Jakarta (ANTARA News) - Hubungan kerja sama antara pengusaha Prefektur Ehime, Jepang, dengan Indonesia yang dijembatani BNI merupakan fase baru, kata Ketua Komite Indonesia-Jepang Kamar Dagang dan Industri Indonesia Sony B Harsono.

"Bila sebelumnya investasi Jepang di Indonesia didominasi perusahaan multinasional besar, kini yang akan berinvestasi adalah perusahaan skala menengah," kata Sony B Harsono di Jakarta, Rabu.

Karena itu, Sony mengatakan perusahaan-perusahaan tersebut memerlukan "parenting and counseling" untuk mempermudah mereka dalam berinvestasi di Indonesia. Dia berharap, BNI bisa mengambil peran itu, tidak sekedar menjadi fasilitator dan penyedia dana saja.

Menurut Sony, perusahaan-perusahaan dari Prefektur Ehime itu perlu mendapat pemahaman mengenai permasalahan perburuhan dan perpajakan serta mekanisme pendirian bisnis.

"Perusahaan-perusahaan tersebut tentu berharap bisa memperkecil risiko yang terjadi dalam melakukan investasi di Indonesia. Dalam hal ini, KADIN terbuka untuk membantu," tuturnya.

Sony mengatakan bagi perusahaan-perusahaan skala menengah, kerugian finansial akan berimbas sangat negatif. Karena itu, perusahaan-perusahaan dari Prefektur Ehime itu perlu dibantu mengenal skema investasi di Indonesia dan menekan risiko serendah-rendahnya.

Sony B Harsono menjadi salah satu pembicara dalam diskusi panel bertema "Tantangan dan Peluang Investasi di Indonesia" yang diadakan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk di Gedung BNI Jalan Sudirman, Jakarta Pusat.

Selain Sonny, pembicara lainnya adalah Direktur Utama PT BNI (Persero) Tbk Gatot Suwondo, Gubernur Prefektur Ehime, Jepang Tokihiro Nakamura dan Ketua Kamar Dagang dan Industri Prefektur Ehime Shozo Shiriasi.

Kemudian, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib Basri, Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Jepang Rahmat Gobel dan Sekretaris Direktorat Jenderal Kerjasama Industri Internasional Dyah Winarni Pujiwati.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) menjalin kerja sama dengan Pemerintah Prefektur Ehime, Jepang, untuk menjembatani kerja sama antara pengusaha Jepang dan Indonesia.

Usai diskusi panel, delegasi Prefektur Ehime yang terdiri atas 14 perusahaan dipertemukan dengan 35 perusahaan Indonesia yang merupakan nasabah BNI dan 20 pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) untuk mengeksplorasi potensi kerja sama antarpelaku bisnis secara riil.