Calon penumpang Lion Air terlantar di Bandara Bali
13 April 2013 18:33 WIB
Korban Pesawat Tergelincir Salah seorang korban tergelincirnya pesawat Lion Air mendapat perawatan medis di Rumah Sakit Kasih Ibu, Kedonganan, Denpasar, Bali, Sabtu (13/4). Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-960 rute Bandung-Denpasar tergelincir di Bandara Ngurah Rai saat mendarat dan menyebabkan ratusan penumpang cedera. (ANTARA/Nyoman Budhiana)
Kuta (ANTARA News) - Sejumlah calon penumpang pesawat Lion Air dari Bandar Udara Ngurah Rai, Bali, tujuan beberapa kota di Jawa telantar akibat tergelincirnya pesawat Lion Air dari Bandung di Pantai Segara, Kuta, Sabtu sore.
"Seharusnya jadwal terbang saya pukul 13.30 Wita. Namun `delayed` (tertunda) hingga pukul 15.00. Begitu saya berada di dalam pesawat, ada pengumuman bahwa bandara ditutup untuk memudahkan evakuasi penumpang pesawat Lion Air dari Bandung yang tergelincir itu," kata Devi, calon penumpang Lion Air tujuan Bandung.
Tadinya Devi dan seluruh penumpang Lion Air tujuan Bandung hanya diperintahkan diam di dalam pesawat. Namun belakangan, pihak Lion Air mengumumkan pembatalan jadwal terbang pesawat tersebut.
"Sampai sekarang saya tidak tahu, bagaimana nasib penerbangan saya karena tidak ada pemberitahuan lebih lanjut," katanya.
Hal yang sama juga dialami Dina, calon penumpang pesawat Lion Air tujuan Surabaya. "Sesuai jadwal, seharusnya pesawat `take off` pukul 17.00 Wita. Namun sampai sekarang, tidak ada pemberitahuan lagi, kapan saya bisa berangkat," katanya ditemui di terminal keberangkatan domestik Bandara Ngurah Rai.
Namun tidak semua calon penumpang pesawat Lion Air yang telantar. Pesawat Lion Air tujuan Jakarta sudah berhasil terbang pada pukul 15.00 Wita atau sekitar 35 menit sebelum kecelakaan terjadi.
Pesawat Lion Air jurusan Banjarmasin-Bandung-Denpasar yang mengangkut 168 penumpang dewasa, tiga anak-anak, satu bayi, dan tujuh awak tergelincir di ujung barat landasan pacu Bandara Ngurah Rai pada pukul 15.35 Wita.
Bagian belakang pesawat yang tinggal landas dari Bandara Hussein Sastranegara, Bandung, pada pukul 12.48 WIB itu terbelah dan mengapung di Pantai Segara, Kuta.
Tidak ada korban jiwa dalam musibah dengan nomor penerbangan JT-904 itu. Seluruh penumpang dan awak berhasil dievakuasi oleh nelayan, petugas SAR, dan petugas Polda Bali. (KR-IGT*M038/I006)
"Seharusnya jadwal terbang saya pukul 13.30 Wita. Namun `delayed` (tertunda) hingga pukul 15.00. Begitu saya berada di dalam pesawat, ada pengumuman bahwa bandara ditutup untuk memudahkan evakuasi penumpang pesawat Lion Air dari Bandung yang tergelincir itu," kata Devi, calon penumpang Lion Air tujuan Bandung.
Tadinya Devi dan seluruh penumpang Lion Air tujuan Bandung hanya diperintahkan diam di dalam pesawat. Namun belakangan, pihak Lion Air mengumumkan pembatalan jadwal terbang pesawat tersebut.
"Sampai sekarang saya tidak tahu, bagaimana nasib penerbangan saya karena tidak ada pemberitahuan lebih lanjut," katanya.
Hal yang sama juga dialami Dina, calon penumpang pesawat Lion Air tujuan Surabaya. "Sesuai jadwal, seharusnya pesawat `take off` pukul 17.00 Wita. Namun sampai sekarang, tidak ada pemberitahuan lagi, kapan saya bisa berangkat," katanya ditemui di terminal keberangkatan domestik Bandara Ngurah Rai.
Namun tidak semua calon penumpang pesawat Lion Air yang telantar. Pesawat Lion Air tujuan Jakarta sudah berhasil terbang pada pukul 15.00 Wita atau sekitar 35 menit sebelum kecelakaan terjadi.
Pesawat Lion Air jurusan Banjarmasin-Bandung-Denpasar yang mengangkut 168 penumpang dewasa, tiga anak-anak, satu bayi, dan tujuh awak tergelincir di ujung barat landasan pacu Bandara Ngurah Rai pada pukul 15.35 Wita.
Bagian belakang pesawat yang tinggal landas dari Bandara Hussein Sastranegara, Bandung, pada pukul 12.48 WIB itu terbelah dan mengapung di Pantai Segara, Kuta.
Tidak ada korban jiwa dalam musibah dengan nomor penerbangan JT-904 itu. Seluruh penumpang dan awak berhasil dievakuasi oleh nelayan, petugas SAR, dan petugas Polda Bali. (KR-IGT*M038/I006)
Pewarta: IGK Agung Wijaya
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013
Tags: