New York (ANTARA) - Pascabencana kebakaran hutan yang dahsyat, penduduk Maui County menjadi responden pertama dengan berbagai upaya secara swadaya di tengah terbatasnya dukungan pemerintah dan tekanan real estat yang memaksa mereka meninggalkan tanah kampung halaman mereka.
Menurut laporan CNN, Selasa (15/8), setelah melakukan inspeksi akhir pekan di reruntuhan Lahaina, Administrator Badan Manajemen Kedaruratan Federal Deanne Criswell menyatakan memiliki dana terbatas untuk membantu beberapa perbaikan rumah.
"Namun, seperti yang kita lihat di sini, tidak ada perbaikan terhadap beberapa dari rumah-rumah ini," demikian menurut laporan CNN.
Sementara itu, di dunia para miliarder dan harga rumah yang meroket, beredar isu bahwa beberapa keluarga tidak memiliki cukup dana untuk membangun kembali rumah mereka dan meninggalinya.
Penduduk setempat menerima telepon dari seseorang yang ingin membeli properti mereka dan cerita serupa di media sosial memicu banyak cemoohan tentang orang-orang yang tidak peka dan memanfaatkan kesempatan.
"Kami telah kehilangan banyak rumah karena harganya semakin mahal dan tiga sampai empat keluarga harus bekerja di lebih dari satu pekerjaan hanya agar dapat mempertahankan rumah mereka. Jadi, saat ini, saya melihat tekanannya mungkin sudah mencapai titik puncak, tetapi jangan jual properti Anda. Jangan meninggalkannya. Tolonglah. Bertahanlah selama Anda bisa. Sulit untuk menjadi orang Hawaii di Hawaii," kata Alika Peneku, seorang penduduk setempat.
Korban kebakaran Hawaii terjebak keserakahan real estat
17 Agustus 2023 14:12 WIB
Rumah-rumah hancur akibat kebakaran hutan di Kota Lahaina, Pulau Maui, Hawaii, Amerika Serikat, Senin (14/8/2023).(ANTARA/Xinhua/Yang Pingjun.
Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023
Tags: