Buah mangrove bisa jadi tepung kue
9 April 2013 17:25 WIB
Dua nelayan melintas di sekitar hutan mangrove di kawasan Tambak Wedi, Surabaya, Jatim, Rabu (30/11). Menurut Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2011 luas hutan mangrove Surabaya mencapai 2.500 hektare dari perbatasan Sidoarjo sampai Kenjeran.(FOTO ANTARA/M Risyal Hidayat)
Jakarta (ANTARA News) - Buah mangrove ternyata bisa "disulap" menjadi tepung untuk bahan baku berbagai penganan terutama kue, demikian hasil penelitian Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) Kementerian Perindustrian.
"Selama ini, pemanfaatan buah mangrove secara konvensional hanya dimasak, belum dilakukan penelitian secara 'ultimate' (mutakhir)," kata Kepala BBTPI Sudarto dalam seminar diseminasi hasil litbang yang bertajuk "Peran Balai Besar Teknologi Penvegahan Pencemaran Industri dalam Mewujudkan Hilirisasi Industri Hijau" di Kementerian Perindustrian di Jakarta, Selasa.
Menurut Sudarto belum banyak dilakukan analisa kualitas komposisi senyawa yang terkandung dalam buah mangrove seperti berapakah kandungan klorofil, vitamin C, HCN, dan gluten.
Selan itu, potensi buah mangrove ini belum dimanfaatkan skala unit produksi UKM atau mikro melalui kelompok usaha bersama yang disesuaikan dengan sentra mangrove.
"Potensi buah mangrove ini cukup besar, terutama di Jawa tengah dan Jawa Timur, namun belum dimanfaatkan secara kesinambungan untuk pelestarian produksi dan tanaman mangrove," katanya.
Dia menyebutkan proses pembuatan tepung tersebut dimulai dari perajangan buah mangrove, ekstraksi tanin dan HCN, pengeringan, penggilingan, pengayakan, pengemasan dan menjadi tepung mangrove yang siap dipasarkan.
"Tepung ini merupakan produk antara, yakni antara bahan baku buah bangrove dan produk hilir, yaitu produk jadi seperti kue, 'cookies', keripik dan makanan siap konsumsi lainnya," katanya.
Sudarto menjelaskan penelitian teknologi pengolahan buah mangrove menjadi tepung tersebut berdasarkan model dan variabel yang berpengaruh terhadap kualitas tepung yang dihasilkan.
"Rancang bangun mesin dan peralatan dengan skala atau kapasitas tertentu diterapkan pada setiap kelompok pengelola mangrove di masing-masing tempat," katanya.
Pengelolaan buah mangrove tersebut juga merupakan hasil integrasi akademisi, pengusaha, pemerintah dan masyarakat.
Sementara itu, Wakil Menteri Perindustrian Alex SW Retraubun menilai tepung yang dibuat dari buah mangrove merupakan penemuan strategis.
"Ini merupakan penemuan strategis dan komoditas ini sangat membantu untuk ketahanan pangan kita dan rasa kue dari tepung mangrove itu enak sekali," katanya.
"Selama ini, pemanfaatan buah mangrove secara konvensional hanya dimasak, belum dilakukan penelitian secara 'ultimate' (mutakhir)," kata Kepala BBTPI Sudarto dalam seminar diseminasi hasil litbang yang bertajuk "Peran Balai Besar Teknologi Penvegahan Pencemaran Industri dalam Mewujudkan Hilirisasi Industri Hijau" di Kementerian Perindustrian di Jakarta, Selasa.
Menurut Sudarto belum banyak dilakukan analisa kualitas komposisi senyawa yang terkandung dalam buah mangrove seperti berapakah kandungan klorofil, vitamin C, HCN, dan gluten.
Selan itu, potensi buah mangrove ini belum dimanfaatkan skala unit produksi UKM atau mikro melalui kelompok usaha bersama yang disesuaikan dengan sentra mangrove.
"Potensi buah mangrove ini cukup besar, terutama di Jawa tengah dan Jawa Timur, namun belum dimanfaatkan secara kesinambungan untuk pelestarian produksi dan tanaman mangrove," katanya.
Dia menyebutkan proses pembuatan tepung tersebut dimulai dari perajangan buah mangrove, ekstraksi tanin dan HCN, pengeringan, penggilingan, pengayakan, pengemasan dan menjadi tepung mangrove yang siap dipasarkan.
"Tepung ini merupakan produk antara, yakni antara bahan baku buah bangrove dan produk hilir, yaitu produk jadi seperti kue, 'cookies', keripik dan makanan siap konsumsi lainnya," katanya.
Sudarto menjelaskan penelitian teknologi pengolahan buah mangrove menjadi tepung tersebut berdasarkan model dan variabel yang berpengaruh terhadap kualitas tepung yang dihasilkan.
"Rancang bangun mesin dan peralatan dengan skala atau kapasitas tertentu diterapkan pada setiap kelompok pengelola mangrove di masing-masing tempat," katanya.
Pengelolaan buah mangrove tersebut juga merupakan hasil integrasi akademisi, pengusaha, pemerintah dan masyarakat.
Sementara itu, Wakil Menteri Perindustrian Alex SW Retraubun menilai tepung yang dibuat dari buah mangrove merupakan penemuan strategis.
"Ini merupakan penemuan strategis dan komoditas ini sangat membantu untuk ketahanan pangan kita dan rasa kue dari tepung mangrove itu enak sekali," katanya.
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013
Tags: