Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani mengajak seluruh masyarakat dan elemen bangsa menciptakan harmoni menuju Indonesia lebih maju dalam rangka peringatan HUT ke-78 RI di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis.
"Lebih dari tujuh dekade, kemerdekaan bukanlah tujuan akhir," kata Puan di Jakarta, Kamis.
Perempuan pertama yang menjabat sebagai ketua DPR itu mengatakan kemerdekaan Indonesia merupakan sebuah perjalanan panjang dalam mewujudkan cita-cita bangsa di tengah tantangan dan perubahan global. Oleh karena itu, Puan mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk terus bersemangat.
"Semangat bersama dalam melanjutkan perjuangan dan pembangunan bangsa serta berkolaborasi, bergerak secara harmoni menuju Indonesia yang lebih maju," tuturnya.
Baca juga: Aksi “fly pass” pesawat TNI-Polri meriahkan Upacara HUT RI
Dia menambahkan kemerdekaan adalah karunia terbesar yang menjadi jembatan dalam menghidupkan harapan berbangsa dan bernegara untuk terus memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
"Dengan memaknai kemerdekaan, DPR berkomitmen terus melangkah maju, menjaga keutuhan NKRI," tegas Puan.
Lebih lanjut, cucu Proklamator RI sekaligus Presiden pertama RI Soekarno itu mengatakan bahwa DPR akan terus mengawal kebijakan-kebijakan Pemerintah untuk memastikan masyarakat Indonesia menikmati kemerdekaan sejati. Menurut Puan, masih ada berbagai tantangan yang harus dihadapi dengan cara bergotong royong.
"Bila dahulu kita harus berjuang merebut kemerdekaan dari penjajah, hari ini perjuangan kita adalah memastikan agar seluruh rakyat Indonesia bisa sejahtera secara merdeka. Negara harus bisa memberikan kemerdekaan bagi rakyatnya agar bisa hidup dengan layak, merdeka dalam bekerja, merdeka untuk menempuh pendidikan, merdeka untuk hidup sehat, merdeka dalam berkarya, dan merdeka untuk bersuara. Tentunya dengan menjunjung norma-norma yang dianut oleh Bangsa Indonesia," katanya.
Tak hanya itu, lanjutnya, rakyat Indonesia juga harus bisa merasakan kemerdekaan dalam keadilan, termasuk merdeka untuk menentukan pemimpin Indonesia ke depan.
"Untuk menciptakan kemerdekaan dalam segala bidang, juga memerlukan partisipasi dari rakyat. Maka, marilah kita bergotong royong mengamalkan Pancasila sebagai bintang penuntun bangsa ini, memastikan bahwa Indonesia akan selalu hebat, baik dahulu, sekarang, dan di masa yang akan datang," ujar Puan.
Baca juga: PDIP masih buka pintu koalisi untuk Golkar
Upacara HUT ke-78 RI di Istana Merdeka, Kamis, dipimpin Presiden Joko Widodo, dengan dihadiri para pejabat, tokoh negara, dan masyarakat dari berbagai lapisan yang mengenakan baju-baju adat.
Kemeriahan Upacara Peringatan HUT ke-78 RI juga terlihat dari tamu undangan yang memakai busana adat dari berbagai daerah. Ada yang memakai baju adat dari Bali, Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua.
Puan hadir mengenakan pakaian adat Salu dari Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, berwarna hitam dengan ornamen dan hiasan warna kuning emas. Penampilan anggun Puan dilengkapi dengan aksesoris berupa lima buah sunting pada sanggulnya.
Baju Salu yang dikenakan Puan terdiri atas bagian atas dan rok bagian bawah, dilengkapi dengan Hamunse dan Madapung, aksesoris nuansa keemasan. Hamunse diletakkan di bagian dada dan Madapung adalah penutup Hamunse. Penampilan Puan dilengkapi dengan kalung adat Kote-kote dan sunting serta rampega, aksesoris di bagian kepala.
Puan mengenakan pakaian adat yang biasa digunakan oleh boki atau permaisuri maupun bangsawan Bolaang Mongondow. Baju adat itu umumnya dikenakan pada kegiatan kerajaan maupun hal lain yang berkaitan dengan upacara kenegaraan, seperti upacara penobatan raja, penerimaan tamu kerajaan, dan kegiatan lain yang berhubungan dengan kerajaan.
Baca juga: Puan: Kegiatan diplomasi parlemen kuatkan posisi global Indonesia
Baca juga: Kaesang dan Sri Mulyani dapat penghargaan busana terbaik saat upacara
Kemerdekaan RI
HUT ke-78 RI, Puan ajak ciptakan harmoni menuju Indonesia lebih maju
17 Agustus 2023 12:32 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/8/2023). ANTARA/HO-DPR RI/am.
Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023
Tags: