Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Pengkajian Iklim dan Mutu Industri Arryanto Sagala menilai masyarakat Indonesia masih beranggapan bahwa produk luar negeri lebih baik dari produk dalam negeri atau "import minded".




"Pola pikir masyarakat kita masih 'import minded' karena produk impor dinilai memiliki kualitas lebih baik dan dengan harga yang murah," katanya dalam pidato pembukaan pameran hasil litbang industri yang bertema "Peran Balai Litbang dalam Mendukung Daya Saing Industri Nasional" di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa.




Arryanto menambahkan, meski pemerintah telah mencanangkan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam negeri (P3DN) yang tertuang dalam Inpres Nomor 2 Tahun 2009, masyarakat tetap memilih produk impor.




"Sebetulnya P3DN itu merupakan langkan untuk mengatasi ancaman maraknya produk impor, tertapi arus globalisasi dan perdagangan bebas sekarang ini berlangsung tanpa ada hambatan yang berarti," katanya.




Karena itu, dia mengimbau kepada masyarakat untuk membatasai ketergantungan terhadap produk impor.




"Anggapan 'import minded' harus dikikis melalui kerjasama berbagai pihak antara pemerintah, pengusaha, akademisi dan masyarakat," katanya.




Selain itu, upaya tersebut juga sejalan dengan komersialisasi produk dalam negeri yang di antaranya merupakan hasil litbang dalam mempertimbangkan ukuran pasar dalam negeri yang demikian besar.




"Sehingga, para pengusaha lokal memiliki kesempatan untuk berkembang dalam mengisi pasar dalam negeri," katanya.




Dengan demikian, dia berharap, hasl tersebut dapat secara bertahap meningkatkan kualitas yang lebih baik dengan harga yang kompetitif dan dapat bersaing di pasar ekspor.