Jakarta (ANTARA) - Praktisi kesehatan Dokter Spesialis Anak dr. Ramdhani Yassien mengatakan rotavirus adalah penyebab umum terjadinya diare pada balita dengan persentase 41-58 persen.

"Dari data Indonesia Rotavirus Surveilance Network 2017, penyebab diare pada balita 41-58 persen karena rotavirus," katanya dalam diskusi terkait imunisasi rotavirus yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Ramdhani juga mengatakan penyebab lainnya seperti jamur dan kuman juga dapat menyebabkan diare, namun umumnya balita dan anak-anak menderita diare karena faktor bakteri rotavirus.


Dia menyebutkan bakteri rotavirus masuk ke tubuh balita dan anak-anak umumnya melalui perilaku memasukkan benda-benda asing ke dalam mulut yang kerap dilakukan oleh balita dan anak-anak.
Ia menjelaskan benda-benda yang dimasukkan seperti tangan ataupun mainan memiliki kemungkinan terpapar oleh bakteri rotavirus.

"Sebenarnya bakteri rotavirus ada di lingkungan karena manusia itu hidup berbaur bersama bakteri, jamur, dan kuman. Prinsipnya diare ditransmisikan secara fecal oral, dari kotoran yang tidak sengaja masuk ke mulut," ujar Ramdhani.

Oleh karena itu, dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Jakarta ini mengimbau kepada para orang tua agar melakukan imunisasi rotavirus terhadap anaknya.

Imunisasi rotavirus, katanya, dapat membantu meminimalisir terjadinya diare yang disebabkan oleh rotavirus pada balita dan anak-anak.

"Setidaknya, imunisasi rotavirus dapat meminimalisir gejala yang terjadi seandainya anak merasa diare," tuturnya.


Baca juga: Pemerintah mulai melaksanakan imunisasi nasional Rotavirus

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Muhammad Syahril mengatakan pelayanan imunisasi rotavirus dapat diperoleh di Posyandu serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) yang melayani imunisasi rutin, seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu, rumah sakit pemerintah dan swasta, klinik, praktik dokter mandiri, praktik bidan mandiri, serta pos pelayanan imunisasi lainnya.

"Sasaran pemberian imunisasi rotavirus dimulai paling cepat pada anak usia 2 bulan atau bayi yang dilahirkan pada tanggal 16 Mei 2023," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Muhammad Syahril di Jakarta, Senin (14/8).

Dia mengatakan imunisasi rotavirus diberikan secara oral sebanyak 0,5 ml atau setara lima kali tetes per dosis. Diberikan sebanyak tiga dosis dengan interval empat pekan antardosis.

Program yang dimulai sejak 15 Agustus 2023 lalu tersebut merupakan agenda lanjutan dari program serupa yang sebelumnya bergulir sepanjang 2022 di 21 kabupaten/kota di 18 provinsi dengan jumlah sasaran 196.876 bayi.

Baca juga: IDAI: Bayi yang ikut imunisasi rotavirus tidak dalam perut kenyang
Baca juga: Kemenkes: Imunisasi Nasional Rotavirus digelar 15 Agustus 2023