Beijing (ANTARA) - Berbagai kemajuan besar telah dicapai melalui pembangunan bersama Sabuk dan Jalur Sutra dalam satu dekade terakhir, ujar seorang pejabat pemerintah China.

Dalam sebuah artikel resmi Zheng Shanjie, Kepala Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional (National Development and Reform Commission), badan perencana ekonomi nasional China, yang dipublikasikan baru-baru ini, pejabat tersebut menyampaikan bahwa dalam 10 tahun terakhir, China telah menandatangani lebih dari 200 dokumen kerja sama terkait pembangunan bersama Sabuk dan Jalur Sutra.

Kerja sama tersebut dengan 152 negara dan 32 organisasi internasional, mencakup 83 persen dari jumlah negara yang menjalin hubungan diplomatik dengan China.

Konektivitas infrastruktur menjadi lebih mudah diakses lewat kerja sama Sabuk dan Jalur Sutra, tutur Zheng, sembari menyebutkan berbagai proyek penting, seperti Jalur Kereta Ekspres China-Eropa, Koridor Perdagangan Darat-Laut Internasional Baru, dan Jalur Kereta China-Laos.

Jalur Kereta Ekspres China-Eropa menjangkau 211 kota di 25 negara Eropa, dan Koridor Perdagangan Darat-Laut Internasional Baru menghubungkan daerah tengah dan barat China dengan lebih dari 300 pelabuhan di 100 lebih negara, papar Zheng.

Dari 2013 hingga 2022, nilai impor dan ekspor barang antara China dan negara-negara di sepanjang Sabuk dan Jalur Sutra rata-rata meningkat 8,6 persen per tahun, tutur Zheng, seraya menambahkan bahwa nilai investasi kumulatif dua arah mereka menembus 270 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.253).

Di zona kerja sama ekonomi dan perdagangan luar negeri yang dibangun oleh perusahaan-perusahaan China di negara-negara sepanjang Sabuk dan Jalur Sutra, sebanyak 421.000 lapangan kerja lokal tercipta dalam satu dekade terakhir, imbuh Zheng.

"Diperkirakan bahwa pada 2030, pembangunan bersama Sabuk dan Jalur Sutra akan membantu mengangkat 7,6 juta orang keluar dari kemiskinan ekstrem, dan 32 juta orang dari kemiskinan moderat di negara-negara terkait," kata Zheng.