New York (ANTARA) - Suhu ekstrem di seantero Amerika Serikat (AS) membuat kalangan lanjut usia (lansia), para pekerja, dan orang-orang di luar ruangan berisiko sangat besar terkena penyakit yang berkaitan dengan cuaca panas ekstrem atau bahkan kematian, demikian lapor Politico, Minggu (20/8).
"Sejumlah pejabat kesehatan masyarakat khawatir wilayah-wilayah metropolitan AS tidak siap menangani frekuensi gelombang panas yang lebih tinggi," sebut laporan tersebut.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa ruang gawat darurat di Texas, New Mexico, Oklahoma, Louisiana, dan Arkansas mencatatkan 847 penyakit terkait cuaca panas per 100.000 kunjungan ke departemen gawat darurat.
Jumlah panggilan darurat 911 untuk penyakit dan cedera terkait cuaca panas di AS selama sebulan terakhir tercatat hampir 30 persen lebih tinggi dari angka rata-rata.
"Penghitungan resmi kerap kali hanya mencerminkan jumlah kematian akibat sengatan panas (heatstroke). Hipertermia dicantumkan dalam akta kematian tersebut. Dengan menggunakan metodologi itu, para peneliti memperkirakan bahwa sekitar 700 orang di AS meninggal akibat terpapar suhu panas ekstrem secara langsung setiap tahunnya," papar laporan tersebut.
Namun demikian, para ahli kesehatan lingkungan mengatakan bahwa jumlah itu terlalu rendah mengingat penghitungan tersebut mengabaikan dampak cuaca panas terhadap kondisi kesehatan kronis lainnya. Sebagai contoh, suhu panas ekstrem dapat memperburuk dampak penyakit kardiovaskular dan hal itu berpotensi memicu serangan jantung.
AS dinilai tak siap hadapi musim panas mematikan
22 Agustus 2023 12:14 WIB
Pekerja memperbaiki atap saat gelombang panas di Plano, Texas, Amerika Serikat, pada 27 Juni 2023. (ANTARA/Xinhua/Dan Tian)
Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023
Tags: