"Muka saya ditendang pakai lutut, bibir saya luka berdarah, kepala saya benjol. Saat itu epilepsi saya kambuh, saya tidak sadar sepenuhnya kejadian itu, tiba-tiba saya dipukuli," kata YR ketika dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.
Peristiwa penganiayaan itu terjadi pada Selasa (22/8) malam ketika YR masih menggunakan seragam kerja, keluar kantor dari kawasan JIEP dengan berjalan kaki.
Kala itu, YR sempat duduk di atas sepeda motor milik pekerja lainnya berbeda perusahaan yang terparkir di kawasan itu untuk beristirahat.
Pemilik motor mengira motornya akan dicuri, kata YR.
Baca juga: Pengemudi diduga epilepsi tabrak dua petugas PPSU di Radio Dalam
"Petugas keamanan langsung menghampiri saya dan tanya-tanya. Saya duduk di motor, linglung saja. Tiba-tiba dipegangi dan diikat dengan tali kabel," kata YR.
Dia mengaku telah melakukan pembelaan bahwa dirinya karyawan di kawasan tersebut.
Bahkan, saat kejadian dia masih menggunakan seragam kerja dan kartu identitas dari kantornya.
Namun, orang-orang itu tak mendengarkan penjelasan YR. Mereka langsung memegangi dan memukuli YR.
"Saya langsung suruh mereka panggil sekuriti dari tempat saya bekerja," kata YR.
Baca juga: Polisi bantu penyembuhan trauma kepada korban penganiayaan di Tangsel
Baca juga: Polisi bantu penyembuhan trauma kepada korban penganiayaan di Tangsel
Petugas sekuriti dan supervisor dari tempat kerja YR pun tiba. Mereka melihat YR dalam keadaan sudah dipukuli dan menanyakan alasan YR babak belur.
Dia pun menjawab bahwa ia tidak tahu apa-apa lantaran masih linglung akibat penyakit epilepsinya kambuh.
YR langsung dibawa ke RS Antam Medika Pulogadung sekitar pukul 23.00 WIB dan ke pos polisi setempat bersama pelaku.
Di sana, kedua belah pihak setuju untuk melakukan mediasi.
"Saya sendiri memaafkan pelakunya karena dia enggak ngerti saya sedang mengalami gejala epilepsi malam itu. Kalau ngerti, dia tidak akan melakukan pemukulan," ucapnya.
Baca juga: Polisi tangkap pelaku penganiayaan hingga tewas di Jakbar