ASEAN 2023
Teten rangkul ASEAN perkuat digitalisasi UKM cegah predatory pricing
23 Agustus 2023 17:02 WIB
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki (tengah) bersama delegasi negara-negara ASEAN saat acara Opening Sixth ASEAN Inclusive Business Summit 2023 di kawasan Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (23/8/2023). ANTARA/Kuntum Riswan.
Bali (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki merangkul negara anggota ASEAN untuk memperkuat ekosistem digital bagi UKM untuk mencegah predatory pricing.
“ASEAN harus mendukung UKM, dan ASEAN harus bersatu untuk menjadi pusat produksi UKM dunia. Kita harus menawarkan peluang sinergi ekspor-impor produk, barang, dan jasa antara negara ASEAN,” kata MenkopUKM Teten Masduki saat acara Opening Sixth ASEAN Inclusive Business Summit 2023 di kawasan Nusa Dua, Badung, Bali.
Semua negara ASEAN, disebutnya, harus menyediakan data yang akurat untuk dan dari UKM. Selain mencegah praktik predatory pricing, penguatan ekosistem digital bagi UKM juga bisa dilakukan dengan meningkatkan literasi digital, memastikan kesetaraan dalam e-commerce dan memberikan kemudahan akses keuangan berdasarkan catatan transaksi untuk credit scoring.
Di lain sisi, ASEAN juga harus bertanggung jawab untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas UKM, mulai dari produk hingga model bisnis.
Menteri Teten menuturkan bahwa ASEAN memiliki pasar yang luas, sumber daya alam yang melimpah, potensi industri pariwisata, dan jumlah penduduk yang signifikan. ASEAN juga menghadirkan pasar yang sangat menjanjikan bagi dunia dengan jumlah penduduk sebesar 679 juta jiwa atau 8 persen dari populasi dunia.
Namun, pasar ASEAN yang menjanjikan dan dilengkapi dengan pertumbuhan ekonomi beberapa negara ASEAN berada di atas rata-rata global yaitu 5 persen, menyebabkan ASEAN sering menjadi sasaran produk lintas negara di luar ASEAN.
“Oleh karena itu, ASEAN harus mendukung UKM, dan ASEAN harus bersatu untuk menjadi pusat produksi UKM dunia.
Kita harus menawarkan peluang sinergi ekspor-impor produk, barang, dan jasa antar negara ASEAN,” tegasnya.
Tak hanya itu, Teten juga mengajak seluruh negara anggota ASEAN untuk bersama-sama meningkatkan komitmen terhadap bisnis inklusif guna memastikan terciptanya wirausaha muda dan UKM masa depan yang berbasis kreativitas dan teknologi.
“Bersama-sama, mari kita bayangkan masa depan bisnis ASEAN yang inklusif dengan UKM sebagai fondasinya,” ucap dia.
Baca juga: Teten: Kolaborasi usaha besar ciptakan UMKM rantai pasok global
Baca juga: Biden tak akan hadiri KTT ASEAN di Jakarta
Baca juga: ASEAN dan Jepang sepakat rencana kerja tangani kejahatan transnasional
“ASEAN harus mendukung UKM, dan ASEAN harus bersatu untuk menjadi pusat produksi UKM dunia. Kita harus menawarkan peluang sinergi ekspor-impor produk, barang, dan jasa antara negara ASEAN,” kata MenkopUKM Teten Masduki saat acara Opening Sixth ASEAN Inclusive Business Summit 2023 di kawasan Nusa Dua, Badung, Bali.
Semua negara ASEAN, disebutnya, harus menyediakan data yang akurat untuk dan dari UKM. Selain mencegah praktik predatory pricing, penguatan ekosistem digital bagi UKM juga bisa dilakukan dengan meningkatkan literasi digital, memastikan kesetaraan dalam e-commerce dan memberikan kemudahan akses keuangan berdasarkan catatan transaksi untuk credit scoring.
Di lain sisi, ASEAN juga harus bertanggung jawab untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas UKM, mulai dari produk hingga model bisnis.
Menteri Teten menuturkan bahwa ASEAN memiliki pasar yang luas, sumber daya alam yang melimpah, potensi industri pariwisata, dan jumlah penduduk yang signifikan. ASEAN juga menghadirkan pasar yang sangat menjanjikan bagi dunia dengan jumlah penduduk sebesar 679 juta jiwa atau 8 persen dari populasi dunia.
Namun, pasar ASEAN yang menjanjikan dan dilengkapi dengan pertumbuhan ekonomi beberapa negara ASEAN berada di atas rata-rata global yaitu 5 persen, menyebabkan ASEAN sering menjadi sasaran produk lintas negara di luar ASEAN.
“Oleh karena itu, ASEAN harus mendukung UKM, dan ASEAN harus bersatu untuk menjadi pusat produksi UKM dunia.
Kita harus menawarkan peluang sinergi ekspor-impor produk, barang, dan jasa antar negara ASEAN,” tegasnya.
Tak hanya itu, Teten juga mengajak seluruh negara anggota ASEAN untuk bersama-sama meningkatkan komitmen terhadap bisnis inklusif guna memastikan terciptanya wirausaha muda dan UKM masa depan yang berbasis kreativitas dan teknologi.
“Bersama-sama, mari kita bayangkan masa depan bisnis ASEAN yang inklusif dengan UKM sebagai fondasinya,” ucap dia.
Baca juga: Teten: Kolaborasi usaha besar ciptakan UMKM rantai pasok global
Baca juga: Biden tak akan hadiri KTT ASEAN di Jakarta
Baca juga: ASEAN dan Jepang sepakat rencana kerja tangani kejahatan transnasional
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023
Tags: