MenKopUKM luncurkan produk susu ikan hasil kemitraan koperasi dan UKM
15 Agustus 2023 18:01 WIB
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki (dua kanan) memegang produk susu sapi ikan pertama di Indonesia yang merupakan hasil kolaborasi antara Koperasi Nelayan Mina Bahari (Indramayu) dengan PT Berikan Teknologi Indonesia di i Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (15/8/2023). ANTARA/HO-KemenkopUKM.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki meluncurkan produk susu ikan pertama di Indonesia yang merupakan hasil kemitraan antara Koperasi Nelayan Mina Bahari (Indramayu) dengan PT Berikan Teknologi Indonesia.
Produksi susu ikan itu sebagai bagian dari perkuatan program hilirisasi produk berbasis komoditas unggulan daerah.
"Ini sesuai dengan program hilirisasi yang melibatkan pelaku koperasi dan UKM, khususnya sektor perikanan, yang sudah digulirkan pemerintah. Ini 100 persen produk asli Indonesia, karena mampu menguasai sektor hulu hingga hilir,” ucap MenKopUKM Teten Masduki melalui keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa.
Menteri Teten yang hadir dalam gelar wicara Merdeka Protein dan Peluncuran Susu Ikan di Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat, itu menuturkan bahwa bahan baku susu ikan tersebut tersedia di pasar lokal. Kemudian, inovasi teknologi, hingga riset dan penelitian sudah dilakukan sendiri.
Kabupaten Indramayu, lanjutnya, akan menjadi miniatur hilirisasi produk perikanan berbasis bahan baku lokal, termasuk untuk turunan produk perikanan lainnya yang bisa dikembangkan.
Baca juga: Teten ingin Universitas Koperasi kembangkan model bisnis koperasi
Baca juga: KemenKopUKM bangun kemitraan strategis petani rempah dan usaha besar
Selain ikan dan susu ikan, katanya, Indramayu juga dikenal seantero dunia sebagai penghasil rumput laut berkualitas terbaik dan banyak inovasi kelas dunia lahir di Indramayu, khususnya di sektor perikanan.
"Hilirisasi berbasis bahan baku ikan sudah dimulai di Indramayu dengan melibatkan koperasi dan UKM. Ini akan terus kita tingkatkan," sebutnya.
Di samping itu, langkah hilirisasi juga dinilainya bisa menjadi menjadi substitusi protein hewani dari sapi dan kambing. Mulai dari ikan segar, produk olahan ikan, dan susu ikan, bisa menjadi substitusi kebutuhan susu nasional yang selama ini masih didominasi produk impor.
Sementara itu, Bupati Indramayu Nina Agustina menyatakan kebanggaannya terkait susu ikan pertama di Indonesia dihasilkan dan diproduksi di Indramayu dan bertekad akan terus mendukung penuh dalam pengembangannya ke depan.
Ia yakni dapat terus meningkatkan status gizi masyarakat dan mampu mengentaskan masalah stunting di wilayahnya.
"Kita mampu memproduksi ikan yang terbesar di Jawa Barat mencapai 40 persen dari total produksi ikan," kata Nina.
Bupati menegaskan melalui pemanfaatan olahan hasil laut, ikan diolah menjadi aneka makanan atau asupan yang disukai anak-anak.
"Yang tadinya tidak suka ikan, anak-anak akan suka. Saya yakin, nantinya anak-anak Indramayu dan Indonesia akan sehat bergizi menuju Indonesia bebas stunting," ucap dia.
Baca juga: MenKopUKM minta perbankan tingkatkan pembiayaan produksi
Baca juga: MenKopUKM jajaki kerja sama pengolahan hasil perikanan dengan Jepang
Produksi susu ikan itu sebagai bagian dari perkuatan program hilirisasi produk berbasis komoditas unggulan daerah.
"Ini sesuai dengan program hilirisasi yang melibatkan pelaku koperasi dan UKM, khususnya sektor perikanan, yang sudah digulirkan pemerintah. Ini 100 persen produk asli Indonesia, karena mampu menguasai sektor hulu hingga hilir,” ucap MenKopUKM Teten Masduki melalui keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa.
Menteri Teten yang hadir dalam gelar wicara Merdeka Protein dan Peluncuran Susu Ikan di Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat, itu menuturkan bahwa bahan baku susu ikan tersebut tersedia di pasar lokal. Kemudian, inovasi teknologi, hingga riset dan penelitian sudah dilakukan sendiri.
Kabupaten Indramayu, lanjutnya, akan menjadi miniatur hilirisasi produk perikanan berbasis bahan baku lokal, termasuk untuk turunan produk perikanan lainnya yang bisa dikembangkan.
Baca juga: Teten ingin Universitas Koperasi kembangkan model bisnis koperasi
Baca juga: KemenKopUKM bangun kemitraan strategis petani rempah dan usaha besar
Selain ikan dan susu ikan, katanya, Indramayu juga dikenal seantero dunia sebagai penghasil rumput laut berkualitas terbaik dan banyak inovasi kelas dunia lahir di Indramayu, khususnya di sektor perikanan.
"Hilirisasi berbasis bahan baku ikan sudah dimulai di Indramayu dengan melibatkan koperasi dan UKM. Ini akan terus kita tingkatkan," sebutnya.
Di samping itu, langkah hilirisasi juga dinilainya bisa menjadi menjadi substitusi protein hewani dari sapi dan kambing. Mulai dari ikan segar, produk olahan ikan, dan susu ikan, bisa menjadi substitusi kebutuhan susu nasional yang selama ini masih didominasi produk impor.
Sementara itu, Bupati Indramayu Nina Agustina menyatakan kebanggaannya terkait susu ikan pertama di Indonesia dihasilkan dan diproduksi di Indramayu dan bertekad akan terus mendukung penuh dalam pengembangannya ke depan.
Ia yakni dapat terus meningkatkan status gizi masyarakat dan mampu mengentaskan masalah stunting di wilayahnya.
"Kita mampu memproduksi ikan yang terbesar di Jawa Barat mencapai 40 persen dari total produksi ikan," kata Nina.
Bupati menegaskan melalui pemanfaatan olahan hasil laut, ikan diolah menjadi aneka makanan atau asupan yang disukai anak-anak.
"Yang tadinya tidak suka ikan, anak-anak akan suka. Saya yakin, nantinya anak-anak Indramayu dan Indonesia akan sehat bergizi menuju Indonesia bebas stunting," ucap dia.
Baca juga: MenKopUKM minta perbankan tingkatkan pembiayaan produksi
Baca juga: MenKopUKM jajaki kerja sama pengolahan hasil perikanan dengan Jepang
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023
Tags: