RI tekankan interkonektivitas untuk memanfaatkan energi lintas negara
24 Agustus 2023 15:31 WIB
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana berbicara pada ASEAN Energy Business Forum 2023 bertajuk "Accelerating Energy Connectivity to Achieve Sustainable Growth of ASEAN", di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (24/8/2023). ANTARA/HO-Humas Kementerian ESDM/aa.
Jakarta (ANTARA) - Indonesia menekankan interkonektivitas antarnegara ASEAN merupakan isu krusial pada Keketuaan ASEAN 2023 dengan keberagaman energi yang dimilikinya, membutuhkan pembangunan infrastruktur untuk memanfaatkan sumber energi lintas negara.
"Negara-negara ASEAN dianugerahi sumber energi yang melimpah, termasuk energi terbarukan. Total potensi energi terbarukan yang dimiliki negara-negara ASEAN adalah 17.229 GW. Sementara, cadangan terbukti gas yang dimiliki negara ASEAN mencapai 130 triliun standar kaki kubik (TCF), sebagian besar berada di Indonesia sebesar 44,2 TCF," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana pada ASEAN Energy Business Forum 2023 bertajuk "Accelerating Energy Connectivity to Achieve Sustainable Growth of ASEAN", di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis.
Untuk memanfaatkan dan mengoptimalkan penggunaan sumber energi yang melimpah tersebut diperlukan infrastruktur interkonektivitas lintas negara, untuk memenuhi permintaan energi dari sumber energi, yang berada di negara lain.
"Interkoneksi akan menciptakan energi yang terjangkau dan berkelanjutan, serta sistem energi lokal, bersamaan dengan memitigasi perubahan iklim, sebagai komitmen pada kawasan ASEAN. Isu terkait interkonektivitas inilah yang menjadi fokus Indonesia pada Keketuaan ASEAN 2023," ujar Dadan, dalam keterangannya yang diterima di Jakarta.
Di samping infrastruktur tenaga listrik dan gas, Dadan juga menggagas untuk memperluas interkonektivitas pada biomassa dan biofuel.
Selain itu, terkait dengan sumber mineral, Indonesia memiliki banyak potensi nikel dan mineral lain, begitupun dengan negara ASEAN lainnya, diperlukan interkonektivitas untuk menciptakan industri, antara lain industri baterai.
Dadan menambahkan sejak ditandatangani Memorandum of Understanding (MoU) ASEAN Power Grid (APG) pada awal 2000-an, negara-negara ASEAN masih mendapatkan manfaat dari interkonektivitas jaringan listrik. Indonesia pun menyambut baik perpanjangan MoU APG setelah 2024.
Pada 2022, katanya lagi, ASEAN telah menetapkan progres dengan menyambungkan jaringan listrik di Laos, Thailand, Malaysia, dan Singapura melalui "Laos PDR, Thailand, Malaysia, Singapore Power Integration Project (LTMS-PIP)", yang terbukti dapat meningkatkan pemanfaatan sumber energi terbarukan, serta meningkatkan resiliensi dan stabilitas jaringan listrik pada kawasan tersebut.
"Kami juga mendorong inisiatif jual beli tenaga listrik (new multilateral power trade) pada subregion Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Filipina (BIMP). Dengan memperkuat kerja sama pada kawasan ASEAN, kita akan menciptakan ekosistem di mana surplus energi dari negara satu dapat memenuhi kebutuhan negara lainnya dan memelihara win-win situation untuk seluruh negara," kata Dadan menegaskan.
Indonesia juga mendukung perpanjangan kerja sama Trans-ASEAN Gas Pipeline (TAGP) yang akan berakhir pada 2024.
Kerja sama itu dinilai penting untuk meningkatkan interkonektivitas gas bumi pada kawasan ASEAN. Terlebih, peran gas bumi saat ini sangat penting untuk mendukung keamanan energi dan sebagai jembatan untuk transisi energi.
"Kami berharap perpanjangan kerja sama tersebut dapat meningkatkan kolaborasi di antara negara ASEAN dalam menyediakan infrastruktur gas bumi. Di masa mendatang, infrastruktur dapat diperluas kepada pengembang infrastruktur LNG, seperti terminal regasifikasi. Di sisi lain, infrastruktur gas bumi eksisting dapat dimanfaatkan untuk kerja sama energi di masa depan, seperti hidrogen dan CCS," ujarnya.
Di sisi lain, Dadan mengingatkan bahwa negara-negara anggota ASEAN perlu meningkatkan upaya lebih, tidak hanya pada pengembangan infrastruktur, namun juga harmonisasi kebijakan, kerangka regulasi dan standar teknis untuk efektivitas operasi APG dan TAGP.
"Mari kita memperkuat komitmen untuk koordinasi kebijakan, memfasilitasi distribusi sumber energi lintas negara, juga menegaskan kembali komitmen kita bersama dalam menciptakan lingkungan yang sehat bagi investasi swasta, memelihara inovasi, dan memastikan keberlanjutan inisiatif energi," ujarnya lagi.
Baca juga: Menteri ASEAN akselerasi konektivitas energi dukung ketahanan kawasan
Baca juga: Indonesia tawarkan solusi gaet investasi transisi energi di ASEAN
"Negara-negara ASEAN dianugerahi sumber energi yang melimpah, termasuk energi terbarukan. Total potensi energi terbarukan yang dimiliki negara-negara ASEAN adalah 17.229 GW. Sementara, cadangan terbukti gas yang dimiliki negara ASEAN mencapai 130 triliun standar kaki kubik (TCF), sebagian besar berada di Indonesia sebesar 44,2 TCF," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana pada ASEAN Energy Business Forum 2023 bertajuk "Accelerating Energy Connectivity to Achieve Sustainable Growth of ASEAN", di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis.
Untuk memanfaatkan dan mengoptimalkan penggunaan sumber energi yang melimpah tersebut diperlukan infrastruktur interkonektivitas lintas negara, untuk memenuhi permintaan energi dari sumber energi, yang berada di negara lain.
"Interkoneksi akan menciptakan energi yang terjangkau dan berkelanjutan, serta sistem energi lokal, bersamaan dengan memitigasi perubahan iklim, sebagai komitmen pada kawasan ASEAN. Isu terkait interkonektivitas inilah yang menjadi fokus Indonesia pada Keketuaan ASEAN 2023," ujar Dadan, dalam keterangannya yang diterima di Jakarta.
Di samping infrastruktur tenaga listrik dan gas, Dadan juga menggagas untuk memperluas interkonektivitas pada biomassa dan biofuel.
Selain itu, terkait dengan sumber mineral, Indonesia memiliki banyak potensi nikel dan mineral lain, begitupun dengan negara ASEAN lainnya, diperlukan interkonektivitas untuk menciptakan industri, antara lain industri baterai.
Dadan menambahkan sejak ditandatangani Memorandum of Understanding (MoU) ASEAN Power Grid (APG) pada awal 2000-an, negara-negara ASEAN masih mendapatkan manfaat dari interkonektivitas jaringan listrik. Indonesia pun menyambut baik perpanjangan MoU APG setelah 2024.
Pada 2022, katanya lagi, ASEAN telah menetapkan progres dengan menyambungkan jaringan listrik di Laos, Thailand, Malaysia, dan Singapura melalui "Laos PDR, Thailand, Malaysia, Singapore Power Integration Project (LTMS-PIP)", yang terbukti dapat meningkatkan pemanfaatan sumber energi terbarukan, serta meningkatkan resiliensi dan stabilitas jaringan listrik pada kawasan tersebut.
"Kami juga mendorong inisiatif jual beli tenaga listrik (new multilateral power trade) pada subregion Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Filipina (BIMP). Dengan memperkuat kerja sama pada kawasan ASEAN, kita akan menciptakan ekosistem di mana surplus energi dari negara satu dapat memenuhi kebutuhan negara lainnya dan memelihara win-win situation untuk seluruh negara," kata Dadan menegaskan.
Indonesia juga mendukung perpanjangan kerja sama Trans-ASEAN Gas Pipeline (TAGP) yang akan berakhir pada 2024.
Kerja sama itu dinilai penting untuk meningkatkan interkonektivitas gas bumi pada kawasan ASEAN. Terlebih, peran gas bumi saat ini sangat penting untuk mendukung keamanan energi dan sebagai jembatan untuk transisi energi.
"Kami berharap perpanjangan kerja sama tersebut dapat meningkatkan kolaborasi di antara negara ASEAN dalam menyediakan infrastruktur gas bumi. Di masa mendatang, infrastruktur dapat diperluas kepada pengembang infrastruktur LNG, seperti terminal regasifikasi. Di sisi lain, infrastruktur gas bumi eksisting dapat dimanfaatkan untuk kerja sama energi di masa depan, seperti hidrogen dan CCS," ujarnya.
Di sisi lain, Dadan mengingatkan bahwa negara-negara anggota ASEAN perlu meningkatkan upaya lebih, tidak hanya pada pengembangan infrastruktur, namun juga harmonisasi kebijakan, kerangka regulasi dan standar teknis untuk efektivitas operasi APG dan TAGP.
"Mari kita memperkuat komitmen untuk koordinasi kebijakan, memfasilitasi distribusi sumber energi lintas negara, juga menegaskan kembali komitmen kita bersama dalam menciptakan lingkungan yang sehat bagi investasi swasta, memelihara inovasi, dan memastikan keberlanjutan inisiatif energi," ujarnya lagi.
Baca juga: Menteri ASEAN akselerasi konektivitas energi dukung ketahanan kawasan
Baca juga: Indonesia tawarkan solusi gaet investasi transisi energi di ASEAN
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023
Tags: