Jambi (ANTARA) - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi menyerahkan bantuan benih padi, kacang kedelai dan peralatan pertanian kepada petani setempat yang disampaikan ke Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) yang diterima langsung oleh Bupati Anwar Sadat.

"Bantuan yang kami diberikan berupa benih padi hibrida untuk 1.000 ha, benih padi biofortifikasi nutrizink untuk 500 ha, benih kacang kedelai (250,5 ha) kemudian mesin pompa air sebanyak empat unit, TR2 dua unit dan handsprayer lima unit," kata Wamentan Harvick Hasnul Qolbi, di Jambi Selasa.

Bantuan tersebut diharapkan dapat dipergunakan dengan baik dan bisa membantu masyarakat terkhusus para petani dan semoga bisa membantu mereka terutama mesin air di saat musim el nino.

Wamentan juga menyebutkan saat ini pihaknya terus melakukan mitigasi sumur-sumur pompa, codetan sangat berpengaruh terhadap pertanian dan hal itu dikarenakan hampir semua baik kebun maupun pertanian di Indonesia masih mayoritas tadah hujan yang mengandalkan hujan.

Dia berharap semua pihak tetap optimis dan berdoa agar kekeringan tidak benar-benar terjadi secara masif dan untuk mengatasi ini kita bisa lakukan dengan cara subsidi silang.

Artinya di kabupaten tertentu mungkin yang ekstrem bisa disubsidi dari yang kabupaten nya mungkin surplus walaupun Jambi tidak surplus beras tapi perkebunan nya cukup luar biasa.

Sementara itu, Bupati Tanjabbar Anwar Sadat juga berterima kasih atas bantuan yang diberikan Kementerian Pertanian tersebut dan Tanjabbar memiliki lahan penghasil padi akan tetapi belum mampu untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

Kabupaten Tanjabbar pada sektor tanaman pangan, komoditi utamanya adalah tanaman padi berupa padi sawah dan padi ladang yang ditopang dengan sawah seluas 7.574 ha dimana pada 2022 produksi padi dari luas panen 3.710 ha menghasilkan sebanyak 16.397 kg atau setara dengan 10.166 ton beras.

"Jika dibanding dengan kebutuhan penduduk, maka dalam tiga tahun terakhir selalu mengalami defisit dan pada 2022 hanya sebagian penduduk yang dapat dipenuhi kebutuhan berasnya dari hasil produksi sendiri," kata Anwar Sadat.

Pada pandemi COVID-19 sedang puncak-puncaknya terjadi 2020-2021, dimana aktivitas ekonomi menurun secara drastis dan hampir semua lapangan usaha tumbuh negatif, justru sektor pertanian, kehutanan dan perikanan masih tumbuh positif dan cenderung meningkat.

Bahkan menjadi penyumbang terbesar nomor satu terhadap pembentukan PDRB selama periode sulit tersebut.

"Hal ini membuktikan bahwa sektor perekonomian ini menjadi goncangan ekonomi dan hal lain yang juga menunjukkan bahwa sektor pertanian mempunyai peranan besar dalam perekonomian Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah jika ditinjau dari serapan tenaga kerjanya," kata Anwar Sadat.

Berdasarkan hasil survei indikator kesejahteraan rakyat pada 2020 oleh BPS, sektor pertanian menyerap sebesar 63,48 persen mengalami penurunan menjadi 61,26 persen pada 2021, dan 2022 kembali mengalami penurunan sebesar 7,15 persen namun tetap menjadi lapangan usaha yang menyerap tenaga kerja paling banyak di kabupaten Tanjabbar.

Sektor pertanian terdiri atas tanaman pangan dan hortikultura, peternakan dan perkebunan sedangkan sektor peternakan terdapat ternak besar dan unggas yang populasinya berkembang cukup signifikan.

Pada 2022 populasi sapi diperkirakan sebanyak 9.151 ekor, kerbau 748 ekor, kambing 40.010 ekor, domba 809 ekor dan unggas (ayam buras, broiler dan itik) lebih dari 2 juta ekor.

Sedangkan pada sub sektor perkebunan ada lima komoditi unggulan yang dikembangkan di Kabupaten Tanjabbar yaitu kelapa yang lazim disebut dengan kelapa dalam dengan luas tanam 51.539 ha, pinang seluas 13.645 ha, kopi liberika 2.869 ha, kelapa sawit 75.997 ha dan karet 7.388 ha.

Kemudian kelapa dalam, pinang dan kopi berjenis liberika merupakan komoditi perkebunan spesifik yang hanya tumbuh baik di wilayah hilir atau dataran rendah dengan topografi tanah rawa dan gambut.

Sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat, namun pada faktanya banyak kendala dan masalah mendasar yang saat ini dihadapi pada sektor ini.

"Alih fungsi lahan persawahan merupakan salah satu permasalahan utama pada subsektor tanaman pangan dimana banyak lahan sawah merubah menjadi lahan perkebunan khususnya perkebunan kelapa sawit dan nilai tukar menjadi alasan utama terjadinya alih fungsi tersebut," kata Anwar Sad

Saat ini ditingkat petani harga kelapa dalam hanya berkisar pada Rp1.000,- per butirnya sehingga margin keuntungan yang diperoleh sangat kecil.

Sedangkan harga biji pinang kering hanya mampu dijual petani pada harga Rp3.000,- sampai Rp5.000,- per kg dimana sebelumnya pernah mencapai di atas Rp20.000,- per kg.

"Petani saat ini banyak yang tidak memanen pinangnya lagi karena dianggap biaya yang dikeluarkan lebih besar dari hasil yang diperoleh.," katanya.

Baca juga: Pengendalian Inflasi prioritas Pemkab Tanjabbar Jambi