"Gita Cinta" 2013 ajak penonton berimajinasi
18 April 2013 00:16 WIB
Pemeran Galih, Gabriel B Harvianto (kanan) beradu akting dengan pemeran Ratna, Andrea Miranda (kiri) dalam gladi bersih musikal Gita Cinta di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu, (17/4). Drama musikal yang mengangkat kisah cinta Galih dan Ratna dan di dari novel Edy D Iskandar yang terkenal di tahun 80-an tersebut akan di gelar 18-21April 2013 di Graha Bakti Budaya. (ANTARA/Teresia May)
Jakarta (ANTARA News) - Drama musikal "Gita Cinta" tahun 2013 mengajak penonton untuk menggunakan imajinasinya ke dalam realita sebuah kehidupan, kata Sutradara drama musikal "Gita Cinta" 2013 Adjeng MJ.
"Gita Cinta 2013 mengajak penonton yang hadir untuk menggunakan imajinasi dimana setiap orang pernah mengalami sedikit banyak adegan ini, sehingga ia akan mempunyai jawaban-jawaban sendiri di dalam realitanya. Jadi apakah akan berakhir sad atau happy ending itu tergantung dari penonton," ujar Adjeng MJ saat ditemui di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu.
Menurut dia, sajian drama Gita Cinta kali ini tidak sama dengan sebelumnya, karena dirinya memiliki interpretasi sendiri dalam mengemas. Selain itu, ada pengembangan cerita.
"Konsep dasarnya mempresentasikan 'Gita Cinta' sebagai suatu realita, aku ingin mencoba daya imajinasi penonton tapi bagaimana itu sich realitanya seperti adegan luluk itu terasa auranya," kata dia.
Dari segi karakter, lanjutnya, itu juga digali lebih dalam lagi realitanya pada saat proses cinta itu dan menghadirkan bahwa tiap karakter mempunyai dua sisi yang berbeda.
"Meskipun Gita Cinta diadaptasi dari novel ngetop 1980-an karya Edy D. Iskandar, kita menyesuaikan dengan zaman sekarang dari anak kecil sampai orang dewasa, jadi tidak pure sastra, di sini tidak ada bahasa yang sulit dipahami," kata dia.
Intinya, kata dia, sutradara berusaha menghadirkan emosi di dalam novel itu sendiri yang tertuang di tiap adegan.
"Jadi bagaimana perasaan gita di dalam novel yang dituangkan ke dalam adegan," ujarnya.
"Pengemasan ini adalah ada adegan awal dan akhir yang flash back, di tengah-tengah adegan itu digambarkan bahwa waktu perjalanan Galih dan Ratna sampai kepada adegan yang ada di dalam novel," kata dia.
"Gita Cinta 2013 mengajak penonton yang hadir untuk menggunakan imajinasi dimana setiap orang pernah mengalami sedikit banyak adegan ini, sehingga ia akan mempunyai jawaban-jawaban sendiri di dalam realitanya. Jadi apakah akan berakhir sad atau happy ending itu tergantung dari penonton," ujar Adjeng MJ saat ditemui di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu.
Menurut dia, sajian drama Gita Cinta kali ini tidak sama dengan sebelumnya, karena dirinya memiliki interpretasi sendiri dalam mengemas. Selain itu, ada pengembangan cerita.
"Konsep dasarnya mempresentasikan 'Gita Cinta' sebagai suatu realita, aku ingin mencoba daya imajinasi penonton tapi bagaimana itu sich realitanya seperti adegan luluk itu terasa auranya," kata dia.
Dari segi karakter, lanjutnya, itu juga digali lebih dalam lagi realitanya pada saat proses cinta itu dan menghadirkan bahwa tiap karakter mempunyai dua sisi yang berbeda.
"Meskipun Gita Cinta diadaptasi dari novel ngetop 1980-an karya Edy D. Iskandar, kita menyesuaikan dengan zaman sekarang dari anak kecil sampai orang dewasa, jadi tidak pure sastra, di sini tidak ada bahasa yang sulit dipahami," kata dia.
Intinya, kata dia, sutradara berusaha menghadirkan emosi di dalam novel itu sendiri yang tertuang di tiap adegan.
"Jadi bagaimana perasaan gita di dalam novel yang dituangkan ke dalam adegan," ujarnya.
"Pengemasan ini adalah ada adegan awal dan akhir yang flash back, di tengah-tengah adegan itu digambarkan bahwa waktu perjalanan Galih dan Ratna sampai kepada adegan yang ada di dalam novel," kata dia.
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013
Tags: