“Jadi kami sudah sampaikan memang ada sektor-sektor tertentu yang tidak memungkinkan untuk WFH. Memang semenjak pandemi, kita sudah belajar mana yang bisa (WFH). Masih ada juga sektor tertentu yang masih hybrid tapi memang ada yang memang tidak bisa,” katanya ditemui di Jakarta, Selasa.
Menurut Shinta, jika mau dikaitkan dengan masalah polusi udara yang belakangan memburuk, solusinya tidak hanya bisa dipecahkan dari sisi transportasi.
Sektor transportasi hanya satu di antara banyak penyebab tingginya polusi, khususnya di Ibu Kota.
Baca juga: Pemprov DKI terapkan sistem kerja hibrida WFO-WFH mulai September
Ia pun telah mengimbau para pengusaha yang bisa menerapkan sistem WFH agar bisa diatur dengan baik. Di sisi lain, aspek lain yang seperti penerapan konsep hijau dalam operasional usaha juga perlu dikedepankan.
Shinta menekankan saat ini sudah banyak perusahaan yang menerapkan WFH atau jam kerja fleksibel kepada para pekerjanya.
Baca juga: APINDO: Partisipasi investor lokal penting dalam pembangunan IKN
Ia mengatakan kondisi pandemi pada 2020 lalu memberikan pelajaran berharga soal sistem kerja hybrid yang ternyata cukup efektif dalam menunjang kinerja perusahaan.Baca juga: APINDO: Partisipasi investor lokal penting dalam pembangunan IKN
“Jadi hybrid system kerjanya. Sistem hybrid ini kami lakukan untuk jenis pekerjaan mana yang bisa fleksibel mungkin sehingga dia tidak perlu ke kantor tiap hari sesuai jam kantor. Penerapan flexible working hours itu juga sudah mulai. Ada banyak organisasi yang sudah mulai juga,” katanya.