BPH Migas-Pertamina resmikan BBM satu harga di Pulau Sumba NTT
24 Agustus 2023 19:49 WIB
Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman (kiri), Vice Presiden Retail Fuel Sales PT Pertamina (Persero) Rahman Pramono Wibowo (kedua kiri) Basuki Trikora Putra (ketiga kiri) Bupati SBD Kornelius Kodi Mete (ketiga kanan) bersama perwakilan dari Ditjen Migas Kementerian ESDM melakukan penguntingan pita saat peresmian BBM satu harga di desa Mandungo, Kecamatan Wawewa Selatan, Sumba Barat Daya (SBD) (ANTARA/Kornelis Kaha.)
Kupang (ANTARA) - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) dan PT Pertamina (Persero) meresmikan delapan titik SPBU penyalur BBM satu harga yang tersebar di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) di Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD).
Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman dalam sambutannya sebelum seremonial peresmian penyaluran BBM satu harga di Sumba Barat Daya, Kamis mengatakan bahwa pembukaan dan peresmian SPBU BBM satu harga itu mampu membuka titik perekonomian baru bagi masyarakat di daerah pelosok.
"Adanya SPBU BBM satu harga ini bisa meningkatkan perekonomian sekitar," katanya saat meresmikan SPBU BBM satu harga di Desa Mandungo.
Dia berharap kepada investor yang membuka SPBU BBM satu harga itu agar bisa mengembangkan SPBU penyaluran BBM satu harga itu lebih luas lagi.
Saleh menambahkan bahwa dalam perjalanan membangun sebuah SPBU khususnya penyaluran BBM satu harga memang penuh dengan dinamika dan membutuhkan pengusaha atau investor yang kuat.
Dia mengakui bahwa hal tersebut terjadi di seluruh wilayah Indonesia ketika hendak membangun SPBU penyaluran BBM satu harga.
"Karena untuk mencari pengusaha yang memiliki dedikasi untuk membangun dan memiliki keuangan yang mencukupi juga adalah salah satu tantangan tersendiri, " tambah dia.
Saleh berharap agar sejumlah SPBU satu harga saat ini bisa terus berkembang dan meningkat menjadi SPBU reguler sehingga tujuannya adalah menjadi titik perekonomian baru sehingga SPBU satu harga bisa berkembang untuk melayani masyarakat untuk wilayah yang lebih luas.
Vice Presiden Retail Fuel Sales PT Pertamina Patra Niaga Rahman Pramono Wibowo mengatakan bahwa dengan diresmikan delapan SPBU penyalur BBM satu harga maka saat ini untuk wilayah NTT sudah ada 38 unit SPBU BBM satu harga dari sebelumnya hanya 32 unit saja.
Dia menambahkan dalam membangun SPBU BBM satu harga di kawasan 3T diperlukan dukungan dari berbagai, mulai dari Kementerian ESDM serta BPH Migas sebagai pengatur dan juga dari sisi pemerintah pusat untuk menjembatani dan mediasi dengan pemerintah daerah.
“Kemudian juga yang sangat penting adalah suport dari pemerintah daerah serta dukungan dari pengusaha lokal dalam hal pembangunan SPBU BBM satu harganya,” tambah dia.
Terkait persiapan untuk pembangunan BBM satu harga yang merupakan program dari pemerintah titik atau lokasinya sudah ditentukan oleh pemerintah daerah.
Selain itu juga dibutuhkan persetujuan dari BPH Migas karena sudah ada regulasi yang sudah disepakati sesuai dengan arahan dari Kementerian ESDM.
Sementara itu khusus untuk SPBU BBM satu harga yang baru diresmikan di Wawewa Selatan itu untuk tahap pertama satu kali pengiriman 8.000 kiloliter.
Baca juga: Pertamina meresmikan penyaluran BBM satu harga daerah 3T di Bengkulu
Baca juga: BPH Migas resmikan serentak 29 penyalur BBM Satu Harga di wilayah 3T
Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman dalam sambutannya sebelum seremonial peresmian penyaluran BBM satu harga di Sumba Barat Daya, Kamis mengatakan bahwa pembukaan dan peresmian SPBU BBM satu harga itu mampu membuka titik perekonomian baru bagi masyarakat di daerah pelosok.
"Adanya SPBU BBM satu harga ini bisa meningkatkan perekonomian sekitar," katanya saat meresmikan SPBU BBM satu harga di Desa Mandungo.
Dia berharap kepada investor yang membuka SPBU BBM satu harga itu agar bisa mengembangkan SPBU penyaluran BBM satu harga itu lebih luas lagi.
Saleh menambahkan bahwa dalam perjalanan membangun sebuah SPBU khususnya penyaluran BBM satu harga memang penuh dengan dinamika dan membutuhkan pengusaha atau investor yang kuat.
Dia mengakui bahwa hal tersebut terjadi di seluruh wilayah Indonesia ketika hendak membangun SPBU penyaluran BBM satu harga.
"Karena untuk mencari pengusaha yang memiliki dedikasi untuk membangun dan memiliki keuangan yang mencukupi juga adalah salah satu tantangan tersendiri, " tambah dia.
Saleh berharap agar sejumlah SPBU satu harga saat ini bisa terus berkembang dan meningkat menjadi SPBU reguler sehingga tujuannya adalah menjadi titik perekonomian baru sehingga SPBU satu harga bisa berkembang untuk melayani masyarakat untuk wilayah yang lebih luas.
Vice Presiden Retail Fuel Sales PT Pertamina Patra Niaga Rahman Pramono Wibowo mengatakan bahwa dengan diresmikan delapan SPBU penyalur BBM satu harga maka saat ini untuk wilayah NTT sudah ada 38 unit SPBU BBM satu harga dari sebelumnya hanya 32 unit saja.
Dia menambahkan dalam membangun SPBU BBM satu harga di kawasan 3T diperlukan dukungan dari berbagai, mulai dari Kementerian ESDM serta BPH Migas sebagai pengatur dan juga dari sisi pemerintah pusat untuk menjembatani dan mediasi dengan pemerintah daerah.
“Kemudian juga yang sangat penting adalah suport dari pemerintah daerah serta dukungan dari pengusaha lokal dalam hal pembangunan SPBU BBM satu harganya,” tambah dia.
Terkait persiapan untuk pembangunan BBM satu harga yang merupakan program dari pemerintah titik atau lokasinya sudah ditentukan oleh pemerintah daerah.
Selain itu juga dibutuhkan persetujuan dari BPH Migas karena sudah ada regulasi yang sudah disepakati sesuai dengan arahan dari Kementerian ESDM.
Sementara itu khusus untuk SPBU BBM satu harga yang baru diresmikan di Wawewa Selatan itu untuk tahap pertama satu kali pengiriman 8.000 kiloliter.
Baca juga: Pertamina meresmikan penyaluran BBM satu harga daerah 3T di Bengkulu
Baca juga: BPH Migas resmikan serentak 29 penyalur BBM Satu Harga di wilayah 3T
Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023
Tags: