Sukabumi (ANTARA News) - Pesepak bola muda, Eriyanto, bertekad akan terus membela Indonesia meski honornya saat memperkuat timnas U-19 di ajang kejuaraan sepak bola di Hong Kong pada Februari 2013 belum dibayar hingga saat ini.

"Saya membela timnas tanpa bayaran sedikitpun tetapi saya bangga memakai kaos Garuda. Jika dipanggil lagi untuk perkuat timnas, saya tetap mau demi Garuda," kata Eriyanto seraya berlinangan air mata.

Eriyanto yang ditemui di rumahnya di Kampung Gulingjawa Citajur, Desa Nagrak Utara, Kecamatan Nagrak, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat, baru saja menerima kunjungan dari Menpora Roy Suryo.

Ia menerima bantuan berupa uang tunai dan material setelah "gubuk"-nya seluas 4x6 meter yang beralas tanah dan berdinding anyaman bambu terkena longsor pada Rabu (3/4) lalu.

Eriyanto, yang saat ini masih duduk di bangku kelas 3 SMA Nagrak, itu dipercaya sebagai pemain bek kanan timnas U-19 dan berhasil memboyong juara umum di ajang kejuaraan sepak bola di Hong Kong pada Februari lalu.

Ia mengaku baru menerima bonus sebagai juara umum sebesar 100 dolar namun uang saku selama dua minggu sebesar Rp250 ribu per hari belum diterimanya hingga saat ini.

"Dikasih jatah uang saku tetapi belum keluar," ujar Eriyanto yang mengaku tak tahu harus meminta honornya kepada siapa.

Eriyanto merupakan bibit muda pemain sepak bola yang potensial. Setelah terpilih sebagai kapten terbaik di Milan Junior Camp Day Tournament 2010, prestasinya tidak berhenti sampai di situ. Ia bergabung dengan timnas U-17 dan mengikuti HKFA International Youth Football Invitation Tournament 2012 di Hong Kong.

Saat ini, pria kelahiran Sukabumi, 12 Maret 1996 itu akan menjalani ujian akhir sekolah. Ia akan mengikuti seleksi masuk Pelatnas pada 1 Mei di Jakarta untuk turnamen AFF U-19 tahun 2013.

"Setelah selesai ujian, saya berharap bisa segera masuk tim profesional dan bertahan di timnas U-19," kata putra pertama dari Uli (43) dan Eha Sulaeha (39).

Sejak bersinar di dunia sepak bola tiga tahun ini, anak dari buruh serabutan yang hanya berpenghasilan Rp20 ribu per hari itu sudah tidak lagi meminta uang dari orang tuanya karena mendapatkan beasiswa untuk sekolah.

Namun, penggemar pesepak bola asal Spanyol Carles Puyol itu belum mampu merenovasi rumahnya yang terletak di pelosok Sukabumi.

Saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerimanya usai terpilih sebagai kapten terbaik di Milan Junior Camp Day Tournament 2010 silam, ia pernah dijanjikan diberi bantuan untuk renovasi rumahnya yang masuk kategori hunian tidak layak itu. Namun, hingga saat ini belum terlaksana.

"Saya ingin perbaiki tempat tinggal saya, kepada bapak Presiden saya mohon bantuan agar saya memiliki rumah yang layak," tuturnya terbata-bata sambil terisak.