Menhub: hujan rintik-rintik saat Lion tergelincir
15 April 2013 15:17 WIB
Pesawat Lion Air JT-960 rute Bandung-Denpasar yang gagal mendarat di bandara Ngurah Rai tampak dari dari udara, di Denpasar, Bali, Sabtu (13/4). (ANTARA/Kapten laut Oscar Johanes Novie)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan mengatakan, kondisi cuaca dalam keadaan berawan hingga hujan rintik-rintik saat insiden pesawat Lion Air JT904 mendarat di laut di dekat Bandara Ngurah Rai Denpasar, Bali.
"Informasi dari petugas tower saat itu, cuaca dalam keadaan berawan dan ada rintik-rintik atau hujan ringan," kata E.E. Mangindaan dalam konferensi pers di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin.
Pada kesempatan tersebut Menhub memaparkan kronologis peristiwa nahas itu.
Kejadian itu berawal dari pukul 15.08 Wita, ketika petugas tower Bandara Ngurah Rai telah memperkenankan pesawat itu untuk mendarat ("clear to land"), namun pesawat ternyata diketahui mendarat di laut pada pukul 15.10 Wita sehingga petugas tower langsung menekan "crush bell".
"Ini merupakan prosedur yang ada di setiap bandara," katanya.
Ia memaparkan, pada pukul 15.11 Wita, bantuan para petugas dari berbagai instansi telah menuju ke lokasi bersama para masyarakat seperti nelayan yang berada di sekitar lokasi untuk turut membantu mengevakuasi penumpang.
Setelah itu, ujar dia, pada pukul 15.55 Wita atau sekitar 40 menit kemudian, semua penumpang dan awak pesawat sudah berhasil dievakuasi untuk mendapatkan perawatan.
Mangindaan juga menuturkan, ketika proses evakuasi itu terjadi bandara langsung ditutup sejak pukul 15.10 dan pada sekitar pukul 17.00 Wita bandara itu telah dibuka kembali.
Menhub mengemukakan bahwa pesawat itu memang benar mengangkut 108 orang yang terdiri atas 101 penumpang dan 7 kru. 101 penumpang itu terdiri atas 56 laki-laki dewasa, 39 perempuan dewasa, 5 anak-anak, dan 1 bayi.
"Informasi dari petugas tower saat itu, cuaca dalam keadaan berawan dan ada rintik-rintik atau hujan ringan," kata E.E. Mangindaan dalam konferensi pers di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin.
Pada kesempatan tersebut Menhub memaparkan kronologis peristiwa nahas itu.
Kejadian itu berawal dari pukul 15.08 Wita, ketika petugas tower Bandara Ngurah Rai telah memperkenankan pesawat itu untuk mendarat ("clear to land"), namun pesawat ternyata diketahui mendarat di laut pada pukul 15.10 Wita sehingga petugas tower langsung menekan "crush bell".
"Ini merupakan prosedur yang ada di setiap bandara," katanya.
Ia memaparkan, pada pukul 15.11 Wita, bantuan para petugas dari berbagai instansi telah menuju ke lokasi bersama para masyarakat seperti nelayan yang berada di sekitar lokasi untuk turut membantu mengevakuasi penumpang.
Setelah itu, ujar dia, pada pukul 15.55 Wita atau sekitar 40 menit kemudian, semua penumpang dan awak pesawat sudah berhasil dievakuasi untuk mendapatkan perawatan.
Mangindaan juga menuturkan, ketika proses evakuasi itu terjadi bandara langsung ditutup sejak pukul 15.10 dan pada sekitar pukul 17.00 Wita bandara itu telah dibuka kembali.
Menhub mengemukakan bahwa pesawat itu memang benar mengangkut 108 orang yang terdiri atas 101 penumpang dan 7 kru. 101 penumpang itu terdiri atas 56 laki-laki dewasa, 39 perempuan dewasa, 5 anak-anak, dan 1 bayi.
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013
Tags: