Siswa dilarang konvoi usai UN
17 April 2013 20:08 WIB
Peserta Ujian Nasional. Abdullah Sani (69) peserta pelajar kejar paket C usai mengikuti Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) paket C setara SMA di Perguruan Al-Muhajirin, Depok, Jawa Barat, Selasa (16/4). Kakek tiga orang cucu tersebut bersama 1820 peserta kejar paket C lainnya mengikuti mengikuti Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) paket C setara SMA dengan 7 mata pelajaran yang diujikan. (FOTO ANTARA/Indrianto Eko Suwarso)
Jakarta (ANTARA News) - Dinas Pendidikan DKI Jakarta melarang para siswa melakukan konvoi, corat-coret, atau perilaku negatif lain usai penyelenggaraan Ujian Nasional SMA dan sederajat.
"Besok, Kamis (18/4), memang merupakan hari terakhir UN, tapi masih ada pengumuman hasil. Tidak boleh ada konvoi, corat-coret, atau aksi negatif lain," kata Kepala Disdik DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu.
Oleh karena itu, Taufik meminta pihak sekolah terus mengawasi perilaku siswa sehingga tidak ada aksi-aksi negatif yang dapat berujung pada terjadinya tawuran.
"Selain pihak sekolah, kami juga minta kelurahan, kecamatan, bahkan kepolisian untuk terus memantau perilaku siswa usai UN. Jadi, kita bisa ingatkan siswa bersama-sama," ujar Taufik.
Taufik mengungkapkan sebetulnya pihaknya tidak melarang siswa untuk mengekspresikan kegembiraannya karena telah melalui UN, selama disalurkan ke kegiatan-kegiatan yang bersifat positif.
"Sebenarnya, boleh-boleh saja mereka (siswa) merayakan kegembiraannya, karena sudah lega setelah melewati UN. Tapi, kita menghimbau agar perasaan mereka itu diekspresikan melalui kegiatan yang positif," kata Taufik.
Melalui kegiatan positif, sambung Taufik, maka masyarakat tidak akan terganggu akan ekspresi kegembiraan para siswa usai UN, dibandingkan jika siswa melakukan konvoi atau aksi-aksi negatif lainnya.
Sebagai penyegaran setelah menjalani UN, sekaligus mencegah tawuran, Taufik mengatakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akan mempertemukan siswa SMA Negeri 6 dan SMA Negeri 70 untuk diberikan pengarahan secara langsung. (R027/N002)
"Besok, Kamis (18/4), memang merupakan hari terakhir UN, tapi masih ada pengumuman hasil. Tidak boleh ada konvoi, corat-coret, atau aksi negatif lain," kata Kepala Disdik DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu.
Oleh karena itu, Taufik meminta pihak sekolah terus mengawasi perilaku siswa sehingga tidak ada aksi-aksi negatif yang dapat berujung pada terjadinya tawuran.
"Selain pihak sekolah, kami juga minta kelurahan, kecamatan, bahkan kepolisian untuk terus memantau perilaku siswa usai UN. Jadi, kita bisa ingatkan siswa bersama-sama," ujar Taufik.
Taufik mengungkapkan sebetulnya pihaknya tidak melarang siswa untuk mengekspresikan kegembiraannya karena telah melalui UN, selama disalurkan ke kegiatan-kegiatan yang bersifat positif.
"Sebenarnya, boleh-boleh saja mereka (siswa) merayakan kegembiraannya, karena sudah lega setelah melewati UN. Tapi, kita menghimbau agar perasaan mereka itu diekspresikan melalui kegiatan yang positif," kata Taufik.
Melalui kegiatan positif, sambung Taufik, maka masyarakat tidak akan terganggu akan ekspresi kegembiraan para siswa usai UN, dibandingkan jika siswa melakukan konvoi atau aksi-aksi negatif lainnya.
Sebagai penyegaran setelah menjalani UN, sekaligus mencegah tawuran, Taufik mengatakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akan mempertemukan siswa SMA Negeri 6 dan SMA Negeri 70 untuk diberikan pengarahan secara langsung. (R027/N002)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013
Tags: