Caracas (ANTARA News) - Ribuan pendukung oposisi turun ke jalanan Caracas pada Senin, memukul pot, membakar kantong sampah dan berteriak "curang" untuk memrotes pengesahan ahli waris politik mendiang pemimpin Hugo Chavez menjadi presiden terpilih.
Unjuk rasa itu meletus sesudah Dewan Pemilihan Nasional (CNE) mensahkan
kemenangan Penjabat Presiden Nicolas Maduro atas pesaingnya, Henrique
Capriles, yang menolak mengaku kalah dan menuntut penghitungan ulang
penuh hasil pemilihan umum itu.
Di satu lokasi, polisi membubarkan satu kelompok pemrotes menggunakan gas air mata.
Tumpukan sampah dibakar sepanjang jalan utama dan pada petang hari sejumlah pendukung Capriles yang mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi membunyikan klakson mereka dengan keras.
"Kami di sini karena mereka mencuri suara kami. Mereka menipu kami," kata Selma Orjuela (60) sambil memukul pot.
"Kami butuh Capriles jadi presiden. Itu mengapa kami memberikan suara suara, dan kami yakin ia menang," katanya.
Dengan oposisi melakukan unjuk rasa Selasa dan Rabu, Maduro mendesak para pendukungnya melakukan unjuk rasa pada hari yang sama dan "berjuang dengan damai" di seluruh negara itu.
Maduro-- yang menyatakan mendukung pemeriksaan suara setelah pemilihan diumumkan -- kini mengatakan tuntutan Capriles bagi penghitungan ulang penuh adalah "tingkah laku masyarakat borjuis."
Sebelumnya, CNE menyerahkan hasil resmi kepada Maduro, dengan mengatakan ia mengalahkan Capriles, dengan meraih 50,75 persen suara melawan 48,97 suara untuk Capriles-- perbedaan 265.000 suara.
Selisih angka terakhir itu adalah sekitar 30.000 suara lebih besar ketimbang hasil sebelumnya, tetapi itu masih hasil terbaik oposisi melawan kelompok "Chavisme" dalam 14 tahun kekuasaan para pendukung Chavez, yang memerintah negara yang memiliki cadangan minyak terbesar dunia itu.
"Saya adalah putra Chavez," kata Maduro.
"Saya adalah presiden kelompok Chavista pertama setelah Hugo Chavez Frias dan saya akan memenuhi warisannya untuk melindungi warga miskin, melindungi kemerdekaan kami."
Mantan menteri luar negeri berusia 50 tahun itu menuduh oposisi memiliki "mental kudeta."
"Mereka akan berusaha merusak keinginan mayoritas demokrtik, apa yang mereka lakukan itulah yang mereka lakukan atau mendorong satu kudeta," tuduh Maduro.
"Saya melaporkan bahwa Venezuela berada di jalan untuk persiapan satu tindakan yang akan mengabaikan institusi-institusi demkoratik," katanya.
Capriles, yang menginginkan CNE menghitung semua suara, mendesak para pendukungnya datang dan memprotes agar "dunia tahu kemarahan dan sakit hati dan kemarahan kami."
Capriles menyeru rakyat Venezuela melakukan protes di depan kantor-kantor CNE Selasa dan Rabu, menuntut penghitungan ulang hasil pemilihan presiden Venezuela.
Penerjemah : Rafaat Nurdin
Pendukung oposisi protes hasil pemilihan presiden Venezuela
16 April 2013 16:34 WIB
Pemimpin oposisi Venezuela Henrique Capriles menolak kemenangan kandidat partai berkuasa Nicolas Maduro dan menuntut penghitungan ulang hasil pemilihan presiden Venezuela. (REUTERS/Marco Bello)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013
Tags: