New York (ANTARA) - Keputusan Jepang untuk membuang air radioaktif yang telah diolah dinilai tidak sepenuhnya transparan dan tidak cukup inklusif bagi para pemangku kepentingan esensial, baik di Jepang maupun di luar negara tersebut, demikian lapor media Amerika Serikat (AS), The New York Times (NYT), (22/8).

"Keputusan ini bisa menebarkan benih-benih ketidakpercayaan dan perselisihan selama puluhan tahun," tulis laporan tersebut.

Pada pekan ini, Jepang mulai membuang lebih dari satu juta metrik ton air radioaktif yang telah diolah ke Samudera Pasifik. Limbah tersebut ditampung di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi yang telah lumpuh.

Laporan tersebut lebih lanjut memaparkan bahwa langkah Jepang itu merusak struktur tata kelola lingkungan di Asia, tempat lebih dari 140 reaktor tenaga nuklir telah beroperasi.

"Pertanyaan paling penting di sini mungkin bukan pertanyaan teknis, ilmiah, dan radiologis, melainkan tentang contoh yang diberikan," demikian laporan tersebut.