Kemenakertrans siap evakuasi 30.000 TKI dari Korea
11 April 2013 13:48 WIB
Seorang tentara Korea Selatan memeriksa kendaraan media di Jembatan Unifikasi Korea sebelum mereka memasuki Bea Cukai, Imigrasi, dan Karantina (CIQ) Korea Selatan di sebelah selatan zona demiliterisasi yang memisahkan kedua negara Korea di Paju, Selasa (9/4/13). Korea Utara memperingatkan kepada warga negara asing untuk meninggalkan negara tersebut karena mereka berada dalam bahaya di tengah konflik. (REUTERS/Lim Byong-sik/Yonhap)
Surabaya (ANTARA News) - Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyatakan siap mengevakuasi 30.000 tenaga kerja Indonesia yang ada di Korea Selatan terkait ketegangan di semenanjung Korea, namun masih menunggu perkembangan dari pihak-pihak lain terkait termasuk dari pemerintah setempat.
"Kami siap melakukan evakuasi terhadap TKI dari negara yang mengalami bencana atau perang, tapi kami masih menunggu perkembangan dari Kemlu, KBRI dan pemerintah setempat," kata Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Kemnakertrans Dr Reyna Usman setelah membuka "Airlangga Career Fair and Scholarship Expo" di Surabaya, Jawa Timur, Kamis.
Didampingi Wakil Rektor I Unair Prof Dr H Achmad Syahrani Apt MS, Direktur Keselamatan PT KAI (Persero) Bambang Irawan, dan Kepala Disnakertransduk Jatim Hary Soegiri, dia menjelaskan, Menakertrans Muhaimin Iskandar berencana ke Korea pada 19 April mendatang.
"Untuk antisipasi, kami saat ini sudah melakukan pendaftaran TKI yang akan dievakuasi, tentu kami akan memprioritaskan orang yang tua, perempuan, dan anak-anak, tapi kami memastikan rencana evakuasi itu, karena kami masih menunggu perkembangan di sana," katanya.
Menurut dia, TKI yang bekerja di Korsel umumnya di sektor formal, di antaranya industri otomotif. "Kami berharap evakuasi tidak sampai terjadi, tapi kalau evakuasi itu harus terjadi, maka kami sudah siap setiap saat, apalagi Korea-Indonesia itu tidak jauh," katanya.
Saat ini, pihaknya juga sedang melakukan evakuasi TKI yang bekerja di Suriah yang mengalami peperangan. "Tiap hari ada evakuasi dan sekarang tinggal puluhan ribu orang saja, padahal TKI di sana mencapai 100 ribu orang lebih," katanya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Disnakertransduk Jatim Hary Soegiri menambahkan bahwa TKI asal Jatim di Korsel sejak tahun 2008 hingga 2012 mencapai 6.478 orang, sedangkan di Korea Utara tidak ada. "Kalau di Korea Utara itu umumnya staf KBRI saja," katanya.
Pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan BNP2TKI, Kemlu, dan KBRI terkait nasib ribuan TKI asal Jatim di Korsel itu. "Informasinya, kami diminta menunggu hingga 10 April, tapi sampai hari ini tidak ada apa-apa, karena itu kami menunggu pemerintah pusat," katanya.
Saat ini, ketegangan di Semenanjung Korea meningkat akibat ancaman dari Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un untuk melakukan persiapan bagi serangan roket strategis ke daratan dan pangkalan-pangkalan militer AS di Korsel.
Perintah itu dikeluarkan Kim pada Jumat (29/3) setelah pembom-pembom siluman AS saat melakukan pelatihan gabungan AS-Korsel, lalu Washington menanggapi ancaman itu dengan memperkuat kekuatan militernya.
"Kami siap melakukan evakuasi terhadap TKI dari negara yang mengalami bencana atau perang, tapi kami masih menunggu perkembangan dari Kemlu, KBRI dan pemerintah setempat," kata Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Kemnakertrans Dr Reyna Usman setelah membuka "Airlangga Career Fair and Scholarship Expo" di Surabaya, Jawa Timur, Kamis.
Didampingi Wakil Rektor I Unair Prof Dr H Achmad Syahrani Apt MS, Direktur Keselamatan PT KAI (Persero) Bambang Irawan, dan Kepala Disnakertransduk Jatim Hary Soegiri, dia menjelaskan, Menakertrans Muhaimin Iskandar berencana ke Korea pada 19 April mendatang.
"Untuk antisipasi, kami saat ini sudah melakukan pendaftaran TKI yang akan dievakuasi, tentu kami akan memprioritaskan orang yang tua, perempuan, dan anak-anak, tapi kami memastikan rencana evakuasi itu, karena kami masih menunggu perkembangan di sana," katanya.
Menurut dia, TKI yang bekerja di Korsel umumnya di sektor formal, di antaranya industri otomotif. "Kami berharap evakuasi tidak sampai terjadi, tapi kalau evakuasi itu harus terjadi, maka kami sudah siap setiap saat, apalagi Korea-Indonesia itu tidak jauh," katanya.
Saat ini, pihaknya juga sedang melakukan evakuasi TKI yang bekerja di Suriah yang mengalami peperangan. "Tiap hari ada evakuasi dan sekarang tinggal puluhan ribu orang saja, padahal TKI di sana mencapai 100 ribu orang lebih," katanya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Disnakertransduk Jatim Hary Soegiri menambahkan bahwa TKI asal Jatim di Korsel sejak tahun 2008 hingga 2012 mencapai 6.478 orang, sedangkan di Korea Utara tidak ada. "Kalau di Korea Utara itu umumnya staf KBRI saja," katanya.
Pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan BNP2TKI, Kemlu, dan KBRI terkait nasib ribuan TKI asal Jatim di Korsel itu. "Informasinya, kami diminta menunggu hingga 10 April, tapi sampai hari ini tidak ada apa-apa, karena itu kami menunggu pemerintah pusat," katanya.
Saat ini, ketegangan di Semenanjung Korea meningkat akibat ancaman dari Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un untuk melakukan persiapan bagi serangan roket strategis ke daratan dan pangkalan-pangkalan militer AS di Korsel.
Perintah itu dikeluarkan Kim pada Jumat (29/3) setelah pembom-pembom siluman AS saat melakukan pelatihan gabungan AS-Korsel, lalu Washington menanggapi ancaman itu dengan memperkuat kekuatan militernya.
Pewarta: Edy M Ya`kub
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013
Tags: