Mumbai, Maharashtra (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum India (ECI) mulai bersiap untuk penyelenggaraan pemilu berikutnya di negara itu yang akan diadakan pada 2024.

"Tahun depan kami akan mengadakan dua jenis pemilu, yakni pemilu untuk parlemen dan pemilihan presiden," kata Ketua ECI Rajiv Kumar saat konferensi pers di New Delhi, Senin.

India, yang populasinya mencapai sekitar 1,4 miliar jiwa, akan mengadakan pemilihan umum yang akan diikuti sekitar 945 juta pemilih.

Di antara 945 juta pemilih itu, sekitar 20,5 juta orang adalah pemilih yang berusia 80 tahun ke atas dan sekitar 322 ribu adalah pemilih berusia 100 tahun ke atas, menurut data ECI.

ECI juga menyebutkan bahwa ada sekitar 8,5 juta pemilih pemula yang berusia 18-19 tahun, dan sekitar 8,3 juta pemilih merupakan penyandang disabilitas.

Ketua ECI Rajiv Kumar mengatakan ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh komisi pemilihan umum India itu dalam pemilu tahun depan.

Tujuan-tujuan itu adalah bahwa pemilihan berlangsung secara adil dan transparan, tidak ada pemilih yang tertinggal, bersifat inklusif, berbasis teknologi, mudah diakses, dan dengan kehadiran penuh partai-partai politik serta media.

"Mengenai inklusivitas, kami sangat peduli tentang mengupayakan partisipasi perempuan, penyandang disabilitas, dan para pemilih muda dalam pemilu tahun depan," ujarnya.

Sementara mengenai pelaksanaan pemilu yang berbasis teknologi, menurut ketua ECI itu, pemilihan umum di India tahun depan juga akan dilaksanakan dengan penggunaan mesin pemungutan suara elektronik (electronic voting machine/EVM).

"Penggunaan mesin ini merupakan suatu inovasi yang kami banggakan," kata Kumar.

Namun, dia juga mengaku ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi dalam pelaksanaan pemilu India tahun depan, salah satunya menyangkut upaya menjangkau para pemilih sampai dengan ke daerah-daerah pelosok di seluruh negeri.

Tantangan lainnya, menurut Kumar, adalah mengantisipasi kemungkinan terjadinya kecurangan dalam pemilu. Untuk itu, dia menekankan pentingnya integritas dari para pihak penyelenggara pemilu.

Sementara itu, terkait tantangan adanya narasi negatif, kampanye hitam, deepfake, berita bohong yang tersebar melalui media sosial, pihak ECI menyatakan akan berupaya untuk mengawasi dan mengendalikan narasi di media sosial.

Di antara langkah-langkah yang bisa dijalankan adalah dengan menangani berita-berita palsu, tanpa harus mengintervensi bagian kampanye atau upaya yang dilakukan oleh para juru kampanye dan partai politik.

Deepfake adalah video seseorang yang wajah atau tubuhnya telah diubah secara digital sehingga tampak seperti orang lain, biasanya digunakan untuk tujuan jahat atau untuk menyebarkan informasi palsu.


Baca juga: India tahan 75 orang di Kashmir usai pemilu daerah

Baca juga: Indonesia ajak India tingkatkan kerja sama setelah pemilu


135 juta warga bebas dari kemiskinan di India dalam 5 tahun terakhir