"Pada tahun 2022 lalu, nilai ekonomi digital ASEAN mencapai 194 miliar dolar AS di mana Indonesia menguasai 40 persen dari nilai tersebut," katanya dalam Indonesia Retail Summit (IRS) 2023, di Jakarta, Senin.
Menurut Edwin, dengan populasi sebesar 679 juta jiwa atau 8 persen dari total penduduk dunia, ASEAN punya potensi pasar yang besar dan menjanjikan bagi dunia usaha, termasuk ritel.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi juga telah mempermudah akses konsumen terhadap produk dan jasa serta menciptakan peluang bisnis yang baru.
Terlebih, kehadiran e-Commerce dan juga platform perdagangan online telah mengubah wajah ritel ASEAN.
"Peningkatan penetrasi internet dan penggunaan smartphone menyebabkan perdagangan elektronik berkembang sangat pesat dan menciptakan peluang baru bagi pengusaha dan pelaku bisnis di kawasan ini," katanya pula.
Pada sisi lain, pertumbuhan negara-negara ASEAN yang stabil ikut mempengaruhi perkembangan sektor ritel.
"Pertumbuhan ekonomi sebagian negara ASEAN berada di atas rata-rata pertumbuhan dunia, yakni 3,1 persen. Malaysia, Vietnam, Filipina, Kamboja, Singapura, dan Indonesia mencatatkan pertumbuhan di kisaran 3,8 sampai dengan 8,7 persen," katanya pula.
Indonesia juga dinilai ikut berperan dalam menyusun kerja sama perdagangan internasional yang memiliki dampak signifikan.
Ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai 150 miliar dolar AS atau setara Rp2.333 triliun pada tahun 2025, sehingga potensial menjadi instrumen yang mampu memulihkan ekonomi nasional.
Baca juga: Kemenko Ekonomi: Platform digital tingkatkan inklusi keuangan desa
Baca juga: OJK dorong perkembangan ekonomi digital RI lewat keuangan inklusif