pada 24-26 Agustus 2023.
Dari beragam inovasi, riset dan pengabdian kepada masyarakat yang ditampilkan, maka riset dan pengabdian kepada masyarakat di bidang kopi menjadi magnet peserta pameran AHEC 2023 yang berasal dari seluruh negara anggota ASEAN.
"Kami tertarik menjalin kerja sama riset kopi dengan Unej karena dilakukan secara holistik disertai kegiatan pengabdian kepada masyarakatnya juga," kata perwakilan dari Royal University of Agriculture Kamboja, Huon Thavrak dalam keterangan tertulis Humas Unej yang diterima di Jember, Jumat.
Peneliti kopi itu tertarik dengan riset kopi yang dilakukan peneliti Universitas Jember melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) dan sejumlah delegasi perguruan tinggi negara ASEAN yang hadir di booth Unej selalu menanyakan mengenai riset dan pengabdian kepada masyarakat terkait kopi.
"Tidak hanya riset bagaimana meningkatkan produktivitas tanaman kopi tapi juga sudah ada riset bagaimana memanfaatkan limbah kopinya juga. Kami makin tertarik menjalin kerja sama saat mengetahui Unej sudah tergabung dalam konsorsium penelitian kopi Indonesia bersama University of California Davis," tuturnya.
Menurutnya Royal University of Agriculture Kamboja juga sudah menjalin kerja sama dengan University of California Davis, namun tidak pada riset kopi, melainkan di bidang keamanan pangan.
Huon Thavrak penasaran dengan kopi produksi petani kopi yang tergabung dalam Sekolah Kopi RAISA (Raung Ijen Sumber Wringin Agropolitan) Bondowoso binaan Unej, bahkan rela menunggu kopi diseduh hingga siap minum.
Cita rasa kopi Ijen itu melekat di memorinya, terbukti setelah jeda istirahat siang, Huon Thavrak kembali mengunjngi booth Unej guna menikmati kopi Ijen lagi bersama kawan-kawannya dari delegasi Vietnam dan Myanmar.
"Saya mengajak kawan-kawan dari Vietnam dan Myanmar, biar mereka tahu betapa nikmatnya kopi Ijen. Mereka juga mendapatkan penjelasan mengenai produk turunan dari kopi hasil inovasi peneliti Unej seperti penyanitasi tangan dan pasta gigi berbahan kopi," katanya.
Ketertarikan akan riset kopi Unej juga disampaikan mahasiswa asal Sudan Selatan yang tengah menimba ilmu di Malaysia, Aizan. Menurutnya di negaranya juga ada petani yang mengusahakan kopi, namun belum sebaik di Indonesia.
"Saya kagum ternyata perguruan tinggi di Indonesia melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat. Jika ada waktu, saya ingin datang ke Bondowoso untuk belajar di Sekolah Kopi RAISA. Siapa tahu program di Sekolah Kopi RAISA bisa dilakukan di negara saya," ujarnya.
Sementara ditemui secara terpisah, Rektor Unej Iwan Taruna mengapresiasi respons baik yang diperlihatkan oleh pengunjung delegasi berbagai negara ASEAN yang tertarik untuk riset kopi Unej.
"Keikutsertaan kami di ajang internasional seperti pameran AHEC 2023 itu menjadi salah satu usaha meningkatkan citra Unej di mata dunia internasional sekaligus menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi di wilayah Asia Tenggara," katanya.
Pameran AHEC 2023 digelar dalam rangka menyambut Indonesia sebagai Ketua ASEAN di tahun 2023. Pameran pendidikan tinggi yang diikuti oleh 29 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terkemuka di Indonesia itu mengangkat tema "Higher Education as the Epicentrum of Growth".
Baca juga: Unej-University of California Davis jajaki kerja sama riset kopi
Baca juga: Unej mendampingi Desa Wotgalih jadi agrowisata berbasis kearifal lokal
Dari beragam inovasi, riset dan pengabdian kepada masyarakat yang ditampilkan, maka riset dan pengabdian kepada masyarakat di bidang kopi menjadi magnet peserta pameran AHEC 2023 yang berasal dari seluruh negara anggota ASEAN.
"Kami tertarik menjalin kerja sama riset kopi dengan Unej karena dilakukan secara holistik disertai kegiatan pengabdian kepada masyarakatnya juga," kata perwakilan dari Royal University of Agriculture Kamboja, Huon Thavrak dalam keterangan tertulis Humas Unej yang diterima di Jember, Jumat.
Peneliti kopi itu tertarik dengan riset kopi yang dilakukan peneliti Universitas Jember melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) dan sejumlah delegasi perguruan tinggi negara ASEAN yang hadir di booth Unej selalu menanyakan mengenai riset dan pengabdian kepada masyarakat terkait kopi.
"Tidak hanya riset bagaimana meningkatkan produktivitas tanaman kopi tapi juga sudah ada riset bagaimana memanfaatkan limbah kopinya juga. Kami makin tertarik menjalin kerja sama saat mengetahui Unej sudah tergabung dalam konsorsium penelitian kopi Indonesia bersama University of California Davis," tuturnya.
Menurutnya Royal University of Agriculture Kamboja juga sudah menjalin kerja sama dengan University of California Davis, namun tidak pada riset kopi, melainkan di bidang keamanan pangan.
Huon Thavrak penasaran dengan kopi produksi petani kopi yang tergabung dalam Sekolah Kopi RAISA (Raung Ijen Sumber Wringin Agropolitan) Bondowoso binaan Unej, bahkan rela menunggu kopi diseduh hingga siap minum.
Cita rasa kopi Ijen itu melekat di memorinya, terbukti setelah jeda istirahat siang, Huon Thavrak kembali mengunjngi booth Unej guna menikmati kopi Ijen lagi bersama kawan-kawannya dari delegasi Vietnam dan Myanmar.
"Saya mengajak kawan-kawan dari Vietnam dan Myanmar, biar mereka tahu betapa nikmatnya kopi Ijen. Mereka juga mendapatkan penjelasan mengenai produk turunan dari kopi hasil inovasi peneliti Unej seperti penyanitasi tangan dan pasta gigi berbahan kopi," katanya.
Ketertarikan akan riset kopi Unej juga disampaikan mahasiswa asal Sudan Selatan yang tengah menimba ilmu di Malaysia, Aizan. Menurutnya di negaranya juga ada petani yang mengusahakan kopi, namun belum sebaik di Indonesia.
"Saya kagum ternyata perguruan tinggi di Indonesia melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat. Jika ada waktu, saya ingin datang ke Bondowoso untuk belajar di Sekolah Kopi RAISA. Siapa tahu program di Sekolah Kopi RAISA bisa dilakukan di negara saya," ujarnya.
Sementara ditemui secara terpisah, Rektor Unej Iwan Taruna mengapresiasi respons baik yang diperlihatkan oleh pengunjung delegasi berbagai negara ASEAN yang tertarik untuk riset kopi Unej.
"Keikutsertaan kami di ajang internasional seperti pameran AHEC 2023 itu menjadi salah satu usaha meningkatkan citra Unej di mata dunia internasional sekaligus menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi di wilayah Asia Tenggara," katanya.
Pameran AHEC 2023 digelar dalam rangka menyambut Indonesia sebagai Ketua ASEAN di tahun 2023. Pameran pendidikan tinggi yang diikuti oleh 29 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terkemuka di Indonesia itu mengangkat tema "Higher Education as the Epicentrum of Growth".
Baca juga: Unej-University of California Davis jajaki kerja sama riset kopi
Baca juga: Unej mendampingi Desa Wotgalih jadi agrowisata berbasis kearifal lokal
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023
Tags: