Debit air sungai Wulan mulai menurun
11 April 2013 11:50 WIB
Seorang warga berusaha menyelamatkan pakaian dan benda berharga saat banjir di Desa Jleper, Mijen, Demak, Jateng, Rabu (10/4). Akibat jebolnya tanggul Sungai Wulan ribuan rumah di 4 desa terendam banjir setinggi 1 meter hingga 1,5 meter. (ANTARA/Andreas Fitri Atmoko)
Kudus (ANTARA News) - Debit air Sungai Wulan yang melintasi Kabupaten Kudus, Demak dan Jepara, Kamis, mulai menurun menjadi 819 meter kubik per detik, dibanding sebelumnya mencapai 1.000 meter kubik per detik.
Salah seorang penjaga Bangunan Pengendali Banjir Wilalung Lama (BPBWL) di perbatasan Kudus-Demak, Noor Cholis, di Kudus, Kamis, mengungkapkan berdasarkan hasil pantauan di pintu Wilalung atau BPBWL debit air yang melintasi menuju Sungai Wulan pada pukul 09.00 WIB sebesar 819 meter kubik per detik.
Sehari sebelumnya, kata dia, debit air sempat mencapai 1.000 meter kubik per detik dengan kapasitas debit Sungai Wulan sebesar 1.100 meter kubik per detik.
Dengan menurunnya debit air tersebut, dia berharap, banjir yang melanda sejumlah daerah di Kabupaten Kudus dan Demak mulai menurun.
"Jika cuaca wilayah selatan cukup cerah, diharapkan debit airnya berangsur turun lagi," ujarnya lalu menambahkan bahwa menurut informasi cuaca di wilayah selatan, Kamis pagi cerah dan belum ada tanda-tanda akan turun hujan.
Dengan demikian, kata dia, genangan banjir di beberapa daerah diharapkan juga berangsur turun.
Debit air Sungai Wulan saat ini berstatus bahaya tiga banjir, karena lebih dari 600 meter kubik per detik masuk kategori bahaya tiga.
Saat ini, banjir terjadi di Desa Mijen, Jleper, Ngelo Kulon, Pecuk, Pasir dan Desa Jetak, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, serta Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus.
Banjir di Demak akibat jebolnya tanggul kanan Sungai Wulan pada Rabu (10/4) dini hari, sedangkan di Kudus akibat jebolnya tanggul SWD (Sungai Welahan Drain) satu pada Rabu (10/4) pagi.
Salah seorang penjaga Bangunan Pengendali Banjir Wilalung Lama (BPBWL) di perbatasan Kudus-Demak, Noor Cholis, di Kudus, Kamis, mengungkapkan berdasarkan hasil pantauan di pintu Wilalung atau BPBWL debit air yang melintasi menuju Sungai Wulan pada pukul 09.00 WIB sebesar 819 meter kubik per detik.
Sehari sebelumnya, kata dia, debit air sempat mencapai 1.000 meter kubik per detik dengan kapasitas debit Sungai Wulan sebesar 1.100 meter kubik per detik.
Dengan menurunnya debit air tersebut, dia berharap, banjir yang melanda sejumlah daerah di Kabupaten Kudus dan Demak mulai menurun.
"Jika cuaca wilayah selatan cukup cerah, diharapkan debit airnya berangsur turun lagi," ujarnya lalu menambahkan bahwa menurut informasi cuaca di wilayah selatan, Kamis pagi cerah dan belum ada tanda-tanda akan turun hujan.
Dengan demikian, kata dia, genangan banjir di beberapa daerah diharapkan juga berangsur turun.
Debit air Sungai Wulan saat ini berstatus bahaya tiga banjir, karena lebih dari 600 meter kubik per detik masuk kategori bahaya tiga.
Saat ini, banjir terjadi di Desa Mijen, Jleper, Ngelo Kulon, Pecuk, Pasir dan Desa Jetak, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, serta Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus.
Banjir di Demak akibat jebolnya tanggul kanan Sungai Wulan pada Rabu (10/4) dini hari, sedangkan di Kudus akibat jebolnya tanggul SWD (Sungai Welahan Drain) satu pada Rabu (10/4) pagi.
Pewarta: Akhmad Nazaruddin Lathif
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013
Tags: