Olivia Zalianty puji "Selendang Merah"
13 April 2013 22:16 WIB
Sebuah adegan dari pertunjukan Opera Jawa: Selendang Merah, yang disutradarai oleh Garin Nugroho, penata musik Rahayu Supanggah, penata gerak Angono Kusumo & Danang Pamungkas, yang ditampilkan di Teater Jakarta, TIM, Jakarta, Sabtu sore (13/4). (ANTARA/Dodo Karundeng)
Jakarta (ANTARA News) - Aktris Olivia Zalianty memuji pertunjukan trilogi terakhir Opera Jawa: "Selendang Merah" besutan Garin Nugroho yang berlangsung di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki hari ini.
Dalam durasi 1,5 jam, kisah cinta segitiga antara Tuan Ledhek, Sri Ledhek, dan Hanoman itu menggunakan bahasa Jawa. Meskipun tidak mengerti bahasanya, Olivia menilai kisah "Selendang Merah" mudah dipahami dibandingkan pertunjukan Opera Jawa sebelumnya.
"Aku orang Jawa, tapi nggak terlalu mengerti bahasa Jawa. Tapi aku bisa menikmati karena ceritanya simpel. Kisah percintaan ini sederhana ceritanya, tapi dikemasnya sensual," tukas Olivia yang pernah menyaksikan "Ranjang Besi", serial pertama dari trilogi Opera Jawa.
Olivia memuji aspek visual dari lakon menampilkan ragam kultur dari luar Jawa, seperti topeng-topeng Papua yang dipakai para penari. Desain kostum dan pernak-pernik yang dikenakan para pemain pun tidak luput dari pujiannya.
"Pertunjukannya banyak bermain simbol-simbol secara mas Garin orang film jadi sinematografi, gambarnya bagus banget. Mulai dari warna, komposisi, adegan, itu luar biasa," tutur dia.
Dalam durasi 1,5 jam, kisah cinta segitiga antara Tuan Ledhek, Sri Ledhek, dan Hanoman itu menggunakan bahasa Jawa. Meskipun tidak mengerti bahasanya, Olivia menilai kisah "Selendang Merah" mudah dipahami dibandingkan pertunjukan Opera Jawa sebelumnya.
"Aku orang Jawa, tapi nggak terlalu mengerti bahasa Jawa. Tapi aku bisa menikmati karena ceritanya simpel. Kisah percintaan ini sederhana ceritanya, tapi dikemasnya sensual," tukas Olivia yang pernah menyaksikan "Ranjang Besi", serial pertama dari trilogi Opera Jawa.
Olivia memuji aspek visual dari lakon menampilkan ragam kultur dari luar Jawa, seperti topeng-topeng Papua yang dipakai para penari. Desain kostum dan pernak-pernik yang dikenakan para pemain pun tidak luput dari pujiannya.
"Pertunjukannya banyak bermain simbol-simbol secara mas Garin orang film jadi sinematografi, gambarnya bagus banget. Mulai dari warna, komposisi, adegan, itu luar biasa," tutur dia.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013
Tags: