Semarang (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) RI sekaligus Ketua Menteri Ekonomi ASEAN 2023 Zulkifli Hasan mengatakan anggota RCEP sangat terbuka terhadap siapa saja yang ingin bergabung dalam perjanjian perdagangan bebas tersebut.

“Jadi selain yang ada, ASEAN, Australia, Jepang, Korsel, dan Tiongkok, kalau ada yang bergabung lagi dipersilakan,” ujar Zulhas ketika disinggung mengenai hasil Pertemuan Menteri RCEP di rangkaian Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN (AEM) ke-55, Semarang, Jawa Tengah, Selasa.

Zulhas, sapaan akrab Mendag RI, memimpin Pertemuan tertutup Menteri RCEP pada Senin (21/8) malam, yang mana pertemuan tersebut menghasilkan prosedur aksesi RCEP bagi negara-negara yang berminat untuk bergabung.

Baca juga: Mendag: Pembaruan AANZFTA tingkatkan akses ekspor barang RI

Menteri-menteri negara RCEP, kata Zulhas, juga mengesahkan dokumen Kerangka Acuan Kerja (Terms of Reference) Pembentukan Unit Pendukung RCEP di Sekretariat ASEAN.

Hasil perundingan menteri-menteri RCEP ini merupakan salah satu prioritas ekonomi selama Keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023.

Para menteri RCEP juga sepakat menugaskan Komite Bersama RCEP untuk memonitor implementasi RCEP dapat berjalan lancar, efektif, dan transparan

RCEP terdiri dari sepuluh negara anggota ASEAN (Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam) dan lima negara mitranya (Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru).

Dalam rangkaian AEM ke-55 Semarang, menurut Zulhas, Hong Kong menyatakan minatnya untuk bergabung dengan RCEP. Keinginan tersebut disampaikan dalam pertemuan bilateral dengan Indonesia dan pertemuan 7th AEM-HKC Consultation, Minggu (20/8).

Komitmen Hong Kong mendapatkan apresiasi dari Indonesia. Zulhas bahkan menyebut akan membantu memperjuangkan keinginan Hong Kong untuk bergabung dalam RCEP.

Baca juga: Mendag RI usul ASEAN kaji impor gandum Rusia melalui China-India

RCEP menjadi daya tarik bagi sejumlah negara mengingat banyak manfaat dari kerja sama perdagangan bebas yang diterapkan. Manfaat itu, antara lain, rata-rata penghapusan tarif sekitar 92 persen dari barang yang diperdagangkan di antara para pihak RCEP.

Kemudian, akses pasar preferensial tambahan juga diberikan untuk produk tertentu termasuk bahan bakar mineral, plastik, produk kimia lainnya, aneka olahan makanan dan minuman di pasar RCEP tertentu seperti China, Jepang, dan Korea.