Moskow (ANTARA News) - Rusia mengharapkan perkembangan positif di Semenanjung Korea, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Kamis, meskpun "percaya situasinya sangat rumit, sebab ujicoba nuklir, peluncuran rudal bukan main-main".

Dalam satu wawancara dengan saluran TV lokal, Lavrov mengatakan pelanggaran terbuka Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB tak dapat diterima baik.

Moskow terus-menerus telah berusaha meredakan situasi di Semenanjung Korea dan mendukung "penyelesaian damai yang masuk akal" bagi semua, katanya.

Sementara itu, Rusia takkan memihak dalam bentrokan antara Pyongyang dan tetangganya, kata Lavrov. Ditambahkannya, situasi itu menuntut kesabaran dan bukan pamer kekuatan serta ancaman. "Kami mengharapkan yang terbaik," katanya.

Lavrov juga memuji keputusan Amerika Serikat untuk membatalkan ujicoba rudal antar-benuanya, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis malam. Ditambahkannya, keputusan itu mesti mendorong semua pihak terkait agar tidak memompakan konfrontasi dan emosi tapi mengusahakan diplomasi bagi kelanjutan pembicaraan enam pihak.

Ujicoba rudal balistik antar-benua AS mulanya direncanakan dilakukan di California pekan depan, tapi ditunda di tengah ketegangan yang meningkat dengan DPRK.

Desas-desus bahwa Rusia akan melakukan pelatihan militer dengan DPRK adalah "pilihan gila", kata Lavrov. Ia menambahkan Moskow telah sibuk bekerjasama dengan AS, DPRK, Jepang, Republik Korea dan China untuk meredakan ketegangan di Semenanjung Korea.
(C003)