Palangka Raya (ANTARA) - Tim dosen Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (Umpr) mengembangkan instrumen penelitian guna mengungkap karakteristik demografi masyarakat di Provinsi Kalimantan Tengah terutama siswa SMA kelas XII dalam pengambilan keputusan untuk melanjutkan studi ke perguruan pendidikan.

"Mengembangkan model Hemsley-Brown dan Tyun Le kami mengembangkan 30 butir pernyataan yang valid dan reliabel dengan batas bawah nilai reliabilitas atau Chronbach’s Alpha 0,881," kata Ketua Tim Dosen UMPR Dibyo Waskito Guntoro di Palangka Raya, Jumat.

Pengajuan instrumen dilakukan pada siswa pada tingkat sekolah menengah baik Sekolah Menengah Atas, Madrasah Aliyah atau pun Sekolah Menengah Kejuruan.

Terdapat 98 siswa kelas XII yang terlibat dalam pengisian instrument ini yang tersebar di kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah.

“Ada delapan indikator yang membangun Model Higher Education Consumer Choise akan disebarkan ke siswa kelas XII dengan pembagian wilayah Provinsi Kalimantan Tengah menjadi empat bagian," katanya.

Empat wilayah itu meliputi Bagian Utara yang terdiri dari Kabupaten Murung Raya, Barito Utara, Katingan dan Gunung Mas. Kedua adalah Bagian Timur yang meliputi Kapuas, Pulang Pisau, Barito Selatan, Barito Timur.

Kemudian bagian barat yang meliputi Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Sukamara, Lamandau dan Seruyan dan terakhir adalah bagian tengah yang terpusat di Kota Palangka Raya.
Baca juga: Dirut ANTARA ajak generasi muda di Kalteng perkuat "personal branding"
Baca juga: Seminar internasional UMPR hadirkan akademisi empat negara


Adapun target sampel dari penelitian ini berjumlah 400 siswa kelas XII yang nantinya pada tahun selanjutnya akan dilakukan pendataan ulang sebagai data panel untuk melacak keberadaan siswa apakah melanjutkan Pendidikan tinggi atau lainnya.

Dibyo menerangkan, Tim Dosen UMPR yang melakukan pengembangan instrumen itu terdiri dari Haris Munandar Msi yang merupakan Dosen PGSD dan M Ziaurrahman, MKom selaku Dosen Ilmu Komputer.

"Diantara latar belakang kami melakukan pengembangan ini adalah bahwa Kalteng menjadi provinsi dengan urutan ke-4 dari lima provinsi yang ada di Pulau Kalimantan dengan jumlah mahasiswa baru yang rendah," katanya.

Berdasarkan data BPS terjadi penurunan jumlah mahasiswa baru di Kalimantan Tengah sebesar 15,33% pada tahun 2019-2020. Penurunan jumlah mahasiswa baru juga diiringi dengan rendahnya jumlah Pendidikan tinggi, baik sarana dan prasarana, dosen, dan program studi yang ada di Kalimantan Tengah.

Selain itu, Berdasarkan Statistik Pendidikan Kalimantan Tengah tahun 2022 yang dikeluarkan oleh BPS, dominasi Tingkat Pendidikan tertinggi yang ditamatkan penduduk usia 15 Tahun ke atas pada tahun 2022 ditempati oleh tingkat Pendidikan Dasar (SD dan SMP).

"Untuk itu, hasil penelitian ini, nantinya diharapkan dapat jadi landasan kebijakan pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia di Kalimantan Tengah," kata Dibyo.
Baca juga: UMPR permudah warga Kalteng untuk akses pendidikan tinggi
Baca juga: Gerakan Hatue Bawi Dayak kembalikan ekosistem hutan lolos PPK Ormawa