Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Metro Lampung menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, untuk pengembangan komoditas bawang merah sebagai upaya untuk pengendalian inflasi pangan di dua daerah tersebut.

"Kerja sama antar daerah (KAD) antara Kota Metro dengan Brebes penting karena untuk pengendalian inflasi pangan. Intinya, KAD ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bawang merah masyarakat," kata Wali Kota Metro Wahdi Siradjuddin di Metro, Kamis.

Ia mengatakan kerja sama tersebut selain menindaklanjuti Program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), juga sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan bawang merah masyarakat.

"Kabupaten Brebes merupakan sentra penghasil bawang merah terbesar di Indonesia. Di mana pada 2022, Brebes menyumbang 18,5 persen produksi bawang merah nasional jadi kita bisa belajar dari mereka," ucapnya.

Dia melanjutkan dengan adanya kerja sama tersebut diharapkan dapat menjadi langkah untuk mengantisipasi kelangkaan sekaligus menjadi solusi atas fluktuatifnya harga bawang merah di pasaran.

Baca juga: Bulog Lampung sebut ada potensi penyerapan 4 ribu ton panen gadu

Baca juga: Gubernur: Komoditas pertanian Lampung dukung ketahanan pangan nasional


"Jadi semuanya menginginkan Kota Metro ini kondisi harga serta stok pangan seperti bawang merah aman. Semua bahan pokok yang dibutuhkan oleh masyarakat bisa tersedia salah satu upayanya melalui kerja sama ini," jelasnya.

Menurut dia, dalam kerja sama ini nantinya ada pelatihan budidaya dan dukungan bibit bawang merah dari Kabupaten Brebes untuk kelompok tani di Kota Metro.

Tanggapan lain dikatakan oleh Ketua Gapoktan Ganjarasri Metro, Wanto.

Wanto mengatakan dalam pelaksanaan panen bawang untuk mengawali kerja sama antardua daerah tersebut, tanaman bawang merah miliknya itu itu telah berusia 65 hari dengan produksi atau panen sebanyak 1,2 ton.

"Tapi kalau dihitung mulai nol atau dari mulai pengolahan lahan sampai panen kurang lebih tiga bulan untuk berproduksi. Bawang merah yang kami tanam ini produksinya mencapai 1,2 ton," ujar dia.

Ia menambahkan, untuk pemasaran bawang merah itu sangat mudah di Kota Metro, sebab banyak pedagang di pasar tradisional yang siap membeli karena konsumsi bawang di daerah itu cukup besar sehingga masih membutuhkan stok bawang merah cukup banyak.

"Pasokan bawang merah untuk di Kota Metro inikan kurang ya, jadi untuk pemasarannya mudah. Karena pasar banyak dan pedagang yang mau membelinya juga banyak," tambahnya.

Baca juga: Mentan minta Lampung ikut berkontribusi penuhi pangan hadapi El Nino

Baca juga: Pusri perketat penyaluran pupuk bersubsidi dukung swasembada pangan