Vietnam, yang merupakan salah satu negara yang disukai para penanam modal asing dalam beberapa tahun terakhir, sejak tahun 2022 lalu telah membuka kembali layanan perjalanan wisata agar cepat pulih dari pandemi COVID-19.
Bukan hanya ke ibu kota negara, Hanoi, yang dikenal sebagai kota tersibuk di negara ini, pelancong juga bisa mengunjungi Ho Chi Minh, kota terpadat kedua yang juga menyimpan banyak peninggalan sejarah perang.
Kota yang dulunya bernama Saigon itu berganti nama menjadi Ho Chi Minh setelah digabungkan dengan Provinsi Gia Dinh pada 1975. Nama Ho Chi Minh diambil dari nama presiden pertama Vietnam.
Baca juga: Melibas pegunungan Sa Pa Vietnam dengan Next-Gen Ford Ranger Raptor
Ada 15 juta penduduk yang tinggal di Kota Ho Chi Minh yang memiliki luas 2000 kilometer persegi. Kota ini dikenal sangat hidup dan aktivitasnya yang maju. Seperti Jakarta, Ho Chi Minh juga merupakan kota sibuk yang tidak luput dari kemacetan lalu lintas pada jam-jam tertentu, utamanya pada jam berangkat dan pulang kantor dari Senin hingga Jumat, namun lengang di akhir pekan.
Kota ini juga sarat akan wisata sejarah yang bisa Anda temui, mulai dari bangunan hingga fakta-fakta sejarah perang Vietnam. Anda bisa menggunakan bus tingkat Hop On-Hop Off dengan harga 150.000 Dong Vietnam untuk keliling Kota Ho Chi Minh.
Baca juga: Vietnam jadi destinasi wisata yang diminati pengunjung Indonesia
Saat berkeliling, Anda bisa melihat bangunan tua peninggalan penjajahan Prancis seperti Gereja Notre Dame Cathedral yang sedang direnovasi sejak 6 tahun yang lalu, kemudian Saigon Central Pos Office, Jembatan Sungai Saigon, Landmark Tower 81, dan masih banyak lagi.
Wisatawan juga bisa mengunjungi kawasan elit dan premium di kota itu, di mana dijual barang-barang branded dunia.
Jika ingin mengetahui sejarah perang Vietnam dengan Amerika, Anda bisa mengunjungi terowongan Cu Chi atau Cu Chi Tunnel yang panjang aslinya sekitar 250 km di dalam tanah di hutan Cu Chi. Untuk mengunjungi terowongan bersejarah yang dibangun tentara Vietnam itu Anda hanya perlu waktu perjalanan kurang lebih 2 jam dari pusat kota.
Untuk memasuki terowongan Cu Chi, pengunjung dikenakan biaya 35.000 Dong Vietnam. Dalam tur ini, wisatawan akan diajak berjalan kaki mengelilingi hutan. Wisatawan juga bisa menonton film dokumenter penjelasan tentang sejarah perang Vietnam kontra Amerika dalam bahasa Inggris di dalam rumah beratap daun kering.
Film itu menceritakan bagaimana tentara Vietnam bertahan hidup di tengah gempuran serangan Amerika, dengan membuat terowongan bawah tanah untuk bersembunyi.
Baca juga: Album Asia: Mencicipi minuman khas Vietnam, kopi telur
Baca juga: Album Asia: Menengok sejumlah destinasi wisata populer di Vietnam
Terowongan tersebut tidak hanya untuk bersembunyi, namun juga di gunakan tentara Vietnam untuk hidup layaknya seperti di rumah dengan membuat ruangan untuk mereka bisa memasak, istirahat, makan, dan memiliki tempat untuk menyimpan alat perang.
Tentara Vietnam menggali terowongan tersebut siang dan malam selama peperangan, dengan menggunakan alat sederhana seperti cangkul kecil dan anyaman rotan untuk mengangkut tanah.
Terowongan di Cu Chi dibuat karena alasan lokasi yang strategis agar tentara utara Vietnam bisa mudah masuk ke selatan tanpa diserang musuh. Selain itu tanah di hutan Cu Chi adalah tanah liat yang bisa melindungi pasukan Vietnam dari serangan bom Amerika. Alasan lain, Cu Chi dekat dengan Sungai Saigon, sehingga memungkinkan para tentara Vietnam keluar dalam kondisi darurat melalui sungai menuju Kota Saigon di Vietnam Selatan.
Konstruksi terowongan Cu Chi memiliki tiga lantai di bawah tanah. Lantai pertama dibuat dengan kedalaman 3 meter, lantai kedua 6 meter, dan yang lainnya 12 meter.
Di dalam terowongan tersebut mereka bisa tetap memasak untuk bertahan hidup dengan daun-daun kering dan kayu yang mereka dapat dari hutan sebagai sumber api dan menggali sumur untuk kebutuhan memasak dan minum.
Menariknya, mereka memasak hanya pada jam 3 atau 4 pagi, dan asap pembakaran yang keluar disaring terlebih dahulu melalui 4 ruangan kecil, sehingga asap yang keluar sangat sedikit mirip seperti embun atau kabut pagi hari. Hal itu dilakukan untuk mengelabui tentara Amerika agar persembunyian mereka tidak terlihat.
Baca juga: Berkunjung ke Vietnam, dari Golden Bridge hingga pasar malam Hoi An
Selain ruangan untuk tentara Vietnam beraktivitas, mereka juga membuat ruang jebakan jika persembunyian mereka diketahui Amerika. Jebakan tersebut ada yang dibuat dari paku-paku, bambu runcing ataupun kulit bom Amerika yang tertinggal yang bentuknya sederhana namun cukup membuat tentara Amerika cedera.
Lebih lanjut, wisatawan bisa melihat-lihat diorama tentara Vietnam dan menuruni terowongan yang dibuat untuk merasakan sensasi menjadi tentara Vietnam kala itu di dalam tanah.
Di akhir perjalanan menyusuri hutan Cu Chi, wisatawan bisa berbelanja suvenir khas Cu Chi dan mencoba menembak dengan senjata peluru tajam jenis M16, AK47, SKS, dan M60 dengan membayar 600.000 Dong Vietnam untuk 10 peluru, atau setara Rp380 ribu.
Baca juga: Potensi penjualan paket wisata Indonesia di Vietnam capai Rp204 miliar
Baca juga: Paket wisata Indonesia senilai Rp83,6 miliar terjual di Ho Chi Minh
Setelah mengakhiri perjalanan di terowongan Cu Chi, wisatawan bisa lanjut mengunjungi War Remnants Museum dengan menaiki kendaraan selama kurang lebih 1-2 jam, untuk melihat dampak penyerangan Amerika terhadap warga Vietnam.
Baca juga: Menikmati panganan banh mi di Vietnam
Diketahui, Amerika tidak hanya menyerang dengan senjata namun juga menjatuhkan bom kimia beracun dioxin yang disebut 'Agent Orange' yang menghancurkan kehidupan orang-orang Vietnam saat itu. Kurang lebih 86 persen wilayah Vietnam Selatan atau 26.000 perkampungan terkontaminasi kimia beracun tersebut.
Efek tersebut mengakibatkan kecacatan bagi yang terkena dampak langsung maupun kelahiran anak bahkan hingga generasi keempat sekarang ini.
Di museum ini ada banyak bukti sejarah seperti tank, pesawat perang, senjata-senjata dari tentara Amerika yang pernah digunakan saat perang maupun bukti otentik seperti foto korban-korban warga Vietnam.
Vietnam merdeka pada 2 September 1945 setelah mengusir Prancis dan memanfaatkan kekosongan kekuasaan. Namun, pada1955-1975 terjadi perang Indochina II atau yang disebut Perang Vietnam yang melibatkan Vietnam Selatan dan Vietnam Utara.
Vietnam Selatan didukung oleh Amerika Serikat, Korea Selatan, Thailand, Australia, Selandia Baru dan Filipina, sedangkan kubu Vietnam Utara mendapatkan dukungan dari Uni Soviet, Tiongkok, Korea Utara, Mongolia, dan Kuba, yang berideologi komunis.
Baca juga: Ini cara menikmati "egg coffee" ala anak muda Vietnam
Baca juga: Tips dan rekomendasi wisata jika berkunjung ke Vietnam
Baca juga: Wisata unik perahu berputar di Coconut Tour Hoi An
Bukan hanya ke ibu kota negara, Hanoi, yang dikenal sebagai kota tersibuk di negara ini, pelancong juga bisa mengunjungi Ho Chi Minh, kota terpadat kedua yang juga menyimpan banyak peninggalan sejarah perang.
Kota yang dulunya bernama Saigon itu berganti nama menjadi Ho Chi Minh setelah digabungkan dengan Provinsi Gia Dinh pada 1975. Nama Ho Chi Minh diambil dari nama presiden pertama Vietnam.
Baca juga: Melibas pegunungan Sa Pa Vietnam dengan Next-Gen Ford Ranger Raptor
Ada 15 juta penduduk yang tinggal di Kota Ho Chi Minh yang memiliki luas 2000 kilometer persegi. Kota ini dikenal sangat hidup dan aktivitasnya yang maju. Seperti Jakarta, Ho Chi Minh juga merupakan kota sibuk yang tidak luput dari kemacetan lalu lintas pada jam-jam tertentu, utamanya pada jam berangkat dan pulang kantor dari Senin hingga Jumat, namun lengang di akhir pekan.
Kota ini juga sarat akan wisata sejarah yang bisa Anda temui, mulai dari bangunan hingga fakta-fakta sejarah perang Vietnam. Anda bisa menggunakan bus tingkat Hop On-Hop Off dengan harga 150.000 Dong Vietnam untuk keliling Kota Ho Chi Minh.
Baca juga: Vietnam jadi destinasi wisata yang diminati pengunjung Indonesia
Saat berkeliling, Anda bisa melihat bangunan tua peninggalan penjajahan Prancis seperti Gereja Notre Dame Cathedral yang sedang direnovasi sejak 6 tahun yang lalu, kemudian Saigon Central Pos Office, Jembatan Sungai Saigon, Landmark Tower 81, dan masih banyak lagi.
Wisatawan juga bisa mengunjungi kawasan elit dan premium di kota itu, di mana dijual barang-barang branded dunia.
Jika ingin mengetahui sejarah perang Vietnam dengan Amerika, Anda bisa mengunjungi terowongan Cu Chi atau Cu Chi Tunnel yang panjang aslinya sekitar 250 km di dalam tanah di hutan Cu Chi. Untuk mengunjungi terowongan bersejarah yang dibangun tentara Vietnam itu Anda hanya perlu waktu perjalanan kurang lebih 2 jam dari pusat kota.
Untuk memasuki terowongan Cu Chi, pengunjung dikenakan biaya 35.000 Dong Vietnam. Dalam tur ini, wisatawan akan diajak berjalan kaki mengelilingi hutan. Wisatawan juga bisa menonton film dokumenter penjelasan tentang sejarah perang Vietnam kontra Amerika dalam bahasa Inggris di dalam rumah beratap daun kering.
Film itu menceritakan bagaimana tentara Vietnam bertahan hidup di tengah gempuran serangan Amerika, dengan membuat terowongan bawah tanah untuk bersembunyi.
Baca juga: Album Asia: Mencicipi minuman khas Vietnam, kopi telur
Baca juga: Album Asia: Menengok sejumlah destinasi wisata populer di Vietnam
Terowongan tersebut tidak hanya untuk bersembunyi, namun juga di gunakan tentara Vietnam untuk hidup layaknya seperti di rumah dengan membuat ruangan untuk mereka bisa memasak, istirahat, makan, dan memiliki tempat untuk menyimpan alat perang.
Tentara Vietnam menggali terowongan tersebut siang dan malam selama peperangan, dengan menggunakan alat sederhana seperti cangkul kecil dan anyaman rotan untuk mengangkut tanah.
Terowongan di Cu Chi dibuat karena alasan lokasi yang strategis agar tentara utara Vietnam bisa mudah masuk ke selatan tanpa diserang musuh. Selain itu tanah di hutan Cu Chi adalah tanah liat yang bisa melindungi pasukan Vietnam dari serangan bom Amerika. Alasan lain, Cu Chi dekat dengan Sungai Saigon, sehingga memungkinkan para tentara Vietnam keluar dalam kondisi darurat melalui sungai menuju Kota Saigon di Vietnam Selatan.
Konstruksi terowongan Cu Chi memiliki tiga lantai di bawah tanah. Lantai pertama dibuat dengan kedalaman 3 meter, lantai kedua 6 meter, dan yang lainnya 12 meter.
Di dalam terowongan tersebut mereka bisa tetap memasak untuk bertahan hidup dengan daun-daun kering dan kayu yang mereka dapat dari hutan sebagai sumber api dan menggali sumur untuk kebutuhan memasak dan minum.
Menariknya, mereka memasak hanya pada jam 3 atau 4 pagi, dan asap pembakaran yang keluar disaring terlebih dahulu melalui 4 ruangan kecil, sehingga asap yang keluar sangat sedikit mirip seperti embun atau kabut pagi hari. Hal itu dilakukan untuk mengelabui tentara Amerika agar persembunyian mereka tidak terlihat.
Baca juga: Berkunjung ke Vietnam, dari Golden Bridge hingga pasar malam Hoi An
Selain ruangan untuk tentara Vietnam beraktivitas, mereka juga membuat ruang jebakan jika persembunyian mereka diketahui Amerika. Jebakan tersebut ada yang dibuat dari paku-paku, bambu runcing ataupun kulit bom Amerika yang tertinggal yang bentuknya sederhana namun cukup membuat tentara Amerika cedera.
Lebih lanjut, wisatawan bisa melihat-lihat diorama tentara Vietnam dan menuruni terowongan yang dibuat untuk merasakan sensasi menjadi tentara Vietnam kala itu di dalam tanah.
Di akhir perjalanan menyusuri hutan Cu Chi, wisatawan bisa berbelanja suvenir khas Cu Chi dan mencoba menembak dengan senjata peluru tajam jenis M16, AK47, SKS, dan M60 dengan membayar 600.000 Dong Vietnam untuk 10 peluru, atau setara Rp380 ribu.
Baca juga: Potensi penjualan paket wisata Indonesia di Vietnam capai Rp204 miliar
Baca juga: Paket wisata Indonesia senilai Rp83,6 miliar terjual di Ho Chi Minh
Setelah mengakhiri perjalanan di terowongan Cu Chi, wisatawan bisa lanjut mengunjungi War Remnants Museum dengan menaiki kendaraan selama kurang lebih 1-2 jam, untuk melihat dampak penyerangan Amerika terhadap warga Vietnam.
Baca juga: Menikmati panganan banh mi di Vietnam
Diketahui, Amerika tidak hanya menyerang dengan senjata namun juga menjatuhkan bom kimia beracun dioxin yang disebut 'Agent Orange' yang menghancurkan kehidupan orang-orang Vietnam saat itu. Kurang lebih 86 persen wilayah Vietnam Selatan atau 26.000 perkampungan terkontaminasi kimia beracun tersebut.
Efek tersebut mengakibatkan kecacatan bagi yang terkena dampak langsung maupun kelahiran anak bahkan hingga generasi keempat sekarang ini.
Di museum ini ada banyak bukti sejarah seperti tank, pesawat perang, senjata-senjata dari tentara Amerika yang pernah digunakan saat perang maupun bukti otentik seperti foto korban-korban warga Vietnam.
Vietnam merdeka pada 2 September 1945 setelah mengusir Prancis dan memanfaatkan kekosongan kekuasaan. Namun, pada1955-1975 terjadi perang Indochina II atau yang disebut Perang Vietnam yang melibatkan Vietnam Selatan dan Vietnam Utara.
Vietnam Selatan didukung oleh Amerika Serikat, Korea Selatan, Thailand, Australia, Selandia Baru dan Filipina, sedangkan kubu Vietnam Utara mendapatkan dukungan dari Uni Soviet, Tiongkok, Korea Utara, Mongolia, dan Kuba, yang berideologi komunis.
Baca juga: Ini cara menikmati "egg coffee" ala anak muda Vietnam
Baca juga: Tips dan rekomendasi wisata jika berkunjung ke Vietnam
Baca juga: Wisata unik perahu berputar di Coconut Tour Hoi An