Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan kinerja emiten Indonesia yang positif masih menjadi daya tarik investor asing untuk menempatkan dananya di pasar modal domestik.

"Menurut `kacamata` asing, emiten domestik masih menarik seiring dengan kinerjanya sehingga dana asing yang masuk ke pasar modal masih tinggi," ujar Direktur Utama BEI, Ito Warsito di Jakarta, Rabu.

Ia menambahkan pasar modal Indonesia diperkirakan juga tetap menjadi pilihan investor asing dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Menurut dia, kondisi itu menjadi salah satu faktor utama bagi kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) BEI sehingga mengalami penguatan dan menembus rekor tertingginya.

Sejak awal tahun (year to date), IHSG BEI telah tumbuh 12,99 persen, tertinggi kedua setelah bursa Jepang (indeks Nikkei) yang mencatat kenaikan sekitar 20 persen. Sementara Thailand dan Singapura masing-masing hanya tumbuh 9,81 persen dan 4,44 persen.

Secara sektoral, ia mengemukakan kinerja emiten perbankan menjadi urutan pertama yang mencatatkan kinerja positif disusul oleh sektor konsumsi dan properti.

"Laporan keuangan emiten 2012 tumbuhnya rata-rata sekitar 40 persen, sementara yang mencatatkan negatif hanya sektor pertambangan, namun hal itu terkompensasi oleh sektor lainnya," kata dia.

Terkait dana asing yang sempat mencatatkan jual bersih di pasar saham, Ito mengatakan kondisi itu merupakan hal yang wajar untuk menjaga likuiditas.

"Pelaku pasar asing juga memiliki kewajiban untuk menjaga likuiditas pasar saham. Sangat tidak wajar jika mengharapkan investor asing untuk tidak melakukan net sell," ujar dia.

Ia menambahkan mayoritas investor asing menempatkan dananya untuk jangka panjang, dan sebagian kecil cenderung jangka yang relatif pendek.

"Sekitar 30--35 persen portofolio saham asing dilakukan untuk `trading`, dan sisanya untuk jangka panjang," katanya.