Garut (ANTARA News - Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono menyatakan kondisi Gunung Guntur Kabupaten Garut Jawa Barat sudah beberapa kali mengalami kondisi kritis ditandai dengan adanya gempa tremor secara terus menerus.

"Ini kritis apalagi 150 tahun tidak pernah meletus," kata Surono saat meninjau langsung Pos Pengamatan Gunung Guntur Kampung Cukangkawung, Desa Sirnajaya, Kecamatan Tarogong Kaler, Garut, Selasa.

Ia mengatakan hasil pengamatan gempa tremor Gunung Guntur sudah terjadi sebanyak tiga kali berawal sejak ditingkatkannya status normal menjadi waspada, Selasa 2 Apri 2013.

Selanjutnya, kata Surono, gempa tremor terjadi kembali Sabtu (6/4) dan Minggu (7/4) secara terus menerus dan terakhir, Selasa tercatat hingga pukul 13.00 WIB kembali terjadi tremor.

Ia menjelaskan jika status Gunung Guntur menunjukan aktivitas tremor berarti perlu diwaspadai khawatir akan terjadi letusan seperti gunung aktif lainnya.

"Ini adalah babak terakhir, meletus, di gunung api lain kalau sudah tremor, itu sudah meleduk," jelasnya.

Namun tremor itu, kata Surono, belum dapat membuat Gunung Guntur meletus karena ada faktor lain seperti adanya penyumbatan di puncak gunung yang mampu menahan energi letusan.

Menurut dia, jika terjadi letusan gunung terbesar di Garut itu diperkirakan akan berlangsung hingga satu bulan.

"Letusan Guntur itu punya sejarah besar, itu yang saya khawatirkan, mudah-mudahan kritis ini tidak menjadi letusan," katanya.

Ia merekomendasikan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) agar segera melakukan upaya meningkatkan pendidikan tanggap bencana kepada masyarakat untuk mengurangi dampak resiko bencana.

Upaya BPBD itu, kata Surono sebagai antisipasi apabila benar terjadi letusan, maka masyarakat sekitar Gunung Guntur dapat mengungsi ke lokasi radius aman.

"Risikonya bisa dikurangi bagaimana mengantisipasinya, ke arah mana mengungsinya, saya minta BPBD mendidik dan melatih masyarakat mau berbagi ruang dan waktu andaikan gunung meletus," katanya.