Eneng menilai pemerintah perlu membuat strategi jangka panjang sebagai langkah cepat menangani Jakarta yang sudah darurat polusi.
Mengingat tingginya mobilitas masyarakat di Jakarta, menurut dia tentu membutuhkan transportasi meski kontras dengan akibatnya yakni penyumbang terbesar polusi udara.
"Pergerakan orang di Jakarta bisa mencapai 25 juta jiwa setiap harinya namun faktanya macet masih terjadi, polusi tak berkurang," jelasnya.
Terlebih, pemerintah provinsi DKI hanya memberlakukan bekerja dari rumah (work from home/WFH) kepada aparatur sipil negara (ASN) yang jumlahnya hanya sekitar 2.500 orang. Ini hanya menjadi solusi jangka pendek.
Maka dari itu, pihaknya menilai transportasi publik bisa menjadi solusi jangka panjang untuk ditingkatkan dengan memanfaatkan teknologi listrik.
"Jika kendaraan listrik hari ini digembar-gemborkan, maka harusnya diutamakan transportasi publik berbasis listrik," tuturnya.
Tak hanya meningkatkan kualitas, Eneng juga menyarankan pemerintah provinsi DKI untuk menambah kuantitas armada pengumpan (feeder) transportasi publik misalnya busway TransJakarta.
Dia menambahkan, bisa saja pemerintah mengaktifkan kembali mikro trans untuk menjangkau lokasi yang tak terjangkau demi memudahkan mobilitas pelanggan TransJakarta.
"Contohnya di kawasan Jakarta Barat, yang belum diaktifkan rute 78 Puri - Citraland, rute 79 Cengkareng - Kota, dan rute 107 Green Garden - Puri Beta," sebutnya.
Dengan demikian, adanya pemenuhan tersebut yang dapat menjangkau lokasi terpencil maka masyarakat tentu tidak akan berpikir dua kali untuk memakai transportasi publik.
Bus listrik
PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) telah mengoperasikan 52 unit bus listrik untuk mendukung upaya pemerintah menekan polusi udara di DKI Jakarta.
"Jumlah bus listrik yang sudah selesai kita uji coba dan memenuhi standar itu ada empat pabrikan dan saat ini yang sudah mengaspal di rute TransJakarta sudah ada 52 bus," kata Direktur Operasi dan Keselamatan TransJakarta Daud Joseph di Halte TransJakarta CSW, Jakarta Selatan, Rabu.
Manajemen TransJakarta masih terus memantau emisi yang dikeluarkan setiap bus tersebut. Daud menyebutkan, bus listrik ini sebagai upaya mendukung kampanye Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam mengurangi polusi udara di Ibu Kota.
Baca juga: TransJakarta operasikan 52 bus listrik untuk tekan polusi di DKI
Baca juga: Manajemen TransJakarta putuskan tak menaikkan tarif Royaltrans
Baca juga: Halte TransJakarta Tendean beroperasi kembali pekan depan
Baca juga: TransJakarta operasikan 52 bus listrik untuk tekan polusi di DKI
Baca juga: Manajemen TransJakarta putuskan tak menaikkan tarif Royaltrans
Baca juga: Halte TransJakarta Tendean beroperasi kembali pekan depan