Pidato RAPBN 2024
KSP: Indonesia dorong investasi guna keluar dari middle-income trap
16 Agustus 2023 19:48 WIB
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato pengantar RUU tentang APBN tahun anggaran 2024 beserta nota keuangannya pada rapat Paripurna DPR pembukaan masa persidangan I DPR tahun sidang 2023-2024 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2023). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww. (ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA)
Jakarta (ANTARA) - Deputi III Kepala Staf Kepresidenan Edy Priyono mengatakan pemerintah gencar mendorong investasi guna mewujudkan target Indonesia untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap) pada 2036.
“Kunci untuk keluar dari middle income trap adalah investasi. Oleh karena itu, pemerintah berusaha keras untuk mendorong investasi,” kata Edy kepada Antara di Jakarta, Rabu.
Menurut Edy, pemerintah memprioritaskan investasi dalam negeri. Namun, pemerintah juga membuka peluang untuk investasi asing bila kinerja investasi dalam negeri belum optimal.
Edy menjelaskan ada banyak kebijakan yang diambil pemerintah untuk meningkatkan investasi, misalnya reformasi regulasi melalui Undang-Undang Cipta Kerja. UU tersebut juga mengatur penyederhanaan izin usaha yang akan memberikan dampak pada investasi.
Selain itu, pemerintah juga memberikan insentif fiskal dan sejumlah kemudahan lainnya. Bila hal itu dilakukan itu secara konsisten, Edy optimistis makin banyak investor yang berminat untuk menanamkan modal di Indonesia.
Ketika jumlah investasi yang masuk meningkat, maka jumlah lapangan kerja juga akan meningkat.
“Saya yakin kita bisa menarik banyak investor dan menciptakan banyak lapangan kerja baru yang layak, dan pada waktunya akan keluar dari middle income trap,” ujar Edy.
Dalam pidato penyampaian RUU APBN Tahun Anggaran 2024 dan Nota Keuangan pada Rapat Paripurna DPR RI Tahun Sidang 2023 - 2024, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Presiden Joko Widodo menyampaikan Indonesia telah berhasil masuk kembali ke kelompok negara berpendapatan menengah atas (upper-middle income countries) pada 2022 berkat pemulihan ekonomi yang cepat dan kuat.
Penguatan ekonomi Indonesia juga tercermin pada capaian pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,1 persen pada semester I dan inflasi yang makin terkendali di level 3,1 persen pada Juli 2023.
Hal itu bisa menjadi sinyal baik bagi Indonesia untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah.
Namun, Presiden menggarisbawahi kesempatan untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah tidak terbuka selamanya. Untuk itu, perlu adanya berbagai upaya untuk bisa mengoptimalkan kesempatan Indonesia, seperti memaksimalkan potensi bonus demografi, peningkatan transformasi ekonomi untuk menguatkan investasi, hingga dorongan terhadap kontribusi Indonesia dalam rantai pasok global, terutama pada sektor berteknologi tinggi dan ramah lingkungan.
Baca juga: KSP optimistis target pertumbuhan ekonomi 2024 realistis
Baca juga: Jokowi: RAPBN 2024 didesain guna percepat transformasi ekonomi
“Kunci untuk keluar dari middle income trap adalah investasi. Oleh karena itu, pemerintah berusaha keras untuk mendorong investasi,” kata Edy kepada Antara di Jakarta, Rabu.
Menurut Edy, pemerintah memprioritaskan investasi dalam negeri. Namun, pemerintah juga membuka peluang untuk investasi asing bila kinerja investasi dalam negeri belum optimal.
Edy menjelaskan ada banyak kebijakan yang diambil pemerintah untuk meningkatkan investasi, misalnya reformasi regulasi melalui Undang-Undang Cipta Kerja. UU tersebut juga mengatur penyederhanaan izin usaha yang akan memberikan dampak pada investasi.
Selain itu, pemerintah juga memberikan insentif fiskal dan sejumlah kemudahan lainnya. Bila hal itu dilakukan itu secara konsisten, Edy optimistis makin banyak investor yang berminat untuk menanamkan modal di Indonesia.
Ketika jumlah investasi yang masuk meningkat, maka jumlah lapangan kerja juga akan meningkat.
“Saya yakin kita bisa menarik banyak investor dan menciptakan banyak lapangan kerja baru yang layak, dan pada waktunya akan keluar dari middle income trap,” ujar Edy.
Dalam pidato penyampaian RUU APBN Tahun Anggaran 2024 dan Nota Keuangan pada Rapat Paripurna DPR RI Tahun Sidang 2023 - 2024, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Presiden Joko Widodo menyampaikan Indonesia telah berhasil masuk kembali ke kelompok negara berpendapatan menengah atas (upper-middle income countries) pada 2022 berkat pemulihan ekonomi yang cepat dan kuat.
Penguatan ekonomi Indonesia juga tercermin pada capaian pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,1 persen pada semester I dan inflasi yang makin terkendali di level 3,1 persen pada Juli 2023.
Hal itu bisa menjadi sinyal baik bagi Indonesia untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah.
Namun, Presiden menggarisbawahi kesempatan untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah tidak terbuka selamanya. Untuk itu, perlu adanya berbagai upaya untuk bisa mengoptimalkan kesempatan Indonesia, seperti memaksimalkan potensi bonus demografi, peningkatan transformasi ekonomi untuk menguatkan investasi, hingga dorongan terhadap kontribusi Indonesia dalam rantai pasok global, terutama pada sektor berteknologi tinggi dan ramah lingkungan.
Baca juga: KSP optimistis target pertumbuhan ekonomi 2024 realistis
Baca juga: Jokowi: RAPBN 2024 didesain guna percepat transformasi ekonomi
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023
Tags: